Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Rektor IPB: Sektor Pertanian Penyelamat Pembangunan Nasional Di Masa Covid

Senin, 2 November 2020 13:08 WIB
Rektor IPB Arif Satria (kanan)/Ist
Rektor IPB Arif Satria (kanan)/Ist

RM.id  Rakyat Merdeka - Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) Arif Satria mengatakan, di tengah pandemi Covid-19, sektor pertanian menjadi penyelamat bagi pembangunan nasional. Ini ditunjukkan dari data hasil pencapaian pada tahun 2019 sampai 2020 yang mengalami peningkatan yang luar biasa, terutama peningkatan untuk produk domestik bruto (PDB).

"Kontribusi PDB tahun 2019 sebesat 12,09 persen, di masa covid naik menjadi 15,01 persen. Khusus subsektor tanaman pangan, naik 21,63 persen menjadi 25,82 persen pada tahun 2020. Kalau dibandingkan dengan sektor lain, sektor pertanian dapat menjadi penyelamat bagi pembangunan nasional,"ujar Arif di pertemuan Evaluasi Sektor Pertanian, Minggu (1/11).

Lebih lanjut, Arif menjelaskan penyelamat yang dimaksud, pertama, empower of last resource. Menurutnya, pada era pandemi sektor pertanian justru meningkat pangsanya di antara 3 sektor besar yaitu manufaktur, perdagangan dan pertanian. Hanya sektor pertanian yang memiliki pertumbuhan positif. 

"Subsektor yang memiliki pangsa terbesar terhadap PDB pertanian adalah subsektor perkebunan. Pada era pandemi, pangsa subsektor tanaman pangan meningkat tajam, menunjukkan respons positif Kementerian Pertanian dalam menjaga ketahanan pangan," jelasnya.

Kedua, lanjut Arif, sektor pertanian menjadi penyelamat kinerja ekspor. Dalam periode 2016-2018, pangsa ekspor pertanian mengalami penurunan namun di era pandemi pangsa ekspor mengalami peningkatan. Subsektor perkebunan masih merupakan andalan utama ekspor.

Baca juga : Jurnalis Berperan Penting Sebarkan Informasi Vaksinasi Covid-19

Subsektor tanaman pangan, sambungnya, meskipun difokuskan untuk menjaga ketahanan pangan nasional, masih dapat memberikan devisa dari ekspornya dengan kecenderungan meningkat.

Satu hal lain yang perlu diketahui, kenapa PDB bisa meningkat, salah satunya adalah faktor penunjang yaitu serapan KUR (kredit usaha rakyat) yang meningkat, dari tahun 2019 sebesar Rp 31 triliun dan saat ini sudah Rp 44 triliun hingga Oktober 2020. Ini prestasi yang belum pernah ada.

Berangkat dari capaian ini, Arif menyebut ada beberapa rekomendasi IPB yang perlu ditindaklanjuti dalam pembangunan sektor pertanian ke depan, pertama, akurasi data dengan menggunakan cara-cara baru seperti penggunaan satelit. Kedua, sistem neraca produksi pertanian perlu ditingkatkan, seperti penyediaan benih, pengendalian hama dan penerapan GAP, perbaikan mutu dan lain-lain. 

Ketiga, lanjutnya, perluasan dan optimasi lahan perlu ditingkatkan, seperti Food Estate. Keempat, penguatan lokal (subsitusi impor terigu). Kelima, korporasi pertanian perlu didorong dengan meninggalkan kebiasan lama dan konvensional-tradisional. Keenam, asuransi pertanian.  

"Paling penting lainnya adalah dukungan kebijakan fiskal dan koordinasi secara teknis dengan kementerian lainnya. Kebijakan fiskal yang dimaksud adalah kebijakan rasio untuk substitusi impor.  Para pengimpor terigu, harus menyerap bahan baku lokal," ungkap Arif.

Baca juga : Depok Perpanjang Pembatasan Jam Operasional Pusat Perbelanjaan

Sementara Widiastuti, Tim Evaluasi Sektor Pertanian, mengatakan upaya fasilitasi ekspor dengan penyuluhan atau pendampingan perlu diperhatikan. Hal ini penting agar tidak terjadi penolakan produk.  

"Di masa mendatang, subsektor tanaman pangan menjadi salah satu alternatif untuk meningkatkan neraca perdagangan pertanian," katanya.

Dekan Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB Nunung Nuriantoro menegaskan, sektor pertanian saat ini menjadi andalan dalam perekonomian dan ketahanan pangan. Sektor pertanian dapat menjadi solusi dalam menurunkan kemiskinan. 

"Selain terkait ketahanan pangan, dalam pengurangan stunting dan memperbaiki kesehatan, sektor pertanian dapat menjadi solusi yaitu  seperti inovasi yang dikembangkan IPB, telur rendah kolesterol dan sirup dari singkong," ucapnya.

Di tempat yang sama, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi mengatakan, mengenai capaian positif sektor pertanian dimasa pandemi Covid-19, yakni dalam peningkatan produksi beras tahun 2020 merupakan hasil dari strategi dan kebijakan yang dijalankan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional saat ini. 

Baca juga : Sukur Pimpin Rapat Pemenangan Yesy Dan Adly Di Karawang

Mentan memfokuskan program peningkatan produksi untuk ketahanan pangan nasional dan ekspor, sehingga tidak hanya menyalurkan program namun hingga terjun langsung ke lapangan menyelesaikan masalah.

"Sesuai arahan Menteri Pertanian, kami terus turun ke lapangan, tidak hanya memantau tetapi memastikan bahwa kami mengambil langkah konkrit secara langsung dan cepat jika ada lahan yang belum diolah dan ditanam,” akunya.

Suwandi menjelaskan, Kementan menerapkan konsep pertanian maju, mandiri dan modern. Praktik di lapangan antara lain penggunaan benih unggul, pupuk berkualitas, mekanisasi pertanian modern yang mempercepat budidaya lahan, penanaman dan panen, pendampingan asuransi pertanian dan pendampingan masif.

Langkah lain, percepatan pengusahaan lahan di lahan tadah hujan, lahan kering, dan persawahan di lokasi yang siap air dengan didukung modal dari Kredit Usaha Rakyat (KUR). 

“Kementan bersama dengan perbankan mempermudah petani untuk mendapatkan permodalan, sehingga usaha pertanian menjadi lebih mudah dan mandiri," tutupnya. [KAL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.