Dark/Light Mode

Barter Dengan Gula Dan Beras

India Kasih Korting Bea Sawit

Selasa, 5 November 2019 09:21 WIB
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto {Foto:Rhendy/RM)
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto {Foto:Rhendy/RM)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemerintah India menyetujui revisi harga bea masuk (BM) ekspor sawit dari Indonesia. Persetujuan ini diberikan karena Indonesia akan membeli beras dan gula dalam bentuk raw sugar dari Negeri Bollywood.

Bea masuk Crude Palm Oil (CPO) maupun Refined, Bleached and Deodorised (RDB) sawit Indonesia, sekarang setara dengan Malaysia.Sebelumnya, ada perbedaan bea masuk 5 persen antara CPO Indonesia dengan Malaysia. 

Menteri Koordinator bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) Airlangga Hartarto menerangkan, revisi besaran bea ekspor ini setelah ada persyaratan yang diajukan India ke Indonesia. 

Negara itu meminta Indonesia untuk membeli beras dan gula dalam bentuk raw sugar dari mereka. 

Baca juga : Oktober, Penjualan Toyota Avanza Masih Ngamuk

“Sesuai dengan permintaan Presiden Jokowi, Perdana Menteri India Narendra Modi menerima itu sehingga tarif CPO sama, Refined Bio Blended itu juga sama,” kata Airlangga seperti dilansir laman Setkab, kemarin. 

Menurut Airlangga, BM yang sekarang 40 persen untuk CPO dan 50 persen untuk RBO, per akhir Desember bakal turun menjadi 37,5 persen dan 45 persen. Hal ini berlaku untuk Indonesia dan Malaysia, sehingga tidak ada perbedaan antara Indonesia dan Malaysia. 

Dengan adanya kesepakatan ini, lanjut Airlangga, India mengharapkan Indonesia bisa membeli beras dan gula dari India.Pemerintah juga sudah meng akomodasi persyaratan tersebut dengan diambil secara bertahap dari India. 

“Nanti bisa ditingkatkan sesuai dengan kebutuhan ke depan. Memang per hari ini trade kita dengan India positif. Kita positif 8 miliar dolar AS, tertinggi di 2017 sebesar 10 miliar dolar AS. Komoditas utamanya adalah batu bara dan kelapa sawit,” terang Airlangga. 

Baca juga : Presiden FIFA Ingin Piala Dunia U-20 di Indonesia Jadi Yang Terbaik

Dia juga menyampaikan, saat ini India dan Indonesia mengedepankan RCEP (Regional Comprehensive Economic Partnership) yang dinilai penting bagi kedua negara. 

“Kalau kita lihat, RCEP adalah blok terbesar melebihi Uni Eropa (EU). EU itu PDB-nya kira-kira Rp 18 triliun, kalau PDB RCEP itu 27 triliun dolar AS. Sedangkan Trans Pacific Partnership (TPP) senilai 11 triliun dolar AS. Karenanya, tadi hampir seluruh pemimpin negara di tingkat regional ASEAN mendorong agar perundingan ini bisa difinalisasi,” kata Airlangga. 

Seperti diketahui, sejak awal 2019, India menetapkan BM CPO asal Malaysia 4 persen lebih rendah dari CPO asal Indonesia sehingga merugikan posisi Indonesia sebagai peng ekspor CPO ke India. 

Sejak Januari 2019, bea masuk produk turunan CPO dari Malaysia diturunkan oleh India, setelah kedua negara menjalin pakta kerja sama ekonomi, yakni MICECA. 

Baca juga : Bamsoet: Jangan Kesampingkan Peran Perempuan dalam Partai Politik

Perjanjian bilateral itu membuat bea masuk CPO dari Malaysia ditetapkan 40 persen dan produk untuk turunannya sebesar 45 persen. Sementara, produk CPO asal Indonesia dikenai bea masuk 40 persen, sedangkan produk turunannya 50 persen. Hal itu terjadi lantaran Indonesia tidak memiliki pakta kerja sama ekonomi bilateral dengan India. 

Setelah Presiden Jokowi melakukan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri (PM) India Narendra Modi usai mengikuti KTT ASEAN-India, di Bangkok, Thailand, Minggu (3/11), kedua negara sepakat merevisi bea masuk CPO Indonesia serta produk turunannya agar sama dengan Malaysia. 

PM Narendra Modi juga menyampaikan mengenai upaya kerja sama ekonomi harus semakin kuat, karena kerja sama politik kedua negara saat ini sudah bagus. “Ini harus direfleksikan dalam kerja sama ekonomi,” ujar Modi. [NOV]
 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.