Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Sinergi WIKA-CNI Percepat Pembangunan Proyek Strategis Nasional Smelter Ferronickel

Sabtu, 28 November 2020 22:41 WIB
Sinergi WIKA-CNI Percepat Pembangunan Proyek Strategis Nasional Smelter Ferronickel

RM.id  Rakyat Merdeka - PT Ceria Metalindo Indotama (CMI), entitas anak PT Ceria Nugraha Indotama (CNI) menandatangani kontrak kerja sama dengan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk atau WIKA untuk sinergi EPC (Engineering, Procurement, and Construction) Proyek Pembangunan Pabrik Pengolahan dan Pemurnian Nikel Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) Produksi 3 & 4 (2 x72 MVA), dengan nilai kontrak sebesar Rp 2,8 triliun dan 180,39 juta dolar AS.

Penandatanganan dilakukan oleh Direktur Utama PT CNI, Derian Sakmiwata dan Direktur Operasi II WIKA, Harum Akhmad Zuhdi serta disaksikan oleh Manajemen kedua Perusahaan di Jakarta, Jumat (27/11).

WIKA mendapat kepercayaan sebagai pelaksana proyek tersebut berdasarkan evaluasi administrasi, teknis, harga, kualifikasi dan verifikasi oleh PT CNI.

Baca juga : Airlangga Target 38 Proyek Strategis Nasional Di 2021

Pabrik feronikel tersebut akan terdiri dari dua lajur produksi. Masing-masing lajur akan ditunjang dengan fasilitas produksi utama yaitu: Rotary Dryer berkapasitas 196 ton/jam (wet base), Rotary Kiln berkapasitas 178 ton/jam (wet base), Electric Furnace berkapasitas 72 MVA serta peralatan penunjang lainnya dengan target penyelesaian proyek pada tahun 2023. Serta mampu mencapai kapasitas produksi sebesar 27.800 ton Ni/year (Ferronickel 22 persen Ni).

 Selain CMI, entitas anak dari CNI yang juga melakukan tanda tangan kerja sama dengan WIKA adalah PT Ceria Kobalt Indotama (CKI). Kerja sama keduanya berfokus pada sinergi EPC (Engineering, Procurement, and Construction) Proyek Nickel Laterite Hydrometallurgy, beserta power plant dengan estimasi nilai kontrak sebesar 1,1 miliar dolar AS.

Proyek Pembangunan Fasilitas Pengolahan dan Pemurnian Kobalt dengan Teknologi (HPAL) yang menjadi inti pada kerja sama dengan CMI – WIKA tersebut diproyeksikan memiliki kapasitas produksi per tahun sebesar 100 ribu ton/tahun Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) (40 persen Ni dan 4 persen Co dalam MHP), dan 158 ribu ton/tahun konsentrat Chromium.

Baca juga : Jaga Kelancaran Proyek Strategis Nasional, Pertamina Gandeng Kejagung

Fasilitas produksi utama pada pabrik tersebut adalah ore preparation facility dan hydrometallurgical plant berkapasitas 3,6 juta ton/tahun (dry base), limestone treatment plant berkapasitas 770 ribu ton/tahun (wet base), sulfuric acid plant berkapasitas 550 ribu ton/tahun, residue storage facilites berkapasitas 970 ribu ton tailing serta peralatan penunjang lainnya.

“Semoga, dengan ditandatanganinya kontrak strategis ini, PT CNI bisa mengoptimalkan besarnya potensi nikel di dalam negeri dan menjadikan industri hulu dan hilir nikel sebagai sektor yang diprediksi bakal prospektif dalam beberapa tahun ke depan," papar Derian.

"Semoga, dengan semangat merah putih yang menjadi semangat kita semua, komoditas nikel menjadi harapan untuk menggenjot pertumbuhan industri logam dasar, sekaligus pertumbuhan ekonomi nasional,” imbuhnya.

Baca juga : Teten Dorong Petani Bangun Korporatisasi Petani Melalui Koperasi

Rencananya, proyek yang berlokasi di Wolo, Kolaka, Sulawesi Tenggara ini akan berlangsung selama 36 bulan kalender kerja.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.