Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Juara Liga Jerman, Bayer Leverkusen Sikat Bremen 5-0
- Agar Mobil Tetap Aman Usai Mudik, Lakukan Pengecekan Komponen Ini
- Iran Serang Israel, China Sebut Akibat Konflik Gaza Dibiarkan Berlarut-larut
- Wapresdir Toyota Bob Azam Beberin Dampak Perang Iran-Israel Ke Industri Otomotif
- Puncak Arus Balik, Kakorlantas dan Tim Urai Patroli di Jalur Jakarta-Cikampek
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Tingkatkan Ketahanan Pangan, Kadin Gelar Jakarta Food Security Summit
Jumat, 13 November 2020 20:02 WIB
Sebelumnya
Franky mengungkapkan, Presiden Jokowi saat membuka JFSS ke 3 (tiga) pada 2015 lalu memberi target kepada Kadin untuk memberi pendampingan kepada 1 juta petani dari sebelumnya 200 ribuan petani. Target pendampingan kepada 1 juta petani tersebut sudah berhasil diwujudkan pada awal 2020.
Kadin bersama Partnership for Indonesia’s Sustainable Agriculture (PISAgro) telah berhasil memberikan pendampingan kepada lebih dari 1 juta petani yang tersebar di seluruh Indonesia, kata Franky. Dengan pendampingan, petani mampu meningkatan produktivitas yang secara otomatis meningkatkan pendapatan mereka.
Baca juga : Soetta Sabet Akreditasi Bandara Sehat
Sementara itu untuk sektor Kelautan dan Perikanan, Kadin tengah mendorong peningkatan ekspor. Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Kelautan dan Perikanan Yugi Prayanto mengatakan, setahun sebelum adanya pandemi Covid-19, ekspor perikanan selalu mengalami kenaikan hingga 6 persen.
“Untuk menunjang itu, harapan kami agar pemerintah menetapkan subsidi supaya listrik bbm diberikan harga khusus untuk budidaya terutama di Indonesia Timur, selain itu juga dipermudah ijin di daerah-daerah,” kata Yugi.
Baca juga : Jokowi Dorong Fintech Jadi Penggerak Ekonomi
Dia menambahkan, pelaku usaha berharap kejelasan penentuan lahan yang untuk revitalisasi budidaya tidak berbelit, juga adanya keringanan pajak di negara penerima untuk ekspor perikanan ke Uni Eropa. “Kita kena 25 persen sementara Taiwan 0 persen, di Eropa pemilik ikan yang bayar import tax-nya”.
Yugi mengatakan, sektor marinkultur juga diharapkan adanya peningkatan yang berinvestasi, pasalnya saat ini investasinya masih di bawah 5 persen dari potensi yang ada. Sementara itu, komoditas rumput laut sebaiknya tidak disamakan dengan ikan dan produk hidup di sertifikat kesehatan-nya di Badan Karantina. Selain bisa ekspor mentah membantu petani kecil, secara paralel membangun industrinya.
Baca juga : 5 Tempat Layanan SIM Keliling Di Jakarta Hari Ini
Menurutnya, sampai saat ini kredit perikanan maritim masih di bawah 10 persen dari total kredit perbankan yang disalurkan, padahal Indonesia merupakan negara kepulauan dengan 65 persen adalah laut. [DIT]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya