Dark/Light Mode

Kado HUT Ke-63

Pertamina Resmikan Kilang Langit Biru Cilacap Dan Mantapkan Kerja Sama Proyek Strategis

Jumat, 11 Desember 2020 12:34 WIB
Kado HUT Ke-63 Pertamina Resmikan Kilang Langit Biru Cilacap Dan Mantapkan Kerja Sama Proyek Strategis

RM.id  Rakyat Merdeka - Tepat di Hari Ulang Tahun ke-63, Pertamina memberikan kado spesial bagi Indonesia, berupa peresmian Kilang Langit Biru Cilacap (KLBC) dan peneguhan kesepakatan untuk pengembangan batubara menjadi Dimethyl Ether (DME).

Pada kesempatan ini, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati dan CEO Kilang Pertamina Internasional Ignatius Tallulembang berkesempatan meresmikan Kilang Langit Biru Cilacap (KLBC) secara virtual pada Kamis, (10/12).

KLBC yang telah sukses beroperasi selama setahun sejak Oktober 2019, menjadi kado Pertamina untuk Indonesia dalam hal kemandirian energi.

Arifin pun mengapresiasi langkah Pertamina yang telah sukses menuntaskan PLBC, dan telah mengintegrasikan operasionalnya dengan Kilang Cilacap selama lebih dari satu tahun.

Kilang Cilacap merupakan salah satu kilang besar Pertamina, yang berperan menjaga swasembada dan kemandirian energi nasional, yang menjadi harapan masyarakat dan pemerintah Indonesia.

Baca juga : Dirgahayu ke 63, Pertamina Berikan Penghargaan Untuk Petugas SPBU

"Selamat kepada Pertamina yang telah berhasil menyelesaikan PLBC dengan sukses. Tepat di hari ulang tahunnya yang ke-63. Semoga makin jaya, dan terus menjadi motor penggerak dalam pemenuhan energi di Indonesia hingga ke masa depan,” ujarnya.

Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati menjelaskan, sejak beroperasinya KLBC, kemampuan produksi Pertamax RON 92 di Kilang Cilacap meningkat signifikan. Sehingga, dapat mengurangi impor dan berdampak pada defisit neraca perdagangan.

Kualitas produk yang dihasilkan pun sangat bagus, karena sudah sesuai standar EURO 4. Selama masa pengerjaannya, proyek ini telah membuka lapangan kerja. Baik langsung maupun tidak langsung, bagi sekitar 3.000 pekerja yang 70 persen di antaranya adalah pekerja lokal Cilacap.

Berdasarkan data Biro Pusat Statistik (BPS), proyek ini menyumbang peningkatan GDP sebesar 0,12 persen.

“Pertamina terus berkomitmen untuk menjadi lokomotif perekonomian nasional, melalui implementasi TKDN proyek-proyek yang dikerjakan saat ini. Khusus untuk KLBC ini, TKDN-nya mencapai 41,5 persen, atau melebihi target yang sebesar 30 persen," papar Nicke.

Baca juga : Kado HUT Ke-63, SPBU Listrik Komersial Pertama Pertamina Resmi Beroperasi

"Proyek ini juga menciptakan multiplier effect, yang telah dirasakan masyarakat. Sehingga manfaat proyek tidak hanya dirasakan untuk Pertamina tapi juga negara. Karena itu kami berharap dukungan dari semua pihak untuk Pertamina,” tambahnya.

Pada kesempatan yang sama, Pertamina juga melakukan peneguhan kesepakatan dengan PT Bukit Asam dan Air Product terkait pengembangan batu bara menjadi Dimethyl Ether (DME).

DME yang dihasilkan  dapat digunakan sebagai bahan bakar pengganti LPG. Peneguhan kesepakatan ini merupakan lanjutan dari kerja sama yang sudah dilakukan sebelumnya, sejak 2018.

Ketiga pihak sepakat, program ini dapat menjadi solusi untuk mengurangi impor LPG. Di samping memberikan nilai tambah bagi batubara, yang sumber dayanya terdapat banyak di Indonesia.

“Kerja sama ini sejalan dengan strategi pemerintah, untuk memanfaatkan surplus batubara, yang cadangannya mencukupi untuk 60 tahun ke depan. Sekaligus membantu mengurangi defisit neraca perdagangan. Dengan infrastruktur hilir yang dimiliki saat ini dan tidak banyaknya modifikasi teknis, kami optimis program konversi ini akan berhasil dijalankan,” tutur Nicke.

Baca juga : Kado HUT ke-63, Pertamina Tuntaskan Target BBM Satu Harga di 243 Titik

Optimisme yang sama juga datang dari CEO Air Product Inc. Seifi Ghasemi. “Kami bangga, dapat menjalankan kesepakatan ini untuk membangun fasilitas konversi batubara ke DME. Kami percaya, Indonesia di masa depan akan menjadi negara yang besar. Kami siap bekerja sama dan berinvestasi di Indonesia,” ujarnya.

Sementara CEO PTBA Arviyan Arifin mengatakan, sejak kesepakatan ditandatangani pada 2018, ketiga pihak telah melakukan sejumlah diskusi dan studi yang berlanjut hingga saat ini. Memastikan proyek tersebut dapat terlaksana sesuai rencana.

“Semoga, ini dapat menjadi awal yang bagus untuk ketahanan energi. Serta dapat mendorong perusahaan lain, untuk melakukan hal yang sama dalam mendukung strategi pemerintah,” ujarnya. [HES]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.