Dark/Light Mode

Eco-Mobility Evolution: Indonesia Net Zero Dengan Elektrifikasi Transportasi

Minggu, 14 April 2024 17:35 WIB
Ilustrasi Energi Terbaharukan (Sumber: freepik.com)
Ilustrasi Energi Terbaharukan (Sumber: freepik.com)

Pendahuluan

Pada tahun 2021, pada sesi ke-75 Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa, China mengusulkan konsep karbon netral. Konsep ini dilatarbelakangi oleh tingkat pemanasan global yang makin menonjol di dunia. Hal ini menyebabkan naiknya permukaan air laut, kerusakan ekosistem laut dan lebih banyak bencana alam, dan berbagai masalah-masalah lain.

Laporan perubahan iklim telah dirilis oleh organisasi Internasional bernama Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC) pada tahun 2022. di dalam laporan tersebut, ditemukan penemuan yang mengkhawatirkan. Ditemukan bahwa perubahan iklim akan meningkat di seluruh dunia. Perubahan ini membawa dampak buruk seperti kenaikan suhu global, gelombang panas, musim panas yang lebih panjang, musim dingin yang lebih pendek, dan bencana alam yang ekstrem. Pencegahan dampak-dampak yang merugikan, semua negara di seluruh dunia melakukan upaya terus-menerus untuk mencapai karbon netral dan membuat keberlanjutan lingkungan.

Inti Pembicaraan

Fact sheet konferensi Transportasi Berkelanjutan Global PBB yang kedua menunjukkan bahwa pada tahun 2021, emisi CO2 dari sektor transportasi yang didominasi oleh kendaraan pribadi, menyumbang sekitar 30% dari total emisi di negara maju dan sekitar 23% secara global. Meskipun ada kemajuan dalam energi terbarukan, bahan bakar fosil masih menyumbang 95% dari konsumsi energi transportasi dunia.

Ketergantungan pada bahan bakar fosil ini berkontribusi secara signifikan terhadap emisi gas rumah kaca, dengan sektor transportasi sendiri menyumbang sekitar seperempat dari emisi tersebut. Tercatat 45% negara di dunia, transportasi merupakan sumber utama emisi terkait energi, sementara di negara lainnya, sektor ini menempati peringkat kedua terbesar. Namun, ada harapan untuk mengurangi emisi secara signifikan melalui elektrifikasi transportasi. Tahun demi tahun telah berlalu, perkembangan bidang elektrifikasi transportasi makin berkembang. Hal ini dibuktikan dengan produksi transportasi listrik yang tiap tahunnya makin tinggi. Jangkauan transportasi yang makin panjang, hingga daya baterai yang makin lama. Dengan menerapkan kendaraan hibrida baterai dan plug-in secara luas, perkiraan menunjukkan potensi pengurangan lebih dari 60 miliar ton CO2 antara tahun 2021 dan 2050 dengan mencapai pangsa pasar 60% di jalan raya.

Di Manakah Indonesia?

Namun, yang menjadi pertanyaan. Bagaimana kita sebagai bangsa Indonesia, menerapkan konsep net zero ini? Indonesia adalah pasar mobil terbesar di ASEAN yang berarti, Indonesia memiliki kontribusi yang tinggi untuk mengurangi emisi CO2 di Asia tenggara. Hal ini bisa dicapai ketika masyarakat Indonesia beralih ke kendaraan bertenaga listrik. Upaya peralihan tersebut telah dilakukan sejak tahun 2019 Indonesia mulai menerapkan kebijakan EV, berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai untuk Angkutan Jalan. Regulasi ini mendorong produsen lokal untuk memproduksi kendaraan listrik serta memperluas jangkauan dari stasiun pengisian kendaraan listrik.

Tantangan dan Rintangan

Tentu, peralihan ini tidak datang tanpa tantangan. Tantangan tersebut tersebar dari sisi produksi, sisi harga, hingga sisi infrastruktur. Tantangan yang dihadapi oleh sisi produksi adalah biaya dan risiko. Untuk memproduksi sebuah kendaraan listrik, diperlukan biaya yang tinggi serta risiko yang tinggi. biaya yang tinggi ini disebabkan oleh pembuatan baterai mobil listrik melibatkan campuran bahan baku termasuk aluminium, tembaga, besi, kobalt, nikel, mangan, grafit, dan lithium. Bahan-bahan inilah yang berkontribusi pada biaya produksi yang tinggi.

Selain biaya yang tinggi, produksi kendaraan listrik juga beresiko tinggi. Mengingat kembali bahwa kendaraan listrik adalah teknologi baru yang masih jauh dari kata sempurna, maka segi kualitas dan keamanan masih perlu perkembangan. risiko yang ada dalam produksi ini antara lain keamanan kerja, kualitas hasil, bahan mentah yang sulit didapat, dan masalah asuransi.

Dari sisi harga, mobil listrik cenderung lebih mahal daripada mobil berbahan bakar fosil. Hal ini disebabkan oleh sisi produksi mobil listrik itu sendiri serta teknologi yang digunakan lebih kompleks. Teknologi yang digunakan tidak bisa ditawar murah karena mobil listrik mengandalkan sistem dan komponen yang kompleks untuk bisa bekerja, seperti motor listrik, sistem manajemen baterai, dan infrastruktur pengisian daya, yang masih relatif baru.

Tantangan yang terakhir adalah infrastruktur. Infrastruktur dan mobil listrik tidak dapat hidup sendiri dan perlu diakui, bahwa infrastruktur kendaraan listrik seperti stasiun pengisian baterai dan service center untuk mobil listrik di Indonesia masih sangat kurang. Hal ini disebabkan geografi Indonesia yang beragam serta luas dan kurangnya pemerataan yang dilakukan.

Adakah Harapan?

Dibalik tantangan dan masalah yang ada, masih ada solusi dan jawaban. Manusia akan terus mengembangkan teknologi sampai teknologi itu mendekati atau telah sempurna. Pada akhir tahun 2023. sebuah inovasi menggertak. Perusahaan bernama Sila berhasil menciptakan baterai kendaraan listrik berbahan silikon bubuk. Penemuan ini dinamai Titan Silicon.Titan Silicon meningkatkan kepadatan energi sebesar 20% dari sel terbaik di industri dan akan mencapai kenaikan sebesar 40% pada rilis selanjutnya. Kenaikan ini dapat dicapai tanpa mengurangi masa pakai atau keamanan siklus, dengan membatasi pembengkakan sejajar dengan grafit. Secara singkat, Titan Silicon jauh lebih efektif daripada baterai berbahan dasar grafit.

Berkembangnya teknologi memengaruhi segi produksi, seiring dengan makin efisiennya proses produksi, harga mobil listrik diperkirakan akan turun yang menyebabkan bertambahnya konsumen. Efek domino ini tercipta berkat inovasi dan kerja keras peneliti. Pemanasan global bukanlah hal yang bisa disepelekan. Seluruh manusia di bumi, dari seorang peneliti yang bekerja di laboratorium, politisi yang menandatangani kebijakan industri hingga kita yang menggunakan transportasi umum untuk pergi bekerja atau sekolah.

Semua orang berusaha keras di bidangnya masing masing untuk mengobati bumi kita. Pelajaran yang bisa didapat adalah, tidak peduli seberat apa tantangan yang di depan kita, tidak peduli seberapa parah risiko yang akan datang. Manusia akan terus mencari cara, manusia akan terus berinovasi. Karena kita, memiliki tugas yang sama. Untuk menjaga bumi tempat kita tinggal, menjaga negara yang kita hormat, dan menjaga orang-orang yang kita cinta.

Daftar Pustaka

Baca juga : Bamsoet Tegaskan, Indonesia Terus Dukung Kemerdekaan Palestina

10 Causes of Global Warming. (n.d.). 10 Causes of Global Warming. Retrieved April 14, 2024, from https://www.humanrightscareers.com/issues/causes-of-global-warming/ 

Climate Change 2022: Impacts, Adaptation and Vulnerability - IPCC Working Group II contribution to the Sixth Assessment Report. (2022, April 14). Climate Change 2022: Impacts, Adaptation and Vulnerability - IPCC Working Group II contribution to the Sixth Assessment Report. https://www.ipcc.ch/report/ar6/wg2/figures/ 

Panasonic’s New Powder-Powered Batteries Will Supercharge EVs. Wired. Retrieved April 14, 2024, from https://www.wired.com/story/panasonic-powder-powered-silicone-ev-batteries/  

Baca juga : Budi Arie Sinergikan Transformasi Digital

Junhao Dai, The Need for Transportation Electrification: Root Causes and Limitations. 43, 168–174. https://doi.org/10.54097/hset.v43i.7417 

Tantangan Pengembangan Mobil Listrik Menuju Transportasi Berkelanjutan di Indonesia. (n.d.). Tantangan Pengembangan Mobil Listrik Menuju Transportasi Berkelanjutan di Indonesia. 14(1), 32–39. https://doi.org/10.55511/jpsttd.v14i1.605 

Titan Silicon: Next-Generation Battery Materials. (2024, April 14). Titan Silicon: Next-Generation Battery Materials. https://www.silanano.com/our-solutions/titan-silicon-anode 

Baca juga : Menkes: Indonesia Sehat Bisa Diwujudkan Dengan Transformasi Kesehatan

Why are electric cars more expensive?. Retrieved April 14, 2024, from https://www.electriccarscheme.com/blog/why-are-electric-cars-more-expensive 

Wendy Pratama Lacosta
Wendy Pratama Lacosta
Wendy Pratama Lacosta

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.