Dark/Light Mode

BI Tahan Suku Bunga Di 4,5 Persen

Selasa, 19 Mei 2020 16:01 WIB
Gedung Bank Indonesia. (Foto: ist)
Gedung Bank Indonesia. (Foto: ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Di tengah ketidakpastian global serta ancaman resesi akibat pandemi Covid-19, Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate (repo rate) sebesar 4,50 persen, suku bunga Deposit Facility sebesar 3,75 persen, dan suku bunga Lending Facility sebesar 5,25 persen. 

Gubernur BI, Perry Warjiyo mengatakan, keputusan ini mempertimbangkan perlunya menjaga stabilitas nilai tukar di tengah ketidakpastian pasar keuangan global. “Kami terus memperkuat bauran kebijakan yang diarahkan untuk memitigasi risiko penyebaran Covid-19, menjaga stabilitas pasar uang dan sistem keuangan, serta bersinergi dengan Pemerintah dan otoritas terkait dalam mempercepat pemulihan Ekonomi Nasional (PEN),” katanya dalam video streaming keputusan RDG BI, Selasa (19/5). 

BI, sebut Perry, juga melakukan langkah-langkah yang telah dilakukan, yaitu menyediakan likuiditas bagi perbankan dalam restrukturisasi kredit UMKM dan usaha ultra mikro yang memiliki pinjaman di lembaga keuangan. Kedua, mempertimbangkan pemberian jasa giro GWM kepada semua bank.

Baca juga : Bahar bin Smith Bebas Dari Lapas

Ketiga, memperkuat operasi moneter dan pendalaman pasar keuangan syariah melalui instrumen Fasilitas Likuiditas Berdasarkan Prinsip Syariah (FLisBI), Pengelolaan Likuiditas Berdasarkan Prinsip Syariah (PaSBI), dan Sertifikat Pengelolaan Dana Berdasarkan Prinsip Syariah Antar Bank (SiPA).

“Langkah keempat, mendorong percepatan implementasi ekonomi dan keuangan digital sebagai bagian dari upaya pemulihan ekonomi melalui kolaborasi antara bank dan fintech untuk melebarkan akses UMKM dan masyarakat kepada layanan ekonomi dan keuangan,” imbuhnya.

Ke depan, BI akan terus mencermati dinamika perekonomian dan pasar keuangan global serta penyebaran Covid-19 dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia dari waktu ke waktu, serta mengambil langkah-langkah kebijakan lanjutan yang diperlukan secara terkoordinasi yang erat dengan Pemerintah dan KSSK untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta pemulihan ekonomi nasional.

Baca juga : Teh Genmaicha Bisa Obati Penyakit Persendian

Diakui Perry, pandemi Covid-19 menurunkan pertumbuhan ekonomi dunia, sementara pengaruhnya terhadap ketidakpastian pasar keuangan dunia mulai mereda. Sejalan meluasnya pandemi Covid-19 dan disertai berbagai upaya penanggulangan pembatasan aktivitas masyarakat, pertumbuhan ekonomi triwulan I-2020 di banyak negara di dunia menurun tajam. 

Pertumbuhan ekonomi seperti di China, Eropa, Jepang, Singapura, dan Filipina mengalami kontraksi di triwulan I-2020, sementara pertumbuhan ekonomi AS turun dalam menjadi 0,3 persen. “Perkembangan April 2020 menunjukkan risiko resesi ekonomi global tetap besar tercermin pada kontraksi berbagai indikator dini seperti kinerja sektor manufaktur dan jasa serta keyakinan konsumen dan bisnis,” ucapnya. 

Pandemi Covid-19 juga telah memengaruhi pertumbuhan ekonomi domestik. Pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan I-2020 tercatat 2,97 persen (yoy), melambat dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 4,97 persen (yoy). 

Baca juga : Trump Bela Elon Musk Mau Buka Pabrik Tesla

Penurunan terutama berasal dari melambatnya ekspor jasa, khususnya pariwisata, konsumsi non-makanan, dan investasi, dengan sektor yang paling terdampak terjadi di sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR), sektor industri pengolahan, sektor konstruksi, dan sub-sektor transportasi. [DWI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.