Dark/Light Mode

Industri Daur Ulang Solusi Atasi Sampah Plastik

Kamis, 21 Maret 2019 23:19 WIB
Ilustrasi industri daur ulang plastik. (Foto: Net)
Ilustrasi industri daur ulang plastik. (Foto: Net)

RM.id  Rakyat Merdeka - Industri daur ulang di Indonesia mengatakan kesiapannya dalam menampung sampah botol plastik. Botol plastik bekas pakai tersebut, dinilai masih memiliki nilai ekonomi yang sangat tinggi, karena dapat didaur ulang menjadi produk lain.

Ketua Umum Asosiasi Daur Ulang Plastik Indonesia (ADUPI) Christine Halim mengatakan, daur ulang adalah solusi jitu dalam mengatasi sampah botol plastik. “Industri daur ulang plastik saat ini telah berkembang pesat di Indonesia, terutama untuk jenis plastik yang memiliki nilai ekonomis seperti PET dan PP.  Tingkat daur ulang keduanya mencapai di atas 50 persen," ujar Christine di Jakarta, Kamis (21/3).

Menurut dia, potensi bisnis daur ulang plastik sebenarnya terbilang cukup besar. Tahun lalu, dari konsumsi plastik sekitar 3-4 juta ton per tahun, bisnis daur ulang bisa mencapai 400.000 ton per tahun. Jumlah tersebut belum memperhitungkan dari perusahaan daur ulang di luar anggota ADUPI.

"Hasil daur ulang botol plastik utamanya adalah plastik cacahan, yang selanjutnya menjadi bahan baku untuk produk peralatan rumah tangga dan lainnya. Namun, khusus untuk pasar ekspor, hasil daur ulangnya sudah berbentuk barang jadi,” ujarnya.

Baca juga : Ekspor Dan Impor Melambat, Pengusaha Tak Salahkan Pemerintah

Salah satu hasil daur ulang yang paling banyak ditemui adalah dakron untuk bahan pengisi bantal dan boneka. Selain itu, daur ulang botol plastik bisa menghasilkan produk geotex, yang biasa digunakan untuk lapisan jalan.

Namun, Christine mengakui, banyak produk olahan plastik hasil daur ulang masih kalah dengan produk-produk asal China. Untungnya, sebagian besar ekspor hasil daur ulang plastik di Indonesia juga menuju China, Korea, dan negara lainnya.

Menurutnya, pendaur ulang plastik harus lebih diperhatikan pemerintah. Terlebih lagi, bisnis ini bisa menjadi solusi mengatasi masalah sampah plastik, yang selama ini selalu dijadikan isu bagi pemerintah untuk mencari tambahan pendapatan negara.

Seperti diketahui, sampah dan botol plastik diduga menjadi polutan terbesar yang mencemari laut dan pantai. Setiap tahun, diperkirakan lautan di dunia harus menanggung beban sampah plastik sampai 12,7 juta ton.

Baca juga : Hadapi Industri 4.0, Esa Unggul Gandeng Universitas China

Christine mengatakan proses daur ulang sebagai tahapan penerapan model ekonomi circular, dipandang dapat mengatasi sampah plastik. Rantai daur ulang adalah kunci utama dalam penerapan ekonomi circular.

"Dengan melakukan daur ulang sampah plastik, dan menggunakan kembali produk daur ulang, tentunya dapat mengurangi penumpukan sampah di tempat pembuangan akhir. Model ini juga memiliki nilai ekonomi bagi masyarakat serta dapat mendukung industri pengolahan sampah," jelas Christine.

Lebih lanjut, kata dia, pengelolaan sampah di Indonesia sendiri telah diatur dalam Undang-Undang No 18 Tahun 2008. Meski demikian, masih terdapat kendala dalam implementasi pengelolaan sampah. Di antaranya adalah dampak implementasi otonomi daerah, yang membuat pengelolaan sampah berada di bawah kewenangan pemerintah daerah.

"Pengelolaan yang sepihak dan parsial akan berdampak secara nasional, bahkan menjadi persoalan global seperti temuan sampah plastik di lautan," ungkapnya.

Baca juga : Di Sana Loyo, Di Sini Perkasa

Di tempat berbeda, Ketua Umum Ikatan Pemulung Indonesia (IPI) Pris Polly Lengkong berharap kepada pemerintah untuk memberikan peluang kepada mereka untuk dapat meningkatkan daur ulang plastik botol. Seperti tidak membatasi perizinan, seperti penggiling harus ada Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dan izin lainnya seperti para pabrik industri lainnya.

"Dulu kita sebagai penggiling botol plastik tidak khawatir dengan segala izin karena kami para pengepul pemulung yg mengambil sampah. Tapi saat ini kami selalu dicari kesalahan dan harus IPAL terlebih dahulu, sementara membuat izin IPAL biayanya mencapai Rp 100 juta dan ini sangat memberatkan kami," keluh Pris Polly. [DIT]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.