Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Tingkatkan Kontribusi BHP Frekuensi, Kominfo Punya Peluang Kurangi Defisit APBN
Senin, 3 Agustus 2020 22:49 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Biaya Hak Penggunaan (BHP) frekuensi dinilai bisa menjadi sumber pendapatan bagi pemerintah untuk mengurangi defisit anggaran dalam Program Pemulihan Ekonomi Nasional akibat Covid-19. Pada webinar yang diselenggarakan Sobat Cyber Indonesia belum lama ini, Direktur Penyiaran Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Geryantika Kurnia berbicara tentang potensi peningkatan PNBP dari optimalisasi pemanfaatan frekuensi 700 MHz dan 2600 MHz.
Kedua band frekuensi tersebut saat ini dimanfaatkan untuk penyiaran namun tidak memberikan pendapatan yang optimal bagi negara. Seharusnya, kata Geryantika, sejak 2018, program analog switch off (ASO) penyiaran sudah dilakukan. Sehingga frekuensi 700 MHz yang saat ini masih dipergunakan industri penyiaran terestrial dapat dimanfaatkan oleh industri telekomunikasi untuk menyediakan layanan 5G.
Baca juga : Masih Ada Peluang Kita Lolos Dari Jurang Resesi
Geryantika menerangkan, migrasi industri penyiaran ke digital ini tak hanya memberikan manfaat bagi negara. Tetapi juga bagi industri penyiaran itu sendiri seperti kualitas gambar dan suara yang lebih baik serta efisiensi dari sharing infrastruktur yang akan menghemat energi dan biaya operasional hingga empat kali lipat. “Saat ini ekosistem penyiaran digital sudah sangat mendukung,” ucapnya.
Seandainya ASO dapat berjalan, Indonesian akan mendapatkan banyak keuntungan. Geryantika memaparkan data Boston Consulting Group yang menyebutkan ASO akan menghasilkan multiplier effect untuk ekonomi digital Indonesia. “Seperti adanya tambahan 181 ribu kegiatan usaha, 232 ribu tambahan lapangan kerja, tambahan pendapatan negara dalam bentuk pajak dan PNBP yang mencapai Rp 77 triliun serta peningkatan kontribusi pada PDB nasional hingga Rp 443,8 triliun,” paparnya.
Baca juga : Ringankan Debitor Di Saat Pandemi, OJK Bakal Perpanjang Restrukturisasi Kredit
Jika untuk mendapatkan digital dividend dari ASO, masih harus menunggu revisi UU Penyiaran dalam Omnibus Law. Hal ini bisa memakan waktu lama. Karena itu, mungkin ada baiknya Kominfo mempertimbangkan pemanfaatan frekuensi 2300 MHz sebagai tambahan PNBP sektor telekomunikasi. Sampai saat ini, masih ada frekunesi 2300 MHz yang idel. Dengan Kominfo segera melelang frekuensi 2300 MHz tersebut, PNBP sektor telekomunikasi akan meningkat.
Langkah lain yang dapat dipertimbangkan Kominfo untuk mengoptimalkan pendapatan dari sektor telekomunikasi adalah dengan menyesuaikan harga BHP frekuensi yang saat ini dikelola Smartfren. Dengan meninjau ulang BHP frekuensi Smartfren, pendapatan sektor telekomunikasi akan meningkat dan itu prestasi tersendiri bagi Menkominfo Johnny G Plate. [MRA]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya