Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Jokowi: Hilirisasi dan Digitalisasi Kunci Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Selasa, 8 Oktober 2024 16:21 WIB

RM.id Rakyat Merdeka - Presiden Jokowi menekankan pentingnya hilirisasi dan digitalisasi sebagai dua pilar utama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa depan. Jokowi menyebut, hilirisasi amat penting dalam meningkatkan nilai tambah sumber daya alam Indonesia, serta peran digitalisasi dalam mempercepat transformasi ekonomi.
“Satu hilirisasi, yang kedua digitalisasi. Digitalisasi yang namanya data center itu wajib segera kita miliki. Yang kedua data analitik, agar bisa kita menganalisa angka-angka dan lain-lain secara cepat,” ucap Jokowi, dalam sambutannya di acara BNI Investor Daily, di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, Selasa (8/10/2024).
Dalam konteks hilirisasi, Jokowi memaparkan keberhasilan Indonesia dalam mengolah nikel dari bahan mentah hingga produk jadi seperti stainless steel dan baterai. Barang-barang tersebut sudah bisa diproduksi oleh industri-industri nasional berkat dari kebijakan hilirisasi yang dilakukan pemerintah.
Baca juga : Literasi Finansial Kunci Pertumbuhan UMKM Sehat dan Berkelanjutan
“Lompatannya kelihatan sekali, dari (nilai ekspor) yang 1,4 miliar dolar AS sampai 2 miliar dolar, menjadi 34,8 miliar dolar AS. Itu adalah sebuah lompatan yang besar sekali,” ungkap Kepala Negara.
Presiden lalu memaparkan keberhasilan pengembangan smelter tembaga yang dimiliki PT Amman dan PT Freeport Indonesia, dengan investasi yang mencapai puluhan triliun rupiah. Selain nikel dan tembaga, Indonesia juga telah memulai hilirisasi bauksit yang akan terus ditindaklanjuti untuk meningkatkan nilai tambah.
"Nikel sudah, tembaga sudah, bauksit sudah, nanti kita masuk ke timah dan lain-lain,” terangnya.
Baca juga : BSTARVERSE, Pameran Imersif BTS Pertama Di Indonesia
Jokowi juga menekankan pentingnya hilirisasi di sektor padat karya seperti pertanian, kelautan, dan pangan untuk memberikan dampak langsung kepada rakyat. Menurutnya, mengolah komoditas seperti kopi, kakao, lada, dan nilam sangat penting sebelum diekspor.
Menurut Jokowi, dengan luas perkebunan kopi 1,2 juta hektare, kakao 1,4 juta hektare, serta lada dan nilam yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia, merupakan potensi besar yang harus dioptimalkan melalui industrialisasi.
Salah satu potensi besar Indonesia ke depan adalah rumput laut, yang memiliki beragam manfaat mulai dari pupuk organik, kosmetik, hingga bio avtur. Dengan panjang garis pantai lebih dari 80 ribu kilometer, Jokowi melihat rumput laut sebagai sumber daya yang dapat memberdayakan masyarakat pesisir.
Baca juga : Segera Hadir, Layanan Marina Kelas Dunia di Pelabuhan Benoa Milik Pelindo
“Kalau kita bisa masuk ke sini (industri rumput laut) dengan rencana dan strategi yang baik, ini akan memberikan dampak kepada rakyat sangat besar dan menaikkan nilai tambah kita,” kata Presiden.
Dia juga mengingatkan bahwa Indonesia harus berani menempuh jalan sendiri dalam memanfaatkan sumber daya nasional. Jokowi tidak ingin Indonesia mengikuti tren dunia yang akan membawa masuk ke dalam kompetisi yang sulit.
“Kalau kita fokus, komplet dengan rencana taktis, komplet dengan strategi taktis kita, kita menjadi superpower itu betul-betul bisa kejadian,” tutur Presiden.
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya