Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Masih Pandemi, Pemerintah Disarankan Tak Buru-buru Luncurkan Satelit SATRIA
Kamis, 3 September 2020 13:25 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Pemerintah disarankan tak buru-buru meluncurkan satelit multifungsi SATRIA ke Orbit. Alasannya, proyek tersebut dinilai terlalu mahal dan tidak mendesak dibanding pemulihan ekonomi akibat Covid 19.
Direktur Eksekutif Center for Budget Analysis Uchok Sky Khadafi mengatakan, proyek satelit multifungsi SATRIA merupakan proyek mewah dengan total anggaran Rp 21 triliun. Dalam proyek ini, pemerintah melalui Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) juga harus menyediakan 150 ribu titik layanan telekomunikasi di Indonesia sehingga total anggaran untuk proyek ini mencapai Rp 80 triliun.
Baca juga : Dana Terbatas, Pemerintah Diminta Bijak dalam Gelar Jaringan Telekomunikasi di Daerah 3T
"Memang saat ini pemerintah belum mengeluarkan dana untuk konstruksi SATRIA karena ada pinjaman dari investor. Namun, nantinya pemerintah harus menggembalikan pinjaman tersebut beserta imbal hasilnya," kata Uchok, di Jakarta, Kamis (3/9).
Uchok menambahkan, meskipun penting, proyek telekomunikasi tidak bisa dimanfaatkan dalam waktu dekat. Peluncurannya saja baru akan dilakukan di 2023. "Jadi, proyek ini tidak bisa untuk menyediakan internet yang terjangkau bagi seluruh rakyat selama pandemi ini," tegasnya.
Baca juga : Saat Masa Pandemi, Masyarakat Makin Sadar Pentingnya Gizi
Dia pun meminta Presiden Jokowi meninjau ulang keberlanjutan proyek ini. Sebab, jika untuk mengembalikan investasi proyek ini dengan mengandalkan dana USO yang dikelola BAKTI, tidak akan cukup.
"Dari perhitungan saya, dana USO yang disetorkan operator tak akan pernah mencukupi untuk membayar proyek SATRIA dan membayar kewajiban konstruksi Palapa Ring yang sudah berjalan. Jika BAKTI, hanya mengandalkan dana dari operator telekomunikasi yang membayar USO, saya pikir itu tidak akan pernah cukup," ungkapnya.
Baca juga : Kolaborasi dengan Pemerintah, HiSehat Berikan Solusi kesehatan Secara Digital
Dia juga meragukan kemampuan konsorsium kreditur dari Perancis yang akan membiayai proyek SATRIA. Sebab, sejak Covid-19 melanda, investor yang masih memiliki dana dan mau memberikan pinjaman hanya berasal dari China. “Sebenarnya pemilihan investor dari China untuk pendanaan SATRIA beberapa waktu lalu sudah benar. Karena yang memiliki dana kuat saat ini berasal dari China," tutupnya. [MRA]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya