Dark/Light Mode

Proyek Properti Diborong Konsumen, Q1 2020 Kinerja LPKR Paling Solid

Senin, 20 April 2020 06:01 WIB
Lippo Thamrin, gedung perkantoran yang dikembangkan LPKR (Foto: Istimewa)
Lippo Thamrin, gedung perkantoran yang dikembangkan LPKR (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Meski ekonomi tengah tertekan akibat pandemi Covid-19, kinerja PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) selama kurun waktu kuartal pertama 2020 tetap solid. LPKR bahkan tercatat sebagai perusahaan properti yang memiliki kinerja paling kinclong di banding pengembang lain. 

Laporan Properti Indonesia yang dikeluarkan Citi Research pada 16 April 2020 mencatat, penjualan properti LPKR selama kuartal pertama 2020 merupakan yang tertinggi dibanding pengembang lain. Riset Citi menyebut hal itu didukung keberhasilan LPKR dalam menjual berbagai proyek properti baru, juga kecepatan dan ketepatan waktu pengerjaan proyek. “LPKR melaporkan pencapaian pra-penjualan 1Q20 yang terkuat karena keberhasilan peluncuran produk baru dan percepatan pembangunan proyek-proyeknya,” tulis Citi Research. 

Citi Research mencatat, pada kuartal kedua 2020, memang akan menjadi tantangan pengembang properti. Karena wilayah Jabodetabek akan menerapkan kebijakan pembatasan aktivitas yang lebih ketat, juga persiapan memasuki Ramadhan. Citi Research juga menyebut bahwa Covid-19 telah menyebabkan permintaan lebih lambat dan menunda peluncuran produk baru. 

Baca juga : Survei BI: Optimisme Konsumen Terjaga Di Level Positif

Kinerja kinclong LPKR dengan kenaikan year on year mencapai 13 persen, menurut Citi Research, didorong oleh penjualan proyek properti anyar yaitu Waterfront Estates yang baru diluncurkan di Lippo Cikarang. Produk itu terjual habis dengan meraih pemasukan Rp 267 miliar. Sementara itu, penjualan meningkat 200 persen yoy menjadi Rp 159  miliar, disokong kenaikan penjualan perkantoran Lippo Thamrin sebesar Rp 94 miliar setelah konstruksi selesai. “Komitmen LPKR untuk akselerasi konstruksi proyek Meikarta juga membantu mengakselerasi pra-penjualan yang naik 122 persen secara year on year menjadi Rp156 miliar,” tulis Citi Research. 

Citi Research memprediksi, harga saham LPKR bisa ke Rp 300 dalam jangka panjang. Namun, terdapat risiko yang bisa saja mengubah prediksi harga itu tidak mencapai dikarenakan faktor antara lain pra-penjualan lebih lambat dari yang diperkirakan, margin yang lebih rendah, regulasi properti/hipotek yang lebih ketat, dan situasi politik yang tidak stabil.    

Kepala Riset Reliance Sekuritas, Lanjar Nafi, menjelaskan, minat investor yang masih tinggi pada saham LPKR mengindikasikan persepsi investor bahwa LPKR memiliki prospek positif. Dengan proporsi recurring income (pendapatan berulang) LPKR yang besar, juga mendorong sentimen positif. Juga menjadi salah satu indikator perusahaan memiliki fundamental yang kuat.

Baca juga : Total Suspect Corona di Indonesia Kini Berjumlah 23 Orang

Analis OSO Sekuritas, Sukarno Alatas, menambahkan, LPKR yang memiliki bisnis inti di sektor properti, juga kesehatan, akan memiliki kinerja jangka panjang yang positif. Animo di kedua bisnis sektor itu memang masih cukup baik. Sektor kesehatan dianggap menarik karena merupakan segmen bisnis yang saat ini benar-benar dibutuhkan masyarakat. “Akan ada peluang kinerjanya bisa lebih baik," kata Sukarno.

Yang pasti, kesehatan emiten dengan proporsi recurring income yang besar menjadi kekuatan terbesar LPKR menghadapi ketidakpastian ekonomi, salah satunya akibat virus corona. Asal bisa memaksimalkan apa yang ditargetkan perusahaan dan bisa memanfaatkan dengan baik kondisi penurunan suku bunga dan insentif lain yang ada, dalam jangka panjang kinerja akan tetap positif.

Data pembukuan LPKR menyebutkan lebih dari 70 persen dari pendapatan Lippo Karawaci berasal dari recurring income, yang memberikan stabilitas di saat situasi pasar bergejolak. Dalam jangka panjang, kinerja LPKR diprediksi terus meningkat di 2020 sebagai akibat dari dijalankannya strategi deleverage dan keberhasilan kepemimpinan manajemen. Tak hanya itu, LPKR juga dinilai lihai dalam membaca arah bisnis sekaligus mendapat dukungan dari berbagai mitra strategis. Dukungan konsumen properti atas berbagai inovasi perseroan juga mendukung kinerja positif perseroan.

Baca juga : Menkop Dorong Konglomerasi Koperasi Pondok Pesantren

Citi Research mencatat, penjualan Bumi Serpong Damai (BSDE) juga mengalami kenaikan didorong penjualan tanah untuk proyek jalan tol dan peluncuran proyek properti baru. Ada pun pengembang  Ciputra (CTRA) secara yoy naik 2 persen dan karena keberhasilan peluncuran cluster perumahan di Citra Sentul Raya. Pengembang Pakuwon (PWON) mencatat kenaikan 2 persen yoy disumbangkan proyek properti baru di Bekasi. [USU]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.