Dark/Light Mode

Tumbuh Positif, Laba BRI Tembus Rp 15,98 Triliun Di Triwulan I-2024

Kamis, 25 April 2024 12:01 WIB
Direktur Utama BRI Sunarso (tengah) dalam konferensi pers Kinerja Keuangan BRI Triwulan I-2024 secara virtual, di Jakarta, Kamis (25/4/2024). (Foto: Dok. BRI)
Direktur Utama BRI Sunarso (tengah) dalam konferensi pers Kinerja Keuangan BRI Triwulan I-2024 secara virtual, di Jakarta, Kamis (25/4/2024). (Foto: Dok. BRI)

RM.id  Rakyat Merdeka - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atai BRI terus berkomitmen mencatatkan kinerja yang positif. Di triwulan I tahun 2024, BRI mengantongi laba bersih secara konsolidasian sebesar Rp 15,98 triiliun atau sebesar 2,45 persen.

Laba tersebut didorong oleh kenaikan pendapatan bunga bersih sebesar 9,7 persen yoy menjadi Rp 35,95 triliun. Serta rasio Net Interest Margin (NIM) di level 6,59 persen.

BRI juga berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp 1.308,65 triliun atau tumbuh double digit sebesar 10,89 persen year on year (yoy).

Dari penyaluran kredit tersebut, sebesar 83,25 persen di antaranya atau sejumlah Rp1.089,41 triliun merupakan portofolio kredit untuk segmen UMKM.

Penyaluran kredit yang tumbuh double digit tersebut berdampak terhadap meningkatnya aset perseroan, tercatat aset BRI mencapai sebesar Rp 1.989,07 triliun atau tumbuh 9,11 persen yoy.

“Di tengah dinamika kondisi ekonomi dan geopolitik global yang penuh dengan tantangan, mampu membukukan pertumbuhan laba yang tetap positif,” kata Direktur Utama BRI Sunarso dalam konferensi pers Kinerja Keuangan BRI Triwulan I-2024 secara virtual, di Jakarta, Kamis (25/4/2024).

Sunarso menegaskan, BRI akan terus mencermati perkembangan kondisi perekonomian global dan disaat bersamaan akan lebih fokus pada tantangan domestik.

Baca juga : Transformasi Berkelanjutan, Jamkrindo Raup Laba Rp 1,4 Triliun 2023

Saat ini kondisi ekonomi global mengalami ketidakpastian yang tinggi, dikarenakan The Fed  diperkirakan akan lebih lama mempertahankan suku bunga acuannya di level tinggi untuk meredam laju inflasi di AS.

“Ditambah tensi geopolitik di Timur Tengah yang tengah memanas membuat investor memindahkan asetnya ke safe haven, sehingga menekan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar serta Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG),” jelas Sunarso.

Namun, dirinya tetap optimistis dengan kinerja BRI ke depan dan akan lebih fokus terhadap tantangan domestik.

Perseroan melihat kondisi ekonomi nasional saat ini memiliki daya tahan terhadap stabilitas ekonomi global. BRI tegasnya, berkomitmen untuk mendukung program program Pemerintah yang mendukung pertumbuhan ekonomi dalam negeri.

“Salah satu bentuk komitmen BRI dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional yakni, dengan tetap mendorong penciptaan lapangan pekerjaan khususnya pada segmen Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) melalui penyaluran kredit yang berkualitas,” ujar Sunarso.

BRI meyakini, pemberdayaan yang terus dilakukan perseroan kepada segmen UMKM memiliki impact  terhadap daya tahan ekonomi nasional, mengingat UMKM berperan terhadap sekitar 97 persen job creation (penciptaan lapangan kerja) di Indonesia dan menyumbang PDB dikisaran 61 persen.

Apabila dirinci, seluruh segmen pinjaman BRI tercatat tumbuh positif, segmen mikro tercatat tumbuh 10,51 persen menjadi Rp 622,61 triliun, segmen konsumer tumbuh 11,62 persen menjadi Rp 193,96 triliun.

Baca juga : Raih Kinerja Positif, Aset Hana Bank Tembus Rp 46,9 Triliun Di 2023

Selanjutnya, segmen kecil dan menengah tumbuh 8,06 persen menjadi Rp 272,85 triliun dan segmen korporasi tumbuh 15,10 persen menjadi Rp 219,24 triliun.

“Meskipun mampu mendorong penyaluran kredit tumbuh double digit, nyatanya BRI tetap mampu menjaga kualitas kredit yang disalurkan,” kata Sunarso.

Hingga akhir triwulan I-2024 tercatat rasio Non Performing Loan (NPL) BRI terkendali dikisaran 3,11 persen dengan rasio Loan at Risk (LAR) yang membaik, dari 16,39 persen menjadi 12,70 persen di akhir triwulan I-2024.

“Sebagai bank dengan portofolio terbesar di segmen UMKM, NPL di kisaran 3 persen tersebut merupakan bukti nyata bahwa BRI mampu menjaga kualitas kreditnya dengan baik melalui penerapan prinsip-prinsip risk management yang prudent,” jelasnya.

Dari sisi liabilities, perseroan mampu menghimpun Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar Rp 1.416,21 triliun atau tumbuh 12,80 persen yoy hingga akhir Maret 2024.

Dana murah (CASA atau Current Account Savings Account) masih mendominasi portofolio simpanan dengan pertumbuhan 7,80 persen secara yoy.

Pertumbuhan CASA ini tak lepas dari aspirasi BRI untuk melakukan transformasi liabilitas melalui penguatan basis pendanaan dengan fokus pada low cost funding low-cost dari CASA yang lebih stabil dan berkelanjutan.

Baca juga : Laba Bersih BCA Tembus Rp 12,9 Triliun Di Kuartal I-2024

Kemudian, di tengah ketatnya likuiditas perbankan nasional sebagai dampak dari era suku bunga tinggi, BRI berhasil menjaga rasio likuiditas pada level yang memadai, tercatat LDR (Loan to Deposit Ratio) Bank pada akhir Maret 2024 tercatat sebesar 83,28 persen.

Dari sisi permodalan, BRI juga mampu menjaga rasio permodalan yang kuat dengan CAR (Capital Adequacy Ratio) sebesar 23,97 persen.

Dengan kondisi likuiditas dan permodalan yang memadai tersebut, perseroan masih memiliki ruang untuk tumbuh lebih baik.

Sementara itu, pendapatan non bunga/Fee Based Income (FBI) yang tumbuh 6,92 persen yoy menjadi salah satu faktor pendorong pertumbuhan laba BRI.

Salah satu penopang kinerja Fee Based Income BRI tersebut tak lepas dari kontribusi super apps BRImo, di mana hingga akhir Maret 2024 tercatat BRImo telah memiliki 33,5 juta user atau tumbuh 30,3 persen secara yoy.

“Dalam tiga bulan, BRImo berhasil memproses 969 juta transaksi finansial dengan volume transaksi mencapai Rp 1.251 triliun atau tumbuh 41,8 persen yoy,” ujar Sunarso.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.