Dark/Light Mode

Masyarakat Diminta Waspada Penipuan Penjualan Alkes Via Online

Jumat, 27 Maret 2020 15:41 WIB
Alat pengukur suhu tubuh/Ilustrasi (Foto: Istimewa)
Alat pengukur suhu tubuh/Ilustrasi (Foto: Istimewa)

 Sebelumnya 
Direktur Riset Center of Reform on Economics (Core) Indonesia, Piter Abdullah, mewanti-wanti agar masyarakat lebih hati-hati dalam berbelanja daring, juga benar-benar mencermati setiap prosedur saat berbelanja. Agar tidak dirugikan. Pasalnya, di tengah wabah Covid-19, saat masyarakat membutuhkan banyak alat kesehatan untuk melindungi diri dan keluarga, muncul pihak yang tidak bertanggung jawab melakukan penipuan memanfaatkan kepanikan.
 
Modus penipuan beragam. Termasuk melalui pengiriman barang bodong dan juga melalui phising.  Phising menjadi salah satu andalan penipu di tengah timbulnya permintaan tinggi dan kepanikan masyarakat untuk mencari alat kesehatan. Melalui phising, seorang peretas bisa menjebak untuk memberikan data-data penting secara tanpa disadari melalui jaringan internet, yang berujung peretasan.
 
Jenis phising yang paling populer dan kerap digunakan adalah clone phishing. Pada phising jenis ini, serangan dilakukan dengan melalui surat elektronik yang terlihat resmi dan mengandung attachment di dalamnya.  Attachment ini kemudian digunakan untuk mengambil data dari si korban untuk kemudian dikirimkan lagi ke tempat yang diinginkan oleh si pelaku.
 
Jenis phising yang belakangan marak terjadi di marketplace Indonesia menggunakan pendekatan social engineering. Menyadari kesulitan masyarakat membeli alat kesehatan, peretas memanipulasi korban untuk meng-klick suatu tautan yang dikirim melalui direct message, Whatsapp atau SMS. Peretas biasanya memberikan alasan bahwa terjadi kesalahan di sistem atau pesanan tercatat berulang. Tautan di luar sistem marketplace itulah yang nantinya akan meminta data-data pribadi atau bahkan lebih parah, data finansial korban.
 
Piter menjelaskan, untuk mengurangi penipuan di perdagangan online memang tidak mudah. Menghilangkan sama sekali rasanya tidak mungkin. Karena itu, ia mendorong agar marketplace lebih gencar meningkatkan sosialisasi dan edukasi tentang bagaimana belanja online secara aman. 
 
“Salah satunya hanya belanja online di marketplace yang sudah teruji dan kredible serta pergunakan sistem yang mereka punya,” ujar Piter, kepada media, Jumat (27/3). Piter menambahkan agar konsumen jangan mau dipancing bertransaksi atau menyerahkan data-data di luar sistem, meskipun bertemu seller di marketplace. 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.