Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Dampak HPTL Makin Positif Jika Didukung Regulasi Yang Tepat

Senin, 17 Agustus 2020 19:29 WIB
Ilustrasi/ist
Ilustrasi/ist

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua Koalisi Indonesia Bebas TAR (KABAR) Ariyo Bimmo menilai, kesadaran masyarakat Indonesia akan kesehatan dari waktu ke waktu makin tumbuh. Banyak orang mulai meninggalkan kebiasaan merokok.

Berbagai produk dari Hasil Pengolahan Tembakau Lainnya (HPTL), seperti vape atau produk tembakau yang dipanaskan menjadi salah satu alternatif untuk mengurangi risiko yang timbul akibat kebiasaan merokok.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Yayasan Pemerhati Kesehatan Publik (YPKP), penggunaan HTPL bukannya bebas risiko.

Namun HPTL terbukti menghasilkan emisi aldehyde yang jauh lebih rendah dari rokok. Secara terperinci, bahan kimia yang bersifat karsinogenik (zat pemicu kanker) pada rokok mencapai 1.480,6, sedangkan pada HPTL berkisar diantara 239,1 sampai dengan 23,1.

Tapi disayangkan saat ini belum ada aturan yang secara jelas mengatur produk ini. KABAR Kata Ariyo, ingin memberikan edukasi dan meningkatkan kesadaran publik mengenai masalah kesehatan menaruh perhatian yang cukup besar terhadap permasalahan ini.

"Produk ini punya banyak potensi dari aspek kesehatan, industri, pemasukan negara, hingga pembukaan lapangan pekerjaan,” tegas Ariyo dalam keterangan persnya Senin (17/8).

Baca juga : Camila Giorgi, Didukung Peran Besar Sang Ibu

Menurutnya HPTL dapat menjadi solusi pengurangan risiko yang optimal. Tetapi pemerintah perlu segera menerbitkan aturan untuk produk tersebut.

Dia memaparkan, saat ini aturan mengenai HPTL hanya tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) 156/2018 tentang Tarif Cukai Hasil Tembakau.

“Aturan tersebut hanya mengatur mengenai pengenaan cukai untuk produk HPTL. Namun belum ada aturan teknis yang lebih dalam untuk industri ini,” kata Ariyo.

Menurut Ariyo, idealnya produk ini diatur secara komprehensif dan berbeda dari produk rokok, mulai dari tarif cukai, tata cara pemasaran, peringatan kesehatan, hingga yang paling penting ialah pelarangan akses untuk anak di bawah umur.

Nantinya regulasi tersebut diharapkan dapat memaksimalkan potensi industri ini untuk kebaikan negara maupun masyarakat luas.

“Agar potensi industri HPTL dapat dikembangkan secara maksimal, perlu segera ada regulasi yang lebih komprehensif, sesuai dengan profil risikonya yang lebih rendah dari rokok,” katanya.

Baca juga : Bantah Digerebek Telanjang

Ariyo melanjutkan, Pemerintah Indonesia dapat belajar dari Inggris yang lebih dulu membuat regulasi khusus bagi produk HPTL.

Pemerintah Inggris membentuk regulasi khusus bagi produk HPTL berdasarkan hasil kajian ilmiah komprehensif.  Adanya regulasi yang berbasis kajian ilmiah akan mendorong perokok dewasa untuk beralih ke produk HPTL.

"Harapannya dengan peralihan tersebut jumlah perokok dewasa semakin berkurang dan meningkatkan kesehatan masyarakat, sekaligus menjaga kelangsungan usaha industri HPTL,” jelas Ariyo.

Seperti diketahui, baru-baru ini Direktorat Jenderal Bea Cukai mengumumkan pencapaian penemerimaan negara dari pungutan cukai.

Berdasarkan data Direktorat Jenderal (Ditjen) Bea Cukai Kementerian Keuangan (Kemenkeu) realisasi penerimaan cukai sepanjang Januari-Juni 2020 sebesar Rp 75,4 triliun tumbuh 13 persen year on year (yoy).

Meski tumbuh, kenyataannya peningkatan tersebut jauh lebih rendah dibandingkan pencapaian semester I-2019 yang tumbuh 30,9 persen.

Baca juga : Pegawai Positif Covid-19, Kantor Ditjen Darat Tetap Buka

Sumber kontribusi tersebut masih didominasi oleh Industri Hasil Tembakau (IHT), termasuk sektor Hasil Pengolahan Tembakau Lainnya (HPTL).

Pada tahun 2019, HPTL turut memberikan kontribusi kepada pemasukan negara sebesar Rp 426,6 Miliar. Dengan demikian, industri yang baru ditetapkan kurang lebih dua tahun ini berpotensi memberikan kontribusi lebih terhadap pemasukan negara.

Dia memandang hal ini bukan hanya soal pemasukan negara. Ia menegaskan bahwa kesadaran masyarakat tentang kesehatan sudah mulai tumbuh. [JAR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.