Dark/Light Mode

Kinerjanya Positif

Pupuk Indonesia Setor Rp6,52 Triliun Ke Negara Sepanjang Tahun 2019

Jumat, 3 April 2020 14:17 WIB
Kinerjanya Positif Pupuk Indonesia Setor Rp6,52 Triliun Ke Negara Sepanjang Tahun 2019

RM.id  Rakyat Merdeka - PT Pupuk Indonesia (Persero) sebagai Holding BUMN Pupuk mencatatkan kinerja positif sepanjang 2019 dengan pendapatan usaha mencapai Rp71,25 triliun, mengalami peningkatan dibanding Tahun 2018 yang mencapai Rp69,44 triliun.

"Di Tahun 2019 kami juga mencatat kontribusi kepada negara sebesar Rp6,52 triliun yang terdiri dari total pajak dan deviden," kata Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero) Aas Asikin Idat di Jakarta, Jumat.

Aas menjelaskan pendapatan perusahaan didukung dengan hasil penjualan produk pupuk dengan total 12.604.778 ton atau 96,65 persen dari rencana perusahaan. Penurunan penjualan lebih dikarenakan penyesuaian alokasi pupuk bersubsidi oleh Kementerian Pertanian menjadi 8,8 juta ton dari rencana semula 9,5 juta ton.

"Sepanjang 2019 kami berupaya maksimal menjaga ketersediaan stok pupuk di seluruh daerah guna menghindari terjadinya kekurangan pupuk bersubsidi," kata Aas.

Baca juga : Rasio Elektrifikasi Indonesia Naik Signifkan, Tapi Masih Tertinggal dari Negara Tetangga

Pupuk Indonesia, selalu memprioritaskan pasokan pupuk untuk dalam negeri, khususnya untuk sektor tanaman pangan. Bila kebutuhan untuk subsidi dan sektor pangan dalam negeri sudah terpenuhi dan stoknya dipastikan aman, baru akan dijual ke sektor komersial maupun ekspor.

Sementara itu, penjualan pupuk komersial baik dalam negeri dan luar negeri di tahun 2019 adalah sebesar 3.896.130 ton atau 111,58 persen dari rencana.

Aas menjelaskan pencapaian penjualan urea di sektor komersial lebih tinggi dari rencana karena tingginya permintaan di pasar ekspor, sekaligus sebagai strategi perusahaan untuk memanfaatkan momentum harga jual ekspor yang kompetitif.

Sepanjang 2019, Pupuk Indonesia Grup berhasil memproduksi pupuk sebesar 11.838.451 ton, setara 101,84 persen dari rencana sebesar 11.625.000 ton. Hal itu disebabkan pabrik dapat beroperasi secara optimal dengan rate yang cukup tinggi.

Baca juga : 300 Turis Negeri Panzer Tinggalkan Bali

Perusahaan juga berhasil memproduksi amoniak sebesar 5.906.382 ton yang mencapai 101,29 persen dari rencana yang sebesar 5.831.000 ton, serta asam sulfat 849.510 ton (99,94 persen) dan asam fosfat sebesar 270.333 ton atau 108,13 persen dari rencana.

Kinerja produksi Tahun 2019 relatif lebih baik dari tahun 2018, tercermin dari peningkatan volume produksi sebesar 446.329 ton atau 2,42 persen dari tahun 2018.

Menurut Aas, peningkatan volume produksi salah satunya disebabkan pengoperasian pabrik Amurea II di Gresik, yang mulai komersial sejak Agustus 2018. Dalam hal efisiensi pemakaian bahan baku, perseroan mencatatkan realisasi rasio konsumsi gas untuk urea sebesar 27,56 mmbtu/ton lebih efisien dari rencana 28,28 mmbtu/ton.

Sementara rasio konsumsi gas untuk amoniak sebesar 35,92 mmbtu/ton yang juga lebih efisien dari rencana sebesar 36,05 mmbtu/ton. Pencapaian tersebut disebabkan pabrik-pabrik beroperasi optimal sehingga dapat meningkatkan efisiensi konsumsi pabrik secara konsolidasi.

Baca juga : Anggaran Corona Rp 62 Triliun, Kalau Digarong Layak Ditembak

Selain itu, realisasi rasio konsumsi gas urea dan amoniak 2019 lebih efisien dari tahun 2018, dikarenakan penghentian operasional pabrik Pusri IV yang konsumsi energinya tinggi.

"Efisiensi ini penting dalam mengurangi beban pemerintah atas subsidi, termasuk untuk peningkatan daya saing produk Pupuk Indonesia Grup," tutup Aas. [NOV]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.