Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Tancap Gas Bangun Kilang, Pertamina Optimalkan Keterlibatan Industri Dalam Negeri

Rabu, 22 Januari 2020 08:01 WIB
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati (tengah) foto bareng Direktur Utama PT Barata Indonesia Fajar Harry Sampurno (kedua kiri), Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim (kiri), Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika Kementerian Perindustrian Harjanto (kedua kanan) dan Direktur Utama PT Rekayasa Industri Yanuar Budinorman (kanan) usai pembentukan TP2KP di PT Barata Indonesia, Gresik, Jawa Timur, Senin (20/1). (Foto: Humas Pertamina)
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati (tengah) foto bareng Direktur Utama PT Barata Indonesia Fajar Harry Sampurno (kedua kiri), Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim (kiri), Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika Kementerian Perindustrian Harjanto (kedua kanan) dan Direktur Utama PT Rekayasa Industri Yanuar Budinorman (kanan) usai pembentukan TP2KP di PT Barata Indonesia, Gresik, Jawa Timur, Senin (20/1). (Foto: Humas Pertamina)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pertamina terus mempercepat pembangunan kilang, sekaligus mengoptimalkan keterlibatan industri dalam negeri, dalam proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) dan Grass Root Refinery (GRR) melalui pembentukan Tim Percepatan Pembangunan Kilang PT Pertamina (Persero) (TP2KP).

Sesuai Keputusan Menteri BUMN No. 284 tanggal 22 November 2019, TP2KP beranggotakan 4 (empat) BUMN. Yaitu Pertamina sebagai Ketua Tim dan PT Barata Indonesia, PT Rekayasa Industri (Rekind) dan PT Krakatau Steel.

Setelah melalui koordinasi dan komunikasi intensif, TP2KP kembali menggelar pertemuan gabungan di kantor PT Barata Indonesia, Gresik, Jawa Timur, Senin (20/1) menandai dimulainya pelaksanaan tugas tim.

Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika Kementerian Perindustrian Harjanto, Kepala BPPT Hammam Riza, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati, Direktur Utama PT Barata Indonesia Fajar Harry Sampurno, Direktur Utama Rekind Yanuar Budinorman, Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim, dan Direktur Megaproyek Pengolahan & Petrokimia Pertamina Ignatius Tallulembang turut hadir dalam acara tersebut.

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menjelaskan, proyek RDMP dan GRR Pertamina yang tersebar di beberapa lokasi yakni Dumai, Plaju, Cilacap, Balongan, Balikpapan, Tuban, dan wilayah lainnya di Indonesia Timur sudah berjalan sampai tahun 2027.

Baca juga : Kebut Proyek Kilang, Pertamina Gandeng Industri Dalam Negeri

 

Foto: Humas Pertamina

Proyek dengan nilai investasi hampir mencapai Rp 800 triliun itu, merupakan peluang besar bagi industri nasional untuk berpartisipasi semaksimal mungkin. Sehingga, dapat menumbuhkan kemandirian manufaktur dalam negeri.

“Kesempatan ini harus ditangkap, karena proyek sebesar ini tidak akan pernah terjadi lagi kapan pun dan di belahan dunia mana pun,” ujar Nicke.

Ia menambahkan, proyek RDMP/GRR Pertamina tersebut memerlukan pembangunan fasilitas penunjang lainnya seperti storage dan kapal.

Hal itu menjadi kesempatan langka bagi industri dalam negeri, karena menciptakan kebutuhan yang banyak. Menurut Nicke, pengadaan peralatan merupakan salah satu porsi terbesar, yang berpengaruh pada percepatan pembangunan kilang Pertamina.

Baca juga : Gandeng CTI, Pertamina Tingkatkan Kualitas Tenun Sumatera Selatan

Sehingga, diperlukan peningkatan peran industri manufaktur dalam negeri. Secara tidak langsung, meningkatnya peran serta industri manufaktur dalam negeri akan mendukung program Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang dicanangkan oleh pemerintah.

Nicke menuturkan, dalam proyek RDMP Balikpapan, persentase TKDN akan mencapai 35 persen. Sedangkan dalam proyek RDMP Cilacap, GRR Tuban, dan Integrated Refinery and Petchem Balongan, TKDN akan mencapai 50 persen.

Bahkan, dalam proyek RDMP Balongan Tahap II, TKDN mencapai 60 persen. Sedangkan, dalam proyek RDMP Balongan Tahap I dan RDMP/GRR di wilayah Indonesia Timur persentasenya antara 70 - 90 persen.

“Dalam setiap pengembangan dan pembangunan proyek kilang, Pertamina memastikan adanya penggunaan produk atau jasa dari dalam negeri, dengan persentase yang bervariasi untuk tiap lokasi proyek,” imbuhnya.

Untuk mengoptimalkan keterlibatan industri, melalui TP2KP, Pertamina akan bersinergi dengan PT Barata Indonesia selaku Ketua Tim Percepatan Pengembangan Industri Manufaktur. Dengan didukung oleh PT Rekayasa Industri, PT Krakatau Steel, dan terutama Asosiasi Fabrikator Indonesia (AFABI).

Baca juga : Peduli Korban Banjir, Pertamina Foundation Kunjungi Desa Tanjung Burung, Tangerang

Untuk memastikan TP2KP dapat memberikan hasil yang optimal, Pertamina akan meminta bantuan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), untuk melakukan asesmen kemampuan dan kapasitas manufaktur dalam negeri.

Sementara itu, Kementerian Perindustrian diharapkan dapat memfasilitasi komunikasi dan koordinasi dengan instansi terkait, seperti Direktorat Jenderal Pajak, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Badan Pengkajian Penerapan Teknologi (BPPT), Badan Pengawasan Keuangan Pembangunan (BPKP), dan lain-lain.

“Kami telah berkomunikasi secara intensif dengan anggota TP2KP, melakukan diskusi terfokus yang dihadiri oleh Kementerian Perindustrian dan BPPT. Hasilnya, diperoleh 10 topik bahasan, yang akan ditindaklanjuti oleh 5 Kelompok Kerja (Pokja) setelah pelaksanaan kick off hari ini,” ungkap Nicke.

Kelima Pokja tersebut akan melaksanakan tugas masing-masing yakni kepastian pasar, pendampingan manufaktur, insentif pajak, pinjaman lunak, dan melakukan kajian atas peraturan yang berpotensi menghambat percepatan pembangunan kilang Pertamina. [HES]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.