Dark/Light Mode

Masyarakat Diminta Waspada Penipuan Penjualan Alkes Via Online

Jumat, 27 Maret 2020 15:41 WIB
Alat pengukur suhu tubuh/Ilustrasi (Foto: Istimewa)
Alat pengukur suhu tubuh/Ilustrasi (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Di tengah kesulitan mendapatkan alat kesehatan (Alkes), angka penipuan di marketplace mengalami peningkatan. Data marketplace menunjukkan bahwa di bulan-bulan belakangan seiring dengan berkembangnya pandemi Covid-19 dan makin banyaknya masyarakat yang tinggal di rumah, terjadi peningkatan pelaporan penipuan.
 
Di beberapa marketplace, ribuan merchant menjual berbagai alat kesehatan dengan harga tak wajar, dengan membuat harga, judul, dan deskripsi yang mengeksploitasi wabah Virus Corona. Dirjen Aplikasi Informatika (Aptika) Kominfo, Semuel Abrijani Pangerapan, menjelaskan, untuk mengantisipasi kasus-kasus penipuan, pihaknya sudah melakukan pertemuan dengan marketplace. Dia bersyukur, marketplace sudah melakukan tindakan dengan menutup ribuan merchant.  Tindakan itu ternyata sudah dilakukan sebelum Kominfo memanggil marketplace.
 
Dijelaskan Semuel, sangat tidak elok di tengah kondisi pandemi Covid-19, harga alat kesehatan melonjak. Tindakan marketplace seperti Bukalapak menutup akun penjual yang menawarkan harga alat kesehatan tidak normal, dinilai positif. Karena hal itu juga dilakukan oleh marketplace di luar negeri seperti Amazon dan lain-lain. 

Baca juga : Menyerah, IOC Pertimbangkan Penundaan Olimpiade 2020

“Tindakan penutupan itu positif dan itu bukan hanya di Indonesia, di Amerika juga dilakukan. Amazon memblok penjuga. Tidak elok di saat sulit justru bertindak seperti itu,” ujar Semuel. Ia berharap, masyarakat juga lebih hati-hati. Jika memungkinkan, lakukan perbandingan harga, dan juga mencari produk seperti masker di apotik-apotik, atau aplikasi yang spesifik untuk kesehatan.
 
Ada pun untuk kasus-kasus phising, kata Semuel, secara khusus ditangani Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN). Karena terkait dengan keamanan informasi. Namun, Kominfo juga aktif mengedukasi publik, agar hati-hati. Misalnya agar tidak mengklik link atau url website yang mencurigakan.
 
“Masyarakat jangan mudah klik link website yang mencurigakan. Sering kali link misal menambahkan satu dua huruf satu dua kata, seperti aslinya, padahal ulr website tidak benar. Kami fokus mengedukasi dan mengawasi agar tidak terjadi kasus-kasus seperti itu,” ujar Semuel.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.