Dark/Light Mode

Kolaborasi Dengan Maskapai Dan Air Navigation

Angkasa Pura II Pengen Bisa Lebih Efisien Dan Efektif

Senin, 13 Juli 2020 06:23 WIB
Webinar Center for Strategic and Aviation Studies (CSAS) bertajuk Airport Collaborative Decision Making: Challenge and Opportunities,
Webinar Center for Strategic and Aviation Studies (CSAS) bertajuk Airport Collaborative Decision Making: Challenge and Opportunities,

RM.id  Rakyat Merdeka - PT Angkasa Pura II (Persero) tengah berupaya menerapkan Airport Collaborative Decision Making (A-CDM) alias berkolaborasi dengan seluruh stakeholder penerbangan di Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta).

A-CDM dinilai penting untuk segera diterapkan secara penuh untuk efisiensi dan efektifitas sektor penerbangan nasional.

President Director Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin mengatakan, penerapan A-CDM memang tidak mudah. Namun dapat dilakukan dengan kolaborasi di antara stakeholder.

Saat ini, pihaknya tengah dalam proses menerapkan A-CDM secara penuh di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, sebelum nantinya diterapkan di bandara-bandara lainnya.

“Ada 13 tahapan untuk menerapkan A-CDM secara penuh. Mulai dari pembentukan organisasi, menetapkan target, hingga memastikan keberlanjutan ketika nanti sudah diimplementasikan. Sejumlah tahapan-tahapan itu sudah kami selesaikan,” ujarnya, dalam webinar Center for Strategic and Aviation Studies (CSAS) bertajuk Airport Collaborative Decision Making: Challenge and Opportunities, Jumat (10/7).

Baca juga : PT Angkasa Pura II Dongkrak Efisiensi Penerbangan Via A-CDM

Ia menegaskan, terpenting adalah kolaborasi di antara stakeholder. Tidak bisa lagi hanya menjadi konsep bagi operator bandara, maskapai dan air navigation.

Sejauh ini, lanjut Awaluddin, Bandara Soetta belum secara penuh menerapkan A-CDM. Pihaknya bersama AirNav Indonesia saat ini tengah berupaya mencapai tiga objektif yakni meningkatkan prediktabilitas penerbangan, meningkatkan on time performance [OTP], dan menurunkan tingkat slot yang mubazir atau tidak digunakan.

“Penerapan penuh A-CDM di bandara bertujuan untuk mencapai sebanyak 9 objektif. Sekarang, 3 objektif itu sangat penting diterapkan di tengah kondisi pandemi global Covid-19 sehingga di tengah tekanan ini sektor penerbangan dapat tetap meningkatkan efisiensi dan efektifitas penerbangan,” jelasnya.

Vice President (VP) Operational Planning and Control Garuda Indonesia Capt. Fanny Kawulusan menilai, kunci utama penerapan A-CDM adalah mengoptimalkan sumber daya dan fasilitas yang ada di bandara.

“Sehingga menguntungkan bagi semua stakeholder baik dari airport operator, aircraft operator, air navigation, ground handler, yang ujung-ujungnya adalah kepuasan penumpang pesawat,” katanya.

Baca juga : Wagub Banten Andika Gulirkan Program Tengok Kanan Dan Kiri Tetangga

Selain itu, implementasi A-CDM dapat menghasilkan berbagai peningkatan pelayanan mulai dari lebih singkatnya waktu taxi bagi pesawat, antrean yang lebih pendek untuk take off, menghemat bahan bakar, menurunkan kongesti di apron dan taxiway, hingga waktu yang lebih hemat dalam menggunakan gate untuk persiapan keberangkatan atau kedatangan.

Lebih lanjut dikatakannya, di dalam platform A-CDM, seluruh stakeholder penerbangan seperti operator bandara, maskapai, air navigation dan ground handling akan saling berbagi seluruh informasi dan data.

“Jadi, operasional setiap penerbangan dapat direncanakan dengan baik,” sambungnya.

VP ANS Data & Evaluation AirNav Indonesia Roy Johanis menambahkan, implementasi ACDM melengkapi sistem Air Traffic Flow Management (ATFM) yang kini sudah diterapkan.

“ATFM dan A-CDM ini adalah dua hal yang berbeda. ATFM bertujuan me-manage demand dan capacity. Demand harus sesuai capacity, karena kalau demand melebihi capacity maka akan terjadi inefisiensi. Sementara, A-CDM bertujuan improve predictability dan optimize resource. Skup ATFM adalah airspace, sementara scope A-CDM adalah airport,” tandasnya.

Baca juga : Masyumi Reborn Pengen Koalisi Sama Amien Rais

A-CDM ialah sistem kolaborasi antara operator bandara (PT AP II), penyedia jasa navigasi penerbangan (AirNav Indonesia), maskapai, penyedia jasa ground handling dan stakeholder lainnya guna meningkatkan efisiensi dan efektifitas dalam operasional penerbangan.

Dalam kolaborasi ini PT Angkasa Pura II, sebagai operator Soekarno-Hatta, menyediakan informasi penerbangan secara real time, rencana lokasi parkir bagi pesawat, dan gate keberangkatan penumpang secara real time, dan status koordinasi di dalam proses A-CDM.

Operator bandara akan berperan seperti ketua komite di dalam A-CDM ini sehingga juga mengawasi jalannya koordinasi di dalam A-CDM.

Sementara itu, maskapai menyediakan rencana penerbangan secara real time termasuk jenis pesawat dan jumlah penumpang. Maskapai juga menyediakan informasi mengenai target waktu pesawat siap beranjak dari tempat parkir (Target Off-Block Time/TOBT) untuk diberangkatkan.

Sementara penyedia jasa navigasi penerbangan, AirNav Indonesia, bertugas menyediakan informasi mengenai runway yang sedang digunakan, rencana penggunaan runway, kapasitasrunway, dan informasi lainnya terkait lalu lintas penerbangan. [IMA]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.