Dark/Light Mode

Sinergi WIKA-CNI Percepat Pembangunan Proyek Strategis Nasional Smelter Ferronickel

Sabtu, 28 November 2020 22:41 WIB
Sinergi WIKA-CNI Percepat Pembangunan Proyek Strategis Nasional Smelter Ferronickel

 Sebelumnya 
Lingkup pekerjaan perseroan meliputi: engineering, procurement, construction, commisioning, dan financing.

"WIKA menyambut positif kepercayaan besar yang diberikan oleh PT Ceria Nugraha Indotama. Insya Allah, proyek ini dapat selesai tepat waktu. Dengan kualitas yang memuaskan, dan bisa menjadi titik ungkit kebangkitan industri berbasis mineral di Tanah Air dan dunia,” ujar Direktur Utama WIKA, Agung Budi Waskito dalam sambutannya.

Teknologi Terkini

Baca juga : Airlangga Target 38 Proyek Strategis Nasional Di 2021

Proyek Pembangunan Pabrik Pengolahan dan Pemurnian Nikel dalam pengoperasiannya kelak akan menggunakan rute Rotary Kiln – Electric Furnace yang sudah terbukti (proven) untuk mengolah bijih nikel kadar 1.59 persen Ni menjadi ferronickel dengan kadar 22 persen.

Berbeda dengan pabrik nikel di Indonesia pada umumnya yang menggunakan electric furnace tipe circular, pabrik ini menggunakan electric furnace tipe rectangular yang memiliki sejumlah keunggulan.

Pertama, memiliki konsumsi energi/ton atau kWh/ton yang lebih efisien karena menggunakan desain elektroda yang tercelup slag (submerged). Kedua, memiliki service life yang lebih lama karena fleksibilitas struktur rectangular yang sangat baik mengatasi masalah ekspansi furnace.

Baca juga : Jaga Kelancaran Proyek Strategis Nasional, Pertamina Gandeng Kejagung

Ketiga, memiliki tingkat recovery Ni yang lebih baik, melalui bagian slag settling yang diperpanjang oleh dimensi rectangular.

Sementara, Proyek Pembangunan Fasilitas Pengolahan dan Pemurnian Kobalt yang menjadi inti pada kerja sama dengan CKI – WIKA, teknologi yang akan digunakan adalah teknologi High Pressure Acid Leaching (HPAL) yang sudah terbukti (proven) untuk mengolah bijih nikel limonit kadar 1,25 persen Co and 0,13 persen Ni menjadi mixed hydroxide precipitate dengan kandungan 40 ribu ton nikel/tahun dan 4 ribu ton Kobalt/tahun sebagai bahan baku komponen baterai kendaraan listrik.

Produk sampingan (byproduct) yang bernilai ekonomis dari HPAL plant ini adalah konsentrat Kromium sebesar 158 ribu ton/tahun.

Baca juga : Teten Dorong Petani Bangun Korporatisasi Petani Melalui Koperasi

Teknologi HPAL mampu memanfaatkan bijih nikel kadar rendah (limonit) untuk diambil mineral berharganya seperti kobalt dan nikel secara ekonomis, karena konsumsi energi yang rendah. Sehingga, meminimalisir biaya operasional (Opex) dan memiliki tingkat perolehan (recovery) Nikel dan Kobalt yang tinggi hingga 90 persen.

Kedua proyek yang ditandangani sore ini, semakin menambah portofolio WIKA yang sebelumnya telah berhasil menyelesaikan Pabrik Feronikel RKEF Halmahera Timur; Ore preparation line 4 MOP – PP RKEF FeNi Pomalaa, Sulawesi Tenggara; RKEF Non Crucible Furnace MOP - PP Pomalaa, Sulawesi Tenggara; Refining System MOP PP RKEF FeNi 1 Pomalaa, Sulawesi Tenggara; dan Chemical Grade AluminaTayan, Kalimantan Barat. [HES]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.