Dark/Light Mode

Kerek Harga Sawit Dan CPO, Program B30 Layak Dilanjutkan

Rabu, 10 Juni 2020 12:44 WIB
Ilustrasi B30. (Foto: Antara)
Ilustrasi B30. (Foto: Antara)

RM.id  Rakyat Merdeka - Program biodiesel 30 persen (B30) masih layak dilanjutkan. Pasalnya, kebijakan ini terbukti efektif mendongkrak harga Tandan Buah Segar (TBS) milik petani dan minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO). 

Ekonom senior, Raden Pardede menjelaskan, program B30 ini menyebabkan pasar CPO di dalam negeri meningkat. Peningkatan pasar inilah yang memicu permintaan akan CPO juga meningkat. 

Lantaran permintaan yang naik, menyebabkan harga CPO juga meningkat. Tak hanya harga CPO yang meningkat, tapi TBS yang merupakan bahan baku CPO turut menikmati margin.

“Kebijakan ini sangat membantu para petani sawit. Karena itu, kebijakan ini tepat,” kata Raden Pardede di Jakarta, Rabu (10/6).

Menurut dia, seandainya saja Indonesia tidak menerapkan program B30, bisa dipastikan harga TBS dan CPO akan lebih rendah jika dibandingkan dengan harga yang terjadi saat ini. Pasalnya, sebagian besar CPO diekspor ke luar negeri. Celakanya, permintaan dunia akan CPO saat ini dipastikan menurun.

Baca juga : Kementan: Pandemi Tak Halangi Capaian Program Sikomandan

Hal ini bisa terjadi mengingat di saat pandemi Covid-19 ini perekonomian dunia lesu. Industri-industri yang menggunakan bahan baku minyak kelapa sawit juga mengurangi produksinya. 

Dampaknya, permintaan dunia akan minyak sawit juga menurun. 

Penurunan permintaan minyak sawit ini bisa dipastikan menekan harga TBS di tingkat petani. “Untung saja Indonesia ada program B30 sehingga penurunan permintaan minyak sawit tak terlalu signifikan,” papar Raden. 

Jadi, lanjut Raden, pasar minyak sawit di dalam negeri ini harus tetap diamankan. Sebab kalau saja tidak ada pasar minyak sawit dalam negeri yang besar, maka harga TBS dipastikan akan terjun bebas.

“Jadi sebenarnya program B30 merupakan kebijakan yang sangat baik, paling tidak untuk sementara waktu ini. Karena saya yakin tanpa ada Program B30, harga TBS dan CPO kita akan turun,” tegasnya.

Baca juga : Aturan Corona Banyak Diakali

Menurutnya, manfaat program B30 lainnya yakni menghemat devisa. Hasrat penambahan importasi solar dinilai tidak tepat kendati harga minyak mentah dunia saat ini sangat murah. Karena dengan mengimpor, tetap saja banyak devisa negara yang keluar. 

Apalagi Indonesia telah menyatakan komitmennya untuk mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) sebesar 29 persen pada 2030. Upaya yang dilakukan yakni dengan mengurangi penggunaan sumber energi fosil dan menggantinya dengan biodiesel yang merupakan renewable energy atau energi yang berkelanjutan.

Di kala pandemi Covid-19 ini, kata Raden, Indonesia harus memiliki lokomotif ekonomi yang mampu membangkitkan perekonomian nasional. Saat ini, hampir semua sektor ekonomi terpuruk.

Hanya sedikit sektor ekonomi yang mampu bertahan di tengah pandemi Covid-19 ini, salah satunya perkebunan kelapa sawit beserta industri turunannya. “Kita ingin ada lokomotif yang mampu membangkitkan perekonomian. Karena itu, industri ini harus dikembangkan agar Indonesia bisa menggeliat kembali,” katanya. 

Program B30 di 2020 ini akan menggunakan biodisel sebanyak 9,59 juta kiloliter. Manfaat ekonomi dan sosial dari implementasi Program B30 akan menghemat devisa sebesar USD5,13 miliar atau setara dengan Rp63,39 triliun. Hilirisasi CPO menjadi biodisel memberikan nilai tambah Rp13,82 triliun. 

Baca juga : Belakangan Ini, Terlalu Banyak Kabar Berita Duka

Dengan program B30 ini akan mempertahankan tenaga kerja (petani sawit) di on farm sebanyak 1,2 juta orang dan di off farm sebanyak 9.005 orang. Selain itu juga akan mengurangi emisi GRK sebanyak 14,25 juta ton CO2. 

Wakil Ketua Komisi IV DPR, Hasan Aminuddin mengatakan, pemerintah harus memproteksi petani untuk menyediakan pangan masyarakat. Tentu saja juga para petani sawit saat ini juga perlu mendapatkan proteksi dan insentif. 

Program B30 secara tidak langsung juga merupakan proteksi yang dilakukan pemerintah dalam rangka menjaga harga TBS tetap pada harga yang menguntungkan petani. “Adanya proteksi terhadap petani ini merupakan salah satu rekomendasi Komisi IV DPR kepada pemerintah,” tegas Hasan Aminuddin. [DIT]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.