Dark/Light Mode

China Tersendat, Ekspor Sarang Burung Walet Tetap Naik

Kamis, 9 April 2020 03:27 WIB
Sarang burung walet (Foto: Istimewa)
Sarang burung walet (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pelaku usaha sarang burung walet (SBW) bisa bernapas lega. Saat China dan juga dunia yang tengah dilanda pandemi Covid-19, permintaan terhadap komoditas ini tetap tinggi.

Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan Karantina Pertanian mencatat data lalulintas produk asal sub sektor perternakan yang telah disertifikasi pada triwulan pertama 2020 menunjukkan kenaikan yang signifikan. "Sejak akhir Januari, Menteri Pertanian telah menginstruksikan untuk menyiapkan langkah menjaga kinerja ekspor pertanian. Pengalihan negara ekspor selain China, koreksi target Gratieks (Gerakan Tigakali Lipat Ekspor) dan juga relaksasi peraturan," kata Kepala Barantan Ali Jamil melalui keterangan tertulisnya, Rabu (8/4).

Baca juga : Arsenal Dukung Liga Inggris Tetap Dilanjutkan

Seluruh direktorat sub sektor pertanian dan unit kerja pendukung menyusun langkah strategis dan antisipasi dalam kerangka Gratieks. “Alhamdulilah, beberapa komoditas dapat kita pertahankan kinerjanya, termasuk sarang burung walet,” papar Jamil.

Di triwulan pertama tercatat, pasar ekspor SBW didominasi negara tujuan Hong Kong sebanyak 208 ton, China sebanyak 50 ton, disusul Singapura, Vietnam, dan Amerika Serikat masing-masing 11 ton, 8 ton dan 4 ton. Secara nasional, kinerja ekspor komoditas yang dipercaya sangat bermanfaat untuk kesehatan ini adalah bulan Januari membukukan 62,8 ton, Februari meningkat menjadi 89,7 ton dan terus melesat di bulan Maret 2020 mencapai 126 ton.

Baca juga : Ini 6 Strategi Kementan Perkuat Ekspor Perkebunan di Tengah Wabah Covid-19

Hampir seluruh wilayah di Indonesia kini dapat menghasilkan SBW. Industri hulu hingga hilirnya juga terus bertumbuh. Diperlukan terus pendampingan baik dari pemerintah daerah hingga pusat. Kementan sendiri juga telah menyiapkan KUR yang dapat dimanfaatkan oleh seluruh pelaku di sektor pertanian. 

Dari catatan sertifikasi ekspor SBW di Barantan, di tahun 2018 berhasil diekspor 1,12 ribu ton, meningkat di tahun 2019 sebanyak 1,13 ribu ton dengan harga rata-rata Rp 15 juga hingga Rp 40 juta per kilogram, tergantung negara tujuan dan kualitasnya.

Baca juga : PBSI Tes Covid-19, Seluruh Atlet Pelatnas Negatif

Sebagai otoritas karantina yang menjamin pemenuhan kesehafan dan keamanan produk ini, Barantan telah menyiapkan juga perangkat pengujian berupa laboratorium dan SDM yang mumpuni.

"Sudah menjadi tugas kami, walau dalam kondisi terbatas akibat pandemi Covid-19 seperti sekarang ini, layanan pengujian dan sertifikasi tetap berjalan. Hal ini guna menjamin produk dapat diterima negara tujuan ekspor tepat waktu. Dan yang pasti bisa turut menambah devisa negara kita," pungkas Jamil. [KAL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.