Dark/Light Mode

Hasil Survey JETRO

Minat Ekspansi Perusahaan Jepang Ke Indonesia Terus Tumbuh

Rabu, 12 Februari 2020 05:17 WIB
Japan External Trade Organization (JETRO) mengumumkan hasil survey tahunan tentang kondisi bisnis perusahaan Jepang di Asia khususnya di Indonesia sepanjang 2019.
Japan External Trade Organization (JETRO) mengumumkan hasil survey tahunan tentang kondisi bisnis perusahaan Jepang di Asia khususnya di Indonesia sepanjang 2019.

RM.id  Rakyat Merdeka - Japan External Trade Organization (JETRO) mengumumkan hasil survey tahunan tentang kondisi bisnis perusahaan Jepang di Asia khususnya di Indonesia sepanjang 2019.

Lembaga dibawah Kementerian Ekonomi, Perdagangan dan Industri Jepang (METI) tersebut menyatakan bahwa sentimen bisnis perusahaan-perusahaan Jepang ke negara lain menurun.

Senior director JETRO, Wataru Ueno menjelaskan meski sentimen bisnis perusahaan Jepang mengalami penurunan. Namun motivasi perusahaan Jepang untuk ekspansi sedikit mengalami peningkatan, terutama di Indonesia.

"Dalam survey tersebut perusahaan Jepang di Indonesia dengan perkiraan pendapatan operasional perusahaan yang tumbuh atau meraup keuntungan di tahun kemarin sebanyak 69,1 persen. Ini terus mengalami kenaikan dari tahun-tahun sebelumnya," kata Wataru dalam paparannya di Jakarta, Selasa (11/2).

Akan tetapi dalam diffusion index (DI) menunjukkan sentimen bisnis berada pada 14,2 poin. Hasil ini turun 13,5 poin dari tahun sebelumnya. Dalam survey ini menunjukkan persentase perusahaan yang akan melakukan ekspansi bisnis ke negara luar Jepang dalam 1 sampai 2 tahun mendatang menurun.

Walaupun mengalami penurunan hampir di semua negara tetapi untuk di Indonesia berpotensi naik.

Baca juga : Aming: TMP Selalu Jadi Pelopor Wujudkan Persatuan Indonesia

"Data menunjukkan bahwa menurun di seluruh negara kecuali di Indonesia," tegasnya.

Dia juga mengungkapkan, persentase perusahaan Jepang di seluruh negara, berdasarkan data survey menunjukkan bahwa responden dengan perkiraan pendapatan perusahaan yang menyebab untung di tahun lalu ada sebesar 65,5 persen.

Hasil itu turun 2,6 poin dari 68,1 persen pada tahun 2018. Nilai DI berada pada 3,30 yang turun signifikan dari tahun sebelumnya sebesar 23,6 poin. Pada paparannya yang diterangkan dalam grafik, Wataru menyebut bahwa prospek bisnis di beberapa negara utama dalam 1 sampai 2 tahun mendatang seluruhnya mengalami penurunan.

Cuma Indonesia yang dianggap memiliki prospek positif. Proporsi persentase Jepang di Indonesia tergolong kecil namun dari sisi prospek ekspansi ke Indonesia akan terus meningkat.

Data dalam Tahun 2019 mencatat, persentase proporsi perusahaan Jepang untuk melakukan ekspansi ke Indonesia mampu tumbuh. Posisi Indonesia mengalahkan China dan Thailand.

Dalam grafik 2019 proporsi Indonesia yaitu 50, 7 persen naik dari 49,2 persen. Di bawah Indonesia ada Thailand dengan persentase 44,7 persen yang turun dari 51,4 persen. Lalu China berada 43,2 persen anjlok dari posisi sebelumnya 49,2 persen.

Baca juga : Perlu Kebersamaan dan Kerukunan Agar Cita-cita Indonesia Maju Terwujud

"Maka Jepang memiliki kecenderungan atau minat yang meningkat dalam berbisnis di Indonesia," tegas Wataru.

Upah Pekerja Motivasi bisnis perusahaan Jepang di Indonesia bisa makin tumbuh jika permasalahan yang menghambat iklim bisnis perusahaan bisa dituntaskan. Salah satunya masalah upah pekerja.

Sementara itu mengutip keterangan pers, President Director JETRO Keishi Suzuki, menyatakan masalah manajemen perusahaan di Indonesia masih didominasi oleh isu kenaikan upah pekerja sebesar 84 persen.

"Jika dibandingkan dengan negara lain Indonesia menempati posisi tertinggi responden dalam masalah kenaikan upah pekerja yaitu sebesar 84 persen," katanya.

Di bawah Indonesia masalah upah itu ditempati Kamboja sebesar 75,7 persen dan China sebesar 73,7 persen. Lebih jauh dikatakan bahwa sebagian besar perusahaan asal negeri Sakura menilai, produktivitas pekerja di Indonesia tidak selaras dengan upah minimum regional.

"Banyak yang merasa bahwa upah dan produktivitas di Indonesia tidak sesuai, kenaikan upah dinilai sangat tinggi," katanya.

Baca juga : Legenda Manchester United, Robin Van Persie Dijadwalkan Akan Datang Ke Indonesia

Berdasarkan survei JETRO dalam grafik disebutkan bahwa upah minimum yang berbanding lurus dengan produktivitas pekerja paling tinggi ditempati Filipina sebesar 74,2 persen disusul Laos 66,7 persen dan Myanmar 60,9 persen.

Kondisi ini dirasa baik oleh perusahaan karena bisa meningkatkan kualitas dan daya saing. Sedangkan Indonesia banyak perusahaan merasa upah dan produktivitas di Indonesia tidak sesuai harapan.

Posisi kepuasan perusahaan terhadap Indonesia sangat sedikit. Indonesia menempati posisi terbawah yaitu hanya 23,7 persen perusahaan yang menilai upah minimum regional di Tanah Air sesuai dengan produktivitas pekerja di Indonesia, adapun 55,8 persen menilai tidak sesuai, dan 20,4 persen tidak tahu.

Sementara itu, JETRO menyebut bahwa dari hasil survey ini Indonesia dapat mengetahui isu-isu penting yang dihadapi oleh perusahaan Jepang saat ini dan prospek bisnis kedepannya.

Hasil riset juga dapat digunakan sebagai referensi untuk mendapatklan informasi situsi terkini mengenai investasi asing, khususnya perusahaan Jepang di Indonesia. [JAR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.