Dark/Light Mode

Imbas Pandemi Dan Ekonomi Global

Bos BKPM Akui Investasi Kuartal II Sulit Tercapai

Rabu, 29 April 2020 05:16 WIB
Realisasi investasi di Indonesia diprediksi sulit tercapai akibat covid-19.
Realisasi investasi di Indonesia diprediksi sulit tercapai akibat covid-19.

RM.id  Rakyat Merdeka - Meskipun realisasi investasi pada kuartal I-2020 terbilang bagus, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia memperkirakan hasil yang sama akan sulit tercapai di kuartal kedua karena dampak pandemi. 

Hal ini akan mempengaruhi target investasi hingga akhir tahun. Padahal negara sangat membutuhkan realisasi investasi ini karena diharapkan mampu menciptakan efek berganda untuk perekonomian nasional. 

Salah satunya, menciptakan produk substitusi impor untuk memenuhi kebutuhan bahan baku industri dalam negeri. 

Selain itu, lanjut Bahlil, investasi secara langsung juga akan meningkatkan daya saing dan angka ekspor nasional yang bernilai tambah. Diharapkan aktivitas ekonomi yang terbentuk dari realisasi investasi ini akan meningkatkan pendapatan negara. Terutama dari unsur pajak . 

“Untuk meningkatkan pendapatan pajak, melahirkan substitusi impor dan meningkatkan kualitas ekspor menjadi output dari realisasi investasi. Jadi kami kawal itu dengan pusat komando pengawalan investasi,” ujar Bahlil. 

Oleh karena itu, selain memperlancar masuknya investasi melalui BKPM, pemerintah juga diharapkan dapat mengeluarkan kebijakan relaksasi terkait investasi dalam dan luar negeri. 

Baca juga : Kementan Bantu Petani Durian Lakukan Inovasi Penjualan Via Online

Kebijakan fiskal dan kebijakan nonfiskal yang positif guna mendorong investasi dapat menjadi opsi paling tepat untuk meningkatkan kepercayaan pelaku usaha agar menjalankan investasinya di Indonesia saat ini. 

Peneliti Senior INDEF, Enny Sri Hartati mengatakan, realisasi investasi menjadi semakin mendesak karena diharap dapat menjadi solusi atas peliknya dampak pandemi yang menyebabkan jutaan buruh terkena pemutusan hubungan kerja. 

“Kalau tidak ada investasi, mereka akan bekerja di mana?” ungkap Enny. 

Menurut Enny, pemerintah harus jeli memanfaatkan momentum rencana sejumlah negara merelokasi investasinya keluar dari China ke negara-negara ASEAN akibat pandemi. 

Kemunculan pandemi ini telah menyadarkan banyak pihak akan tingginya risiko bila menempatkan investasi terpusat di satu negara saja. 

Meskipun sebagian pihak berpendapat rantai pasokan global menjadi lebih efisien, namun menempatkan investasi di satu negara akan mengakibatkan ketergantungan yang luar biasa. 

Baca juga : Menkeu Prediksi Pemulihan Ekonomi Pada Kuartal Akhir 2020, Akselerasinya Tahun 2021

“Itu sebabnya, Jepang sudah memutuskan akan merelokasi investasi beberapa industri keluar dari China,” tambah Enny. 

Relokasi investasi, menurut Enny, akan menjadi kecenderungan global. Oleh karena itu, sangat penting bagi Indonesia agar tidak kehilangan momentum. Terlebih, dalam dua tahun terakhir, penanaman modal asing terus tumbuh negatif. 

Rantai pasokan global yang terpusat di China dalam beberapa tahun terakhir telah mengakibatkan industri manufaktur kita terseok-seok karena kalah bersaing. 

Tak heran, investasi di sektor manufaktur dalam beberapa tahun terakhir sangat minim. Padahal, investasi di industri pengolahan sangat besar manfaatnya bagi perekonomian. 

Selain menciptakan berbagai produk substitusi impor, sektor manufaktur sangat besar peranannya dalam menyerap tenaga kerja. 

“Investasi di sektor manufaktur inilah yang selama ini diabaikan padahal sangat dibutuhkan bagi perekonomian,” kata Enny. 

Baca juga : Usul Lembaga Bantuan Teknologi, BRIN Fokus pada Inovasi Produk Hilir Iptek

Enny juga menyampaikan, bahwa selama ini komitmen investasi sebetulnya terus berdatangan. Namun, komitmen investasi tidak serta merta terealisasi karena kerap menghadapi berbagai hambatan. 

Seperti tidak adanya kepastian berusaha dan kurang memadainya infrastruktur penunjang. Karena itu, pemerintah selayaknya harus bisa memberikan kepastian usaha terhadap investor melalui regulasi yang mendukung. [NOV]


 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.