Dark/Light Mode

Tempat Sampah Pintar: Teknologi Ekonomi Sirkular Solusi Pengelolaan Sampah

Jumat, 12 April 2024 17:30 WIB
Tampilan fisik prototipe dan halaman web (Sumber: Pribadi)
Tampilan fisik prototipe dan halaman web (Sumber: Pribadi)

Pengelolaan Sampah di Jawa Barat

Ditemukan bahwanya pada tahun 2021 permasalahan ini menjadi semakin buruk. Jawa Barat memproduksi 35.000 ton sampah per hari. Namun, baru sekitar 40 persen yang bisa dikelola (Tatang, 2021).

Dampak dari permasalahan sampah yang belum optimal pengelolaannya menyebabkan sampah semakin menumpuk setiap harinya utamanya pada Tempat Pemrosesan Akhir (TPA), namun tidak berakhir sampai situ ada permasalahan yang terjadi dikarenakan penumpukan sampah itu yaitu kebakaran TPA Sarimukti. Penyebab dari kebakaran tersebut diduga karena adanya pemulung yang membuang putung rokok sembarangan, dan ada warga yang menduga hal ini terjadi dikarenakan gas metan yang tidak teralirkan dengan baik (BBC News Indonesia, 2023). Namun yang terburuknya adalah kejadian ini menyebabkan banyak kerugian seperti 12 hektar area terbakar, 7 sekolah diliburkan, 3 desa tercemar asap, dan puluhan warga alami infeksi saluran pernapasan akut (Kompas, 2023).

Tentu saja dari kejadian yang disebabkan permasalahan pengelolaan sampah tersebut pemerintah mengeluarkan sebuah program baru untuk mengatasinya salah satunya yaitu aplikasi Octopus. Dengan tujuan, untuk mengurangi pencemaran lingkungan, Pemerintah Provinsi Jawa Barat menerapkan pengelolaan sampah berbasis aplikasi digital untuk didaur ulang (Tatang, 2021).

Pada awal aplikasi ini diluncurkan untuk masyarakat umum, aplikasi ini mendapatkan banyak pujian dari masyarkat karena berfungsi dengan baik dan sesuai dengan apa yang pemerintah sampaikan. Akan tetapi, kelemahan dari program ini banyak ditemukan setelah beberapa bulan aplikasi ini berjalan yaitu berupa konsistensi dalam pelayanannya. Sehingga untuk saat ini program pemerintah yang memiliki potensi bagus dalam mengatasi masalah ini yaitu program bank sampah. Bank sampah merupakan solusi yang terlihat ideal dan praktis untuk mengurangi sampah rumah tangga sekaligus memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat dan pengelola (Rukuh, 2020).

Bank Sampah dan Permasalahan Baru yang Muncul

Baca juga : CCEP Indonesia Gandeng 15 Pesantren, Gelar Workshop Pengelolaan Sampah

Meskipun bank sampah dapat mengatasi permasalahan penumpukan sampah yang terjadi di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) dan memberikan keuntungan ekonomi kepada masyarakat yang menggunakan program ini, tentu saja solusi ini bukanlah tanpa celah. Program bank sampah pada awalnya dibuat oleh pemerintah untuk mengurangi sampah rumah tangga dan juga bisa menjadi nilai ekonomi untuk masyarakat. Namun dibalik program yang sangat brilian ini pemerintah menemukan permasalahan baru yang menghambat program ini berupa masyarakat yang belum terbiasa dan merasa rugi untuk memilah sampah.

Tempat Sampah Pintar: Menumbuhkan Kesadaran Generasi Muda Mengelola Sampah dan Mendukung Program Bank Sampah Menjadi Lebih Efektif

Menjawab permasalahan kurangnya kesadaran masyarakat dalam memilah dan mengelola sampah yang telah disampaikan di atas tadi, disini kami menghadirkan Tempat Sampah Pintar. Tempat Sampah Pintar merupakan tempat sampah yang dilengkapi dengan sistem Internet of Things (IoT) dan sensor elektronik yang membuat tempat sampah ini dapat berfungsi dengan otomatis, juga dilengkapi perangkat elektronik sehingga dapat berbicara. Tempat Sampah Pintar ini sudah diprogram sehingga mampu untuk membedakan jenis sampah (Organik, Anorganik dan B3) hanya dengan menaruh sampah di depan sensor agar dapat diidentifikasi. Dan sistem Internet of Things (IoT) pada produk ini sendiri berfungsi untuk mencatat setiap sampah yang dibuang menjadi data pada halaman web.

Tujuan dari Tempat Sampah Pintar ini yaitu untuk meningkatkan kesadaran generasi muda atau siswa/i di sekolah agar memahami cara memilah dan mengelola sampah, salah satunya yaitu dengan adanya Tempat Sampah Pintar di sekolah dapat membuat siswa/i lebih tertarik membuang sampah pada tempatnya dan secara tidak langsung belajar cara memilah sampah. Alasan mengapa kami menjadikan siswa/i di sekolah untuk memahami pentingnya memilah sampah dan mengelola sampah karena apabila mereka telah mempelajarinya dari sekolah secara tidak langsung kebiasaan ini dapat mempengaruhi orang-orang di sekitar rumahnya untuk melakukan hal yang sama ataupun dapat mempengaruhi kebiasaan orang tuanya sehingga permasalahan tidak terbiasa memilah sampah di lingkungan masyarakat dapat diatasi dan mampu mempengaruhi tingkat keberhasilan dari program bank sampah.

Hasil dari Prototipe yang Berhasil Dibuat dan Uji Coba Penggunaannya

Produk Tempat Sampah Pintar ini sudah pernah kami buat prototipenya yang dimana dapat berfungsi sesuai yang kami inginkan namun dalam skala sederhananya, berikut merupakan tampilan produk dalam skala prototipe.

Baca juga : Tahan Gejolak Ekonomi, Bitcoin Jadi Solusi Alternatif Investasi

(Gambar 1: Tampilan Fisik Prototipe, Sumber: Pribadi) 

Pada skala prototipe ini kami membuat Tempat Sampah Pintar dalam bentuk fisik dan sudah dilengkapi sistem Internet of Things (IoT), juga memiliki halaman web untuk menampilkan data sampah yang telah dibuang pada tempat sampah ini.

(Gambar 2: Tampilan Halaman Web, Sumber: Pribadi)

Dan prototipe Tempat Sampah Pintar ini telah kami lakukan uji coba pada sebuah acara yaitu Kompetisi Robotic Creation Challenge (RCC) 2023, hasil yang kami dapatkan dari uji coba pada acara ini terbilang sangat memuaskan karena sesuai dengan tujuan kami yaitu menarik generasi muda atau siswa/i untuk membuang sampah pada tempatnya dan total data yang terkumpul ada 560 sampah yang terkumpulkan.

(Gambar 3: Tampilan Data Pada Web, Sumber: Pribadi)

Alur Operasional Tempat Sampah Pintar

Tempat Sampah Pintar merupakan sebuah lambang bagi kami bahwanya kita dapat memberikan suatu dampak baik yang besar, apabila kita mau memulainya dari perilaku sederhana yaitu membuang sampah pada tempatnya. Dan tentunya untuk bisa mencapai tujuan tersebut Tempat Sampah Pintar membutuhkan keterlibatan dari generasi muda. Juga sekolah merupakan menjadi tempat yang kami utamakan dalam menjalankan produk ini. Apabila sudah bisa diterapkan di sekolah kami juga telah memiliki sebuah sistem yang menarik dan meningkatkan semangat siswa/i dalam membuang dan memilah sampah yaitu sistem poin.

Baca juga : Peringati Hari Sampah, Le Minerale Dukung Pembangunan Bank Sampah

Sistem poin ini dijalankan dengan cara membedakan 3 Tempat Sampah Pintar untuk masing-masing tingkatan di sebuah sekolah seperti pada smp terdapat kelas 7, 8 dan 9. Data yang terpisah sesuai tingkatan kelas pada suatu sekolah itu dengan tujuan pada akhir semester data yang terkumpul pada setiap tingkatan akan diolah dan tingkatan kelas dengan poin terbanyak akan diberikan apresiasi oleh pihak sekolah. Lalu sampah yang terkumpul dan sudah terpilah sesuai jenisnya dapat dijual ke bank sampah sehingga menciptakan sebuah ekonomi sirkular.

Tempat Sampah Pintar dan Sustainable Development Goals

Tempat Sampah Pintar bertujuan agar terdapatnya perubahan pada tingkat kesadaran masyarakat dalam membuang dan memilah sampah, dan hal ini dimulai dari menarik generasi muda terbiasa dengan kebiasaan ini. Oleh sebab itu, Tempat Sampah Pintar mendukung Sustainable Development Goals khususnya pada poin ke-8 dan ke-12, yaitu pertumbuhan ekonomi dan konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab. Selain itu, secara tidak langsung, Tempat Sampah Pintar berkomitmen dalam mewujudkan SDGs poin ke-6, ke-11, ke-13, ke-14, dan ke-15. Dengan dukungan dari pemerintah untuk diterapkan di sekolah-sekolah, Tempat Sampah Pintar dapat turut meningkatkan kesadaran generasi muda dalam memilah dan mengelola sampah sehingga dapat menciptakan lingkungan yang bersih dan terjaga.

Penutup

Tempat Sampah Pintar merupakan tempat sampah yang dilengkapi dengan sistem Internet of Things (IoT) dan sensor elektronik, juga dapat berbicara. Dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran dalam memilah dan mengelola sampah. Tempat Sampah Pintar melibatkan generasi muda atau siswa/i untuk terbiasa dengan membuang sampah pada tempatnya dan memilah sampah. Dan mampu menciptakan ekonomi sirkular dikarenakan sampah yang terkumpul akan dijual ke bank sampah. Dengan demikian, Tempat Sampah Pintar berkomitmen dalam mewujudkan SDGs poin ke-6, ke-11, ke-13, ke-14, dan ke-15.

Josua Pardamean Simangunsong
Josua Pardamean Simangunsong
Inventor Muda

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.