Dark/Light Mode

Jelang Puasa dan Lebaran

Kementan Pastikan Stok Pangan dan Daging Aman

Selasa, 10 Maret 2020 07:16 WIB
Ramadan dan Lebaran stok daging aman di pasar.
Ramadan dan Lebaran stok daging aman di pasar.

RM.id  Rakyat Merdeka - Sejumlah pedang khawatir permintaan daging jelang Ramadan dan Lebaran terjadi peningkatan akibat penyebaran virus corona. 

Jika ini terus berlangsung, pasokan yang ada bisa habis hanya dalam waktu 2-3 bulan. Menanggapi itu, Kementerian Pertanian (Kementan) memastikan, stok pangan yang terdiri dari daging ayam dan telur ayam ras serta daging sapi aman menjelang Lebaran. 

Adapun sebagian kebutuhan daging tersebut akan dipenuhi dari impor. 

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan, I Ketut Diarmita mengatakan, kebutuhan daging ayam ras hingga Mei 2020 diperkirakan sebesar 1,45 juta ton dan daging sapi atau kerbau kebutuhannya diperkirakan sebesar 302.300 ton. 

Baca juga : Ma`ruf Cuekin Maunya Ulama

Sementara, produksi daging ayam ras sampai Mei 2020 diperkirakan sebesar 1,72 juta ton. Lalu daging sapi atau kerbau 165.478 ton. 

“Masih diperlukan tambahan sebanyak 136.822 ton yang akan dipenuhi melalui impor daging sapi atau kerbau sebesar 103.043 ton dan sapi bakalan 252.810 ekor atau setara 56.659 ton daging,” ujarnya di Jakarta, kemarin. 

Dia juga menjelaskan, kebutuhan telur ayam ras sampai Mei diperkirakan sebesar 2,05 juta ton. Sementara potensi produksi telur ayam ras, diperkirakan sebesar 2,08 juta ton. 

“Artinya masih ada surplus sebesar 24.906 ton atau 4.981 ton per bulan,” katanya. 

Baca juga : Warga Minta Perbaikan Total, Jangan Setengah-setengah

Ia mengklaim, secara umum Indonesia sudah mandiri dalam penyediaan protein hewani dalam negeri. 

Di mana untuk kebutuhan daging ayam dan telur ayam ras sepenuhnya merupakan produksi dalam negeri, bahkan masih ada surplus. Namun untuk daging sapi, ketersediaannya memang masih memerlukan dukungan impor. 

Ketut meyakini, bahwa dengan program peningkatan produksi dan produktivitas sapi dan kerbau saat ini, swasembada daging sapi dapat tercapai pada 2026. 

“Kami harapkan dengan ketersediaan stok pangan asal hewan yang cukup ini, harga semestinya tetap stabil dan konsumen bisa tenang,” ucapnya. 

Baca juga : KPK dan Kemendes Bangun Sistem Awasi Dana Desa

Pelaku usaha bisnis daging dan sapi Yustinus Sadmoko memastikan pasokan daging sapi di Indonesia tidak terganggu dampak penyebaran virus corona. Karena, pemerintah tidak menutup keran impor sapi. 

“Khusus daging sapi hanya dari Australia, jadi memang tidak terlalu berisiko,” katanya. 

Hanya saja, dirinya mengkhawatirkan permintaan dari masyarakat. Dia mengaku dari sisi permintaan terjadi peningkatan akibat penyebaran virus corona. 

Jika ini terus berlangsung, pasokan yang ada bisa habis hanya dalam waktu 2-3 bulan. Apalagi menjelang bulan Ramadan dan Lebaran, permintaan terhadap daging semakin tinggi. Banyaknya kegiatan selama musim itu membuat permintaan daging semakin tinggi. [KPJ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.