Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Menkes: Kesehatan Salah Satu Modal Utama Capai Target Indonesia Emas 2045
- Jangan Sampai Kehabisan, Tiket Proliga Bisa Dibeli di PLN Mobile
- Temui Cak Imin, Prabowo Ingin Terus Bekerjasama Dengan PKB
- Jaga Rupiah, BI Naikkan Suku Bunga 25 Bps Jadi 6,25 Persen
- Buntut Pungli Rutan, KPK Pecat 66 Pegawainya
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Penggunaan BBM RON Rendah Rusak Lingkungan Dan Pengaruhi Ekonomi
Senin, 30 November 2020 20:37 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Penggunaan bahan bakar minyak (BBM) dengan research octane number (RON) rendah membawa dampak buruk bagi lingkungan. Termasuk juga pada persoalan kesehatan masyarakat hingga kepentingan perekonomian nasional. Dengan berbagai dampak buruk itulah, peralihan penggunaan BBM RON rendah menuju RON tinggi mendesak dilakukan. Apalagi, secara aturan, peralihan ini sudah harus dilakukan pada tahun lalu.
"Ini (penggunaan BBM RON rendah) berdampak pada kesehatan yang harus ditanggung oleh masyarakat, dan pengaruhnya juga meluas ke perekonomian," kata Manajer Kampanye Perkotaan dan Energi Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Nasional Dwi Sawung, Senin (30/11).
Menurut Dwi, penggunaan BBM RON rendah bisa dikategorikan ketidakadilan sosiologis. Masyarakat harus menerima beban dan dampak atas penggunaan BBM itu. Kualitas udara yang jauh menurun akibat penggunaan BBM RON rendah tentu akan berpengaruh kepada ekosistem global. "Jika kondisi tersebut terus berlanjut, dampaknya juga akan terus terakumulasi dan kian membesar," terangnya.
Baca juga : Tekan Emisi Gas, Tata Kelola Lingkungan Di BUMN Meningkat
Di Jakarta misalnya, kondisi kualitas udara pada lima hingga 10 tahun terakhir dianggap banyak pihak, mulai mengkhawatirkan. Terlebih, dengan jumlah kendaraan bermotor yang kian bertambah, bahkan hampir sama dengan jumlah penduduknya. "Saat ini sudah terjadi krisis iklim. Kalau semua tidak aware dengan kondisi seperti ini, tentu ke depan bakal semakin massif," ungkap dia.
Karena itu, peningkatan kualitas BBM ini sudah menjadi kebutuhan yang sangat mendesak dan krusial. "Karenanya, perlu ada komitmen bersama antara pemerintah dan masyarakat untuk dapat mulai beralih pada BBM dengan RON tinggi yang lebih ramah lingkungan," ucap dia.
Bila mengabaikan lingkungan, yang antara lain tetap memakai BBM RON rendah, sama saja dengan mengundang bencana. Masyarakat terpaksa harus menerima beban sosiologis itu.
Baca juga : Peringatan Fachrul Ke ASN Kemenag: Jangan Beda Sikap Dengan Pemerintah
Dampak buruk tersebut, kata dia, karena sektor transportasi menjadi penyumbang yang cukup signifikan terhadap polusi udara. Ada sekitar 40 persen total emisi, merupakan kontribusi dari sektor tersebut. Dampak buruk makin dirasakan di berbagai kota besar, seperti Jakarta. "Ada sulfur dan juga hidrokarbon yang jauh lebih banyak dibandingkan BBM RON tinggi," ungkap dia.
Koordinator Indonesia Energy Watch (IEW) Adnan Rarasina mendorong agar BBM RON rendah dihapus. Apalagi di pasar internasional tidak ada lagi yang menjual bensin RON 90 maupun RON 88. "Ini moment yang baik untuk mengurangi Pertalite sekalian. Tidak ada di dunia jual bensin di bawah RON 90 kecuali tujuh negara termasuk Indonesia," ujar dia.
Bila BBM RON rendah dihapus, pemerintah bisa menjual bensin dengan kualitas baik dan tentunya harus didukung dengan harga yang murah. [USU]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya