Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Kunjungan Wisman Terjun Bebas

Sektor Pariwisata Makin Babak Belur

Selasa, 5 Mei 2020 04:38 WIB
Jumlah wisatawan mancanegara ke Indonesia mengalami penurunan akibat pandemi.
Jumlah wisatawan mancanegara ke Indonesia mengalami penurunan akibat pandemi.

RM.id  Rakyat Merdeka - Dampak pandemi terus menggerus sektor wisata dan semakin melemahkan daya beli masyarakat.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) pada, Maret 2020 anjlok tajam hingga 45,5 persen dibandingkan pada, Februari 2020. 

Jumlah wisman tersebut, juga turun 64,11 persen dibandingkan periode sebelumnya. 

“Di Maret, jumlah wisman turun drastis. Jumlahnya, hanya tinggal 470.900 wisman. Penurunan sudah sejak pemerintah mengumumkan secara resmi tentang pandemi,” ujar Kepala BPS, Suhariyanto dalam konferensi pers virtual, di Jakarta, kemarin. 

Dari data historis BPS, lanjut Suhariyanto, jumlah wisman hampir sama dengan jumlah pada tahun 2007 lalu. 

Suhariyanto mengatakan, penurunan kunjungan wisman terjadi di hampir seluruh pintu utama bandar udara di Indonesia. 

Di antaranya di Bandara Ngurah Rai Bali turun 64,72 persen, di Bandara SoekarnoHatta Jakarta turun 75 persen, dan Bandara Kualanamu Medan turun 64,11 persen. 

Baca juga : Kekeringan Diramal Terjadi Juni, `Kantong Kering` Dari Kemarin

“Dan kalau kita lihat jumlah wisman lewat laut juga mengalami penurunan. Di Batam turun 75 persen, di Tanjung Uban turun hingga 92 persen. Demikian juga yang datang lewat darat seperti di Atambua dan Entikong,” katanya lagi. 

Bahkan BPS mencatat, penurunan yang paling tajam terjadi pada kunjungan wisman yang datang dari China, yaitu 97,46 persen. Kemudian dari Hong Kong turun 96 persen, dan Kuwait turun 89 persen. 

“Hampir wisman dari seluruh negara mengalami penurunan tajam. Dan ini bisa disadari karena ada Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), lockdown di beberapa negara, dan penghentian penerbangan,” ungkapnya. 

Dengan demikian, secara kumulatif, total kunjungan wisman ke Indonesia pada Januari-Maret 2020 mencapai 2,6 juta. 

Di mana pada Januari 2020 situasi pariwisata masih normal, dan mulai terjadi penurunan pada Februari 2020 hingga Maret 2020. 

Jika dibandingkan pada Januari-Maret 2019, jumlah kunjungan wisman periode yang sama tahun ini mengalami penurunan 30,62 persen. 

Menurunnya kunjungan wisman ini juga mempengaruhi Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel di Indonesia. 

Baca juga : Gawat, Ekonomi Kita Bisa Makin Berdarah

“Pada Maret 2020, TPK tinggal 32,24 persen, yakni turun 16,98 poin dibandingkan Februari 2020, atau turun 20,64 poin dibandingkan Maret 2019,” kata Suhariyanto. 

Jika dibandingkan dengan TPK Februari 2020 penurunan juga terjadi di seluruh provinsi, dengan penurunan tertinggi tercatat di Provinsi Sulawesi Tenggara, sebesar 24,93 poin. 

Diikuti Provinsi Bengkulu 23,14 poin, dan Provinsi DI Yogyakarta 22,42 poin. Sedang penurunan terendah tercatat di Provinsi Aceh sebesar 5,76 poin. 

Daya Beli Makin Turun Sementara, inflasi di April 2020 juga mengalami pelemahan hanya sebesar 0,08 persen. Padahal, jelang Ramadhan biasanya inflasi terpantau naik tinggi. 

“Pada April 2019, inflasi mencapai 0,44 persen jauh di atas catatan inflasi pada April 2020. Ini tidak biasa jika dibandingkan sebelumnya. Ketika masuk bulan Ramadhan inflasinya meningkat, tapi tahun ini melambat dari Maret 0,10 persen dan sekarang 0,08 persen,” kata Suhariyanto. 

Ia menduga, pergerakan inflasi yang lambat ini turut dipengaruhi rendahnya konsumsi masyarakat di tengah pandemi. BPS juga melihat ada indikasi pelemahan daya beli yang mengakibatkan konsumsi masyarakat menjadi rendah. 

“Di sisi lain, ada juga penurunan permintaan barang dan jasa akibat PSBB, dan pelemahan daya beli rumah tangga,” tegas dia. 

Baca juga : 1,1 Juta Pekerja Pariwisata Layak Dapat Kartu Prakerja

Dengan angka inflasi ini, kata Suhariyanto, berarti inflasi Januari-April sudah sebesar 2,67 persen. 

Suhariyanto mengatakan, inflasi tertinggi berasal dari kelompok perawatan pribadi dan lainnya dengan andil 0,07 persen dan inflasi 1,2 persen. Sumbangan inflasi utamanya berasal dari kenaikan harga emas. 

“Bahan pangan juga sumbang inflasi cukup tinggi. Bawang merah punya andil 0,08 persen, gula pasir 0,02 persen, minyak goreng, rokok kretek, rokok putih, dan beras andilnya 0,01 persen,” katanya. 

Dari 90 kota, ada 39 yang mengalami inflasi. Sebaliknya 51 kota deflasi. Inflasi tertinggi di Baubau, Sulawesi Tenggara 0,88 persen. 

Sementara inflasi terendah terjadi di Cirebon, Balikpapan. Sedangkan deflasi tertinggi di Pangkal Pinang sebesar -0,92 persen dan deflasi terendah terjadi di Bogor dan Semarang sebesar -0,02 persen. [NOV]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.