Dark/Light Mode

Kinerja Emiten Properti Mulai Pulih, Sahamnya Layak Dikoleksi

Senin, 29 Juni 2020 12:58 WIB
Kenaikan harga saham/Ilustrasi (Foto: Istimewa)
Kenaikan harga saham/Ilustrasi (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kinerja sektor properti masih cenderung stagnan. Ini wajar mengingat pandemi corona memukul semua emiten properti. Data Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, kinerja saham sektor properti dan konstruksi akibat corona minus 34,9 persen dibandingkan posisinya pada awal tahun. Pekan lalu, sektor properti dan konstruksi ditutup pada level 327, turun dari posisi 503 pada awal tahun.  

Meski begitu, sejumlah analis menilai, dalam jangka panjang, sektor properti akan mengalami pemulihan seiring dengan kebijakan the new normal sehingga saham sektor properti masih layak dikoleksi. Apalagi, di awal Mei sudah mulai menggeliat. Karena itu, saham-saham berkapitalisasi besar, seperti PT Lippo Karawaci (LPKR), PWON, BSDE, dan CTRA, tetap layak untuk dikoleksi. 

Direktur Investa Saran Mandiri Hans Kwee menyebut, saham sektor properti akan terus tumbuh setelah berhasil bangkit dari posisi terburuknya pada akhir April lalu, yaitu pada level 286. Hans menyakini, tren sektor properti melenggang di zona hijau akan mulus ditopang oleh momentum Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 25/2020 tentang Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera).

Baca juga : Sanksi Petahana Yang Nakal!

Hampir semua pengembang menyambut aturan ini. Sebab, ada potensi besar yang dapat mendorong kinerja keuangan emiten properti. Kata Hans, dengan PP Tapera, permintaan ke sektor properti akan meningkat. Program Tapera ini akan menghimpun dana pekerja, baik PNS, TNI, Polri, BUMN, BUMD, dan pekerja swasta, serta pekerja mandiri untuk pembiayaan perumahan. Pekerja terdaftar atau peserta Tapera nantinya akan dikenakan iuran simpanan sebesar 3 persen dari gaji atau upah. Iuran dana yang dipotong dari gaji pekerja secara periodik itu akan dikembalikan setelah kepesertaan berakhir. 

Hans menambahkan, permintaan properti di pinggiran ibu kota juga akan semakin menggeliat imbas perubahan daya hidup akibat corona, dari yang biasa ke mall kini banyak tinggal di rumah. Kini, perumahan di harga Rp 300 juta makin banyak diburu pembeli.  

Faktor pendorong lain, pemangkasan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia (BI) sebesar 25 basis poin menjadi 4,25 persen serta tingkat suku bunga deposit facility dan bunga lending facility menjadi masing-masing 3,5 persen dan 5,0 persen turut menjadi katalis pendongkrak sektor properti. Kebijakan new normal yang disambut dengan mulai dibukanya pusat pusat perbelanjaan juga akan membuat emiten yang bergerak di pengembangan mall atau memiliki jaringan mall akan mengalami rebound.  

Baca juga : Kerek Harga Sawit Dan CPO, Program B30 Layak Dilanjutkan

Analis Binaartha Sekuritas Nafan Aji Gusta sebelumnya menyampaikan, salah satu faktor pendorong bagi saham properti yaitu kebijakan pelonggaran moneter. Pendorong lain, developer juga cenderung mengandalkan recurring income, ini akan tetap jadi andalan.   

Menurut Nafan, saat ini dari sisi aset, hampir semua pengembang, termasuk PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) mengalami kenaikan. LPKR mampu meningkatkan aset karena menerapkan sejumlah inovasi di berbagai produk properti, sekaligus juga tetap komitmen melanjutkan setiap proyek, termasuk Meikarta. Sehingga dalam jangka panjang, LPKR juga memiliki potensi bisnis yang cerah. Dari sisi teknikal fundamental juga kuat. Meski dari sisi trading jangka pendek, menurut Nafan, kurang likuid. Namun, jika ingin mengoleksi untuk jangka panjang, untuk investasi, saham LPKR tetap layak.

“Untuk investasi panjang tidak masalah. Apalagi jika kebijakan pemerintah pro pasar properti, tentu positif untuk emiten properti, sehingga meski ada ketidakpastian global dengan penerapan kebijakan pro pasar, prospek sektor properti akan tetap positif,” ujar Nafan.

Baca juga : Komoditas Cabe Punya Prospek Cerah, Kuncinya Penerapan Inovasi

LPKR memiliki fundamental dan aset perusahaan sangat kuat, dibanding dengan saham-saham properti lain. Kinerja bisnis juga solid. Harga saham saat ini berada di P/Sales ratio 0,61x dan memiliki free float 52,95 persen sehingga cukup murah dan likuid.  

Menurut data BEI, Lippo Karawaci merupakan salah satu perusahaan properti terbesar yang sahamnya tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan total aset 4 miliar dolar AS per September 2019 dan kapitalisasi pasar 1,2 miliar dolar AS per 31 Oktober 2019. Selain mengembangkan enam proyek properti yang sedang berjalan, perseroan mengelola 51 mal dengan gross floor area 3,4 juta meter persegi, serta jaringan 36 RS yang difasilitasi 3.666 unit tempat tidur.

Kepala Riset Reliance Sekuritas Lanjar Nafi menyampaikan, dalam jangka panjang ekonomi Indonesia juga akan terus tumbuh. Sejumlah sektor akan terdorong, salah satunya properti. Belum lagi proyek infrastruktur tetap berlanjut. Ini memberi sentimen positif. Emiten properti seperti LPKR dalam jangka panjang kinerja membaik, juga bisa meraup untung. [USU]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.