Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
RM.id Rakyat Merdeka - Perubahan kebiasaan saat pandemi membawa dampak signifikan terhadap pertumbuhan bisnis layanan jasa on demand. Halo Jasa, aplikasi yang menawarkan layanan jasa mulai dari pijat, cuci mobil dan motor, jasa kebersihan, hingga jasa service AC ini mengalami peningkatan pesanan seiring aktivitas yang banyak dilakukan di rumah.
“Kami membukukan pertumbuhan yang cukup signifikan, pertumbuhan hingga180 persen di pandemi ini,” ungkap Chief Executive Officer Halo Jasa Hengky Budiman dalam keterangan tertulis kepada RMCO.id, Rabu (30/12).
Sebagai bentuk adaptasi pada kebiasaan baru Hengky menyebut harus ada perubahan regulasi terkait standar kerja para aplikator jasa. Dan hal tersebut diimplementasikan pada perusahaannya.
“Karena kebutuhan jasa itu pasti selalu ada ya, tinggal bagaimana kami sebagai penyedia jasa bisa beradaptasi. Pada Halo Jasa sendiri kami menerapkan beberapa fitur seperti suhu tubuh pada aplikasi, ini bisa menjadi salah satu sense of comfort bagi konsumen,” jelas dia.
Baca juga : Pertamina Gandeng Alfamart Kembangkan Bisnis Ritel Di SPBU Luar Jawa
Halo Jasa yang dikenalkan sejak Agustus 2019 ini menurut Hengky fokus memberdayakan masyarakat informal melalui program dan sertifikasi pelatihan hingga membentuk lapangan pekerjaan baru. Hal ini untuk mendorong peningkatan kesejahteraan dalam pendapatan ekonomi bagi vendor layanan di Halo Jasa.
Apalagi, lanjut dia, menurut data Badan Pusat Statistik ada lebih dari 77 juta pekerja di sektor informal. Angka yang tinggi ini juga terus meningkat seiring dengan banyaknya pemutusan hubungan kerja pada sektor formal.
“Perusahaan layanan jasa lifestyle juga turut berperan dalam pemberdayaan sektor informal,” tegas dia.
Selain itu Hengky juga melihat, sektor jasa lifestyle berbasis aplikasi yang ditinggalkan pendahulunya yakni GoLife, anak usaha Gojek ini dianggap masih memiliki potensi yang cukup menjanjikan.
Baca juga : Liga 1, Pandemi Corona Bikin Alberts Putar Otak
“Secara global, menurut Global Wellness Institute, potensi market dari spa massage saja bisa menyentuh nilai 119 miliar dollar AS atau setara Rp 1.689 triliun. Dengan sebaran tertinggi berasal dari benua Eropa dan Asia,” ungkap Hengky.
Sementara secara domestik, Halo Jasa merilis riset mereka mengenai besaran potensi pasar dari sektor jasa lifestyle. Spa massage sendiri memiliki potensi sekitar Rp 18 triliun.
Jasa cuci kendaraan diangka, Rp 4,684 triliun. Jasa service AC berada diangka Rp 1,703 triliun serta jasa kebersihan mencapai Rp 3, 832 triliun.
“Angka-angka tersebut membuat pebisnis melihat peluang dari sektor ini. Ditambah lagi kemajuan teknologi membuat kami terus berinovasi dalam pengembangan layanan baru di bidang jasa,” tegasnya.
Baca juga : Naik 14 Persen, Pandemi Covid-19 Dongkrak Ekspor Jamu
“Membangun ekosistem dan berafiliasi dalam membentuk sistem kaloborasi bagi industri jasa konvensional dalam memanfaatkan layanan berbasis tekonologi aplikasi,” tambah Hengky, mengakhiri. [MER]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya