Dark/Light Mode

Prediksi Menko Ekonomi

Masih Ada Peluang Kita Lolos Dari Jurang Resesi

Minggu, 26 Juli 2020 07:57 WIB
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto. (Foto : twitter@PerekonomianRI)
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto. (Foto : twitter@PerekonomianRI)

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengatakan, tak ada negara yang aman dari resesi di masa pandemi virus corona. Termasuk Indonesia. Meski begitu kita masih punya peluang lolos dari jurang resesi.

“Tidak ada negara manapun yang aman dari resesi. Rata-rata, negara yang mengalami resesi technically dua kali negatif pertumbuhan ekonominya,” kata Airlangga di Jakarta.

Untuk Indonesia, lanjut dia, di kuartal kedua pertumbuhan ekonomi juga terancam terkontraksi. Meski begitu, Airlangga menyebut, kontraksi pertumbuhan ekonomi yang dialami Indonesia tidak terlalu dalam dibandingkan negara lain.

Ia mencontohkan, perekonomian Thailand, yang secara teknis sudah resesi akibat pertumbuhannya di kuartal I minus 1,8 persen dan kuartal II minus 11,1 persen. Begitu pun dengan Brasil dan India yang ekonominya minus double digit.

“Alasan pertama karena jurangnya resesi kita tidak sedalam negara lain. Karena di kuartal I, ekonomi Indonesia masih tumbuh positif di 2,97 persen. Meskipun di kuartal II akan minus,” kata Airlangga.

Baca juga : Satu Kakinya Sudah Ada di Jurang Resesi

Saat ini, ada dua faktor yang menyangga Indonesia agar tidak jatuh ke jurang resesi. Yakni belanja pemerintah dan stimulus ekonomi melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Seperti diketahui, pemerintah mengalokasikan dana untuk penanganan virus corona di dalam negeri sebesar Rp 695,2 triliun.

“Kita dorong stimulus pemerintah dilakukan dalam bentuk bansos tunai atau cash, sehingga diharapkan bisa menaikkan daya beli masyarakat,” tuturnya.

Menteri dari Golkar ini juga meminta masyarakat mulai melaku- kan belanja (spending). Dengan demikian, perekonomian bisa terdongkrak naik lantaran konsumsi rumah tangga menyumbang porsi mayoritas dalam PDB.

“Kalau kami lihat sebagian masyarakat kita dananya di bank naik, jadi lebih banyak orang yang menabung sehingga dana ini tidak turun ke sektor konsumsi,” tegasnya.

Sebelumnya, Presiden Jokowi juga mengaku, khawatir Indonesia masuk ke jurang resesi. Pasalnya, angka pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal kedua 2020 ini akan terjun ke zona minus.

Baca juga : Ani-Erick Juaranya

Pada kuartal pertama tahun ini, ekonomi nasional memang masih mampu tumbuh positif di angka 2,97 persen. Namun, ber- jalan ke kuartal kedua 2020, pertumbuhan ekonomi diprediksi merosot jauh. Anjloknya kinerja pertumbuhan ekonomi ini disebabkan oleh pandemi corona yang sempat menghentikan banyak sektor usaha dan menekan daya beli masyarakat.

“Di kuartal kedua kita sangat khawatir karena sudah berada di posisi minus pertumbuhan ekonomi. Harus hati-hati mengelola dan memanajemen krisis ini agar urusan kesehatan dan ekonomi bisa berjalan beriringan,” jelas Jokowi.

Presiden pun meminta seluruh kementerian untuk mengebut belanja. Menurutnya, belanja pemerintah adalah satu-satunya roda penggerak perekonomian nasional di saat rantai permintaan, pasokan, dan produksi goyah akibat pandemi corona. Kinerja cepat seluruh kementerian diperlukan demi menyelamatkan laju pertumbuhan ekonomi yang terancam minus.

“Kunci penyelamatan ekonomi ada pada kuartal III-2020 ini. Bila pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal III bisa bertahan di rentang positif, maka risiko resesi bisa jauh berkurang,” ujar Jokowi.

Seperti diketahui, Korsel masuk ke jurang resesi pertama kalinya dalam 17 tahun terakhir. Tercatat, Produk Domestik Bruto (PDB) Korsel minus 1,3 persen pada kuartal I-2020, lalu kembali terjun 3,3 persen pada kuartal II.

Baca juga : Wagub Jabar : Benefit Ekonomi Sosial Idul Adha Jangan Sampai Berkurang

Ini adalah pertama kalinya ekonomi Korea Selatan menyusut selama dua kuartal berturut-turut sejak 2003, dan penutunan kuartalan adalah yang paling curam sejak 1998.

Ekspor Korea Selatan (Korsel) turun 16,6 persen dan impor turun 7,4 persen. Konsumsi swasta meningkat 1,4 persen karena pengeluaran yang lebih tinggi untuk barang tahan lama, seperti mobil dan peralatan rumah tangga. [NOV]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.