Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Kinerja Industri Manufaktur Terganggu Urusan Koordinasi Antarinstansi
- KAI Tutup Posko Angkutan Lebaran, Penumpang KA Naik 18 Persen
- 100.000 Pendukung Prabowo-Gibran Gelar Aksi Damai di MK, Jumat Besok
- Didampingi Ibu Wury, Wapres Gelar Halal Bihalal Bareng Pegawai Dan Media
- Bobby Tetap Mau Daftar Jadi Bacagubnya PDIP
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Maksimalkan PEN
Bappenas Pede Relaksasi PSBB Bisa Kurangi PHK
Sabtu, 11 Juli 2020 06:40 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas percaya diri (pede) relaksasi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) mulai berdampak positif bagi ekonomi. Salah satunya mengurangi jumlah Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)
Bahkan, Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) juga dapat menahan peningkatan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) nasional di tahun 2021.
Pelaksana tugas (Plt) Kasubdit Direktorat Perencanaan Makro dan Analisis Kementerian PPN/ Bappenas, M Firman Hidayat menerangkan, relaksasi PSBB mendorong terjadi peningkatan aktivitas perekonomian. Yang akhirnya mampu mengurangi gelombang PHK dalam beberapa bulan ke depan.
Baca juga : Pede Tak Pengaruhi Suara, PKB Dukung Istri Bupati
“Meski ekonomi mulai bergerak, tapi kapasitasnya tidak akan kembali 100 persen normal seperti sebelum pandemi. Sehingga potensi PHK masih tetap ada,” kata Firman.
Sebelumnya, Menteri PPN/ Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa juga mengkhawatirkan terjadi peningkatan jumlah pengangguran di Indonesia akibat pandemi. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) nasional berpotensi mencapai 10,7 juta sampai 12,7 juta orang di tahun 2021.
“Dikhawatirkan pada 2021 pengangguran sampai 10,7 juta sampai dengan 12,7 juta orang,” kata Suharso belum lama ini.
Baca juga : PSI Mau Lobi ke Pemerintah
Data Bappenas menyebutkan, pandemi berdampak pada peningkatan jumlah penganggur, akibat penambahan lapangan kerja sangat terbatas dan cenderung menyusut.
Bappenas memperkirakan pada tahun ini jumlah pengangguran akan bertambah sekitar 4-5,5 juta orang dibandingkan 2019. Sedangkan tahun depan, jumlah pengangguran diperkirakan akan meningkat sekitar 10,7-12,7 juta orang.
“Sektor yang paling banyak kehilangan pekerja adalah perdagangan, industri manufaktur, konstruksi, jasa perusahaan, akomodasi, makanan dan minuman,” terang Suharso.
Baca juga : Digelar Desember, Pilkada Bisa Kuras Uang Negara
Meski begitu, Bappenas telah menyusun strategi kebijakan untuk menurunkan tingkat pengangguran selama pandemic. Antara lain memulihkan ekonomi untuk menciptakan lapangan melalui industri manufaktur, pariwisata, investasi, penumbuhan kewirausahaan, pembangunan infrastruktur sederhana di pedesaan berbasis padat karya.
Kebijakan berikutnya, yakni mewujudkan angkatan kerja yang berkualitas dan produktif melalui sistem perlindungan sosial, sistem kesehatan, reformasi sistem pendidikan dan pelatihan vokasi untuk meningkatkan kualitas serta relevansi, peningkatan peran dan kerja sama industri/swasta.
“Kami juga berharap program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dapat menahan peningkatan TPT di tahun 2021. Pasalnya dengan anggaran sekitar Rp 695,2 triliun, sebagian besar ditujukan untuk dukungan usaha,” ujarnya. [NOV]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya