Dark/Light Mode

Jika China Terus Batuk-batuk

Gawat, Ekonomi Kita Bisa Makin Berdarah

Senin, 20 April 2020 06:26 WIB
Sri Mulyani
Sri Mulyani

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemerintah waswas melihat ekonomi China minus 6,8 persen tahun ini. 

Pengamat memprediksi, jika ekonomi Negeri Tirai Bambu itu tak kunjung membaiknya, dampaknya ke kita akan sangat parah. 

Gelombang PHK kedua akan menyusul, sementara angka kemiskinan naik tajam.

Berdasarkan Biro Statistik Nasional China, dilaporkan pada kuartal I-2020 ekonominya akan tumbuh negatif sekitar 6,8 persen. 

Jika kondisi ini terjadi sampai akhir tahun, dampaknya sangat besar bagi ekonomi Indonesia. 

Menanggapi itu, Ekonom Institute For Development of Economics and Finance (INDEF), Bhima Yudhistira mengatakan, sangat mungkin pertumbuhan ekonomi China negatif di akhir tahun. 

“Ini terjadi karena dampak tutupnya pabrik akibat corona yang telah menurunkan tingkat produksi sektor manufaktur. Di satu sisi permintaan global yang lesu juga membuat kinerja ekspor terganggu,” kata Bhima kepada Rakyat Merdeka. 

Baca juga : Jokowi Akui Ekonomi RI Nyungsep Akibat Corona

Efek dari pelambatan ekonomi China ini, kata dia, akan menganggu Indonesia. China merupakan partner perdagangannya, baik ekspor maupun impor terbesar. 

Tahun ini, kata Bhima, pertumbuhan ekonomi Indonesia sudah anjlok luar biasa akibat ekonomi China yang terkontraksi. 

“Yang paling dikhawatirkan, ada gelombang kedua virus corona yang saat ini mulai terjadi di China. Kondisi ini akan membuat krisis lebih dalam,” ujarnya. 

Jika kekhawatiran tersebut menjadi kenyataan, kata Bhima, imbas ke Indonesia akan sangat mengerikan. 

“Kita harus bersiap hadapi gelombang PHK massal. Angka kemiskinan yang naik dan pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa di bawah 1-2 persen,” ujarnya. 

Sebelumnya, Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengatakan, kondisi yang dialami China itu sangat mengerikan. 

“China negatif 6,8 persen dan ekonomi dunia negatif 3 persen. Ini shock yang besar. Pengaruhnya besar ke ekonomi kita. Dan kita semua harus bersiap-siap menghadapinya,” kata Sri Mulyani. 

Baca juga : Tangkal Virus Corona, Ilmuwan Kanada Bikin Masker Berlapis Garam

Sri Mulyani itu mengungkapkan, perekonomian dunia dipastikan mengalami kontraksi yang sangat dalam tahun ini. 

Bahkan sejumlah lembaga keuangan internasional sudah memangkas signifikan proyeksi perekonomian dunia. 

“Sudah terlihat saat ini, tingkat pengangguran di dunia melonjak tajam. Termasuk di Indonesia. Dampak lainnya tentu akan segera menyusul,” ujarnya. 

Ia juga tak memungkiri adanya resesi akibat wabah virus corona. Menurutnya, jika kondisinya berat dan panjang, maka akan ada kemungkinan resesi, di dua kuartal berturut-turut Produk Domestik Bruto (PDB) hasilnya negatif. 

“Jika kuartal II-2020 akan menjadi titik terberat dalam perekonomian Indonesia. Dalam skenario pemerintah, pertumbuhan ekonomi di kuartal kedua tahun ini bisa hampir mendekati nol persen,” tegasnya. 

Saat ini, kata Ani, upaya yang sudah dilakukan untuk menghindari kondisi ekonomi terburuk. Pemerintah telah meluncurkan sejumlah stimulus. 

Di antaranya, melalui pemberian bantuan sosial atau program jaring sosial senilai Rp 110 triliun agar daya beli masyarakat bawah tetap terjaga. 

Baca juga : Ibunda Wafat, Jokowi Tetap Mikirin Negara

Kemenkeu juga memangkas Tunjangan Hari Raya (THR) kepada seluruh pejabat negara Eselon I dan II. 

Pemerintah hanya akan memberikan THR dan gaji ke-13 khusus kepada PNS golongan eselon III kebawah. 

Menteri Ani juga mulai mencairkan 50 persen dana bagi hasil tahun 2019 bagi DKI Jakarta, karena penerimaan daerah DKI Jakarta turun cukup tajam akibat pandemi Covid-19. 

“Pemerintah juga memberikan stimulus di sektor perpajakan bagi masyarakat saat terjadinya wabah virus Corona. Stimulus tersebut berupa pembebasan pajak pertambahan nilai (PPN) dan Pajak Penghasilan (PPh),” tegasnya. [NOV]
 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.