Dark/Light Mode

Terpukul Corona, Industri Pelayaran Babak Belur

Selasa, 31 Maret 2020 15:45 WIB
Ilustrasi industri pelayaran. (Foto: net)
Ilustrasi industri pelayaran. (Foto: net)

RM.id  Rakyat Merdeka - Imbas wabah corona (Covid-19), industri nasional mulai megap-megap. Sektor pelayaran nasional salah satunya. 

Ketua Umum DPP Indonesian National Shippowners’ Association (INSA) Carmelita Hartoto mengatakan, industri pelayaran harus diperhatikan pemerintah ditengah masa sulit ini.

"Saat ini perusahaan pelayaran nasional bisa bertahan dan tidak gulung tikar saja sudah sangat bagus. Kondisi saat ini benar-benar berat bagi pelayaran nasional," katanya di Jakarta, Selasa (31/3).

Baca juga : Tangkal Virus Corona, Ilmuwan Kanada Bikin Masker Berlapis Garam

Menurutnya, ada empat aspek yang terdampak di bisnis sektor pelayaran akibat mewabahnya virus corona.Pertama, penurunan volume kargo, baik pada ekspor impor yang terdampak seperti ke China yang menurun hingga 14-18 persen dan merembet ke negara tujuan lain, seperti Singapura dan Korea Selatan. Begitu juga pada kargo domestik terutama pada kargo penunjang ekspor impor dan distribusi nasional yang turun 5-10 persen.

Kedua, proses clearance di pelabuhan yang lebih lama karena adanya penyemprotan disinfektan kapal, pemeriksaaan kesehatan kru kapal dan pemeriksaan riwayat perjalanan kapal. Hal ini berdampak pada penambahan biaya operasional kapal.

Ketiga, kebijakan physical distancing dan work from home juga berdampak pada kinerja instansi di darat karena banyak yang membatasi jam kerja termasuk tenaga operasional di lingkungan Ditjen Hubla pada subdit-subdit terkait kepengurusan sertifikat kapal dan kesyahbandaran.

Baca juga : Virus Corona Menggila, Trump Mau Perluas Travel Ban Bagi Banyak Negara

Keempat, pelayaran nasional juga mengalami kendala docking kapal. Hal ini disebabkan sejumlah galangan mengurangi jumlah pekerja di lapangan untuk meminimalisasi penyebaran corona.

Akibatnya, pekerjaan perawatan kapal-kapal yang sedang docking terkendala entah sampai kapan, dan kapal lainnya harus antre lama untuk docking dalam dua bulan terakhir. Selain itu, spare part kapal yang impor dari China terkendala sehingga lebih lama dan lebih mahal.

Menurutnya kondisi yang sangat memukul sektor pelayaran nasional saat ini juga akan berdampak pada menurunnya kinerja industri terkait lainnya, seperti kinerja logistik, asuransi, galangan, industri spare part kapal hingga ke instansi pendidikan SDM pelaut. 

Baca juga : Hak Pekerja Konstruksi Tetap Terpenuhi

Untuk menyelamatkan perusahan pelayaran nasional dari masa sulit ini, kata Carmelita, dibutuhkan sejumlah stimulus dari stakeholders, seperti pemberian grace periode yang panjang pembayaran pinjaman bank, reschedule atau penjadwalan kembali pembayaran pinjaman bank, dan penghapusan pajak atas bahan bakar minyak (BBM). [KPJ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.