Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Akan Merger Dengan Perinus

Bos Perindo Bidik Total Pendapatan Rp 10 Triliun

Sabtu, 2 Januari 2021 07:47 WIB
Direktur Utama Perum Perindo, Fatah Setiawan Topobroto
Direktur Utama Perum Perindo, Fatah Setiawan Topobroto

RM.id  Rakyat Merdeka - Perum Perikanan Indonesia (Perindo) akan merger dengan PT Perikanan Nusantara (Persero) atau Perinus. Penggabungan itu diyakini membuat kinerja BUMN sektor perikanan, semakin moncer.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir menginstruksikan integrasi BUMN Perikanan agar segera dilakukan. 

Perintah itu tertuang dalam surat arahan pemegang saham atau pemilik modal tentang pembentukan holding BUMN Industri Pangan No.S-1131/MBU/12/2020. 

Dalam surat tersebut, Erick meminta, agar dilakukan proses perubahan bentuk hukum Perum Perindo dari semula Perusahaan Umum (Perum) menjadi persero. Pasalnya, Perum Perindo bakal menjadi induk BUMN Perikanan dari PT Perikanan Nusantara. 

Nanti setelah merger, nama perusahaan gabungan menjadi PT Perikanan Indonesia. Erick mendorong perubahan badan hukum Perum Perindo dengan tujuan agar Pemerintah dapat melakukan pengalihan saham penyertaan modal negara, ke dalam modal BUMN yang menjadi induk. 

Baca juga : Jadi Mensos, Total Harta Risma Rp 7,179 Miliar

Direktur Utama Perum Perindo Fatah Setiawan Topobroto mengatakan, dengan perubahan status tersebut, maka marwah Perum Perindo bertambah. Yaitu dari semula fokus pada kesejahteraan nelayan, kini diperbolehkan mencari keuntungan sebanyak-banyaknya. 

“Nantinya kami akan berperan untuk pemenuhan kebutuhan pangan berbahan ikan di seluruh Indonesia,” jelas Fatah, kemarin. 

Selain itu, lanjut Fatah, merger dilakukan sebagai langkah antisipatif menghilangkan benturan kepentingan. Sebab, kedua perusahaan memiliki kesamaan pangsa pasar, bidang usaha dan sumber daya perusahaan. Padahal, dua BUMN Perikanan seharusnya kompak bekerja sama daripada menjadi pesaing satu sama lain. 

Fatah menilai, restrukturisasi dan penguatan bisnis BUMN sebagai langkah tepat sebagai upaya untuk mengantisipasi persaingan yang semakin ketat. Serta, meningkatkan daya saing BUMN ditingkat nasional, regional dan internasional. 

“Kami lihat, manfaat merger bagi masyarakat yaitu peningkatan kualitas dan luasnya jangkauan layanan. Ini otomatis dapat memberikan manfaat yang lebih besar,” ucapnya. 
Ia mengungkapkan, sasaran usaha strategis Perindo pasca penggabungan, dalam 5 tahun ke depan, pihaknya bisa meraup pendapatan Rp 10,20 triliun. 

Baca juga : Program Permodalan UMKM Pertamina Tembus Rp 3,5 Triliun

“Dengan merger ini, diharapkan juga bisa mengantongi laba Rp 1,06 triliun dan total aset Rp 5,87 triliun,” imbuhnya. 

Pengamat Kelautan dan Perikanan Institut Pertanian Bogor (IPB) Suhana menyambut baik rencana merger kedua BUMN tersebut.

Ia berharap, dengan merger, maka perusahaan memiliki tambahan modal kerja yang bisa dimanfaatkan untuk menyerap lebih banyak hasil tangkapan ikan nelayan.Pasalnya, sektor perikanan menjadi salah datu industri yang paling terdampak pandemi Covid-19. 

“Dari awal tahun, harga ikan turun drastis. Anjlok, sampai ada yang tak terjual karena permintaan juga turun. Saat kondisi begini, peranan BUMN sangat penting untuk menyerap hasil tangkapan nelayan,” jelas Suhana saat dihubungi Rakyat Merdeka, kemarin. 

Karena itu, dia menyarankan, setelah merger, perusahaan pelat merah ini bisa membangun cold storage penyimpanan ikan, di mana sistem resi gudang bisa dijaminkan ke bank. 

Baca juga : DPR Soroti Pembagian Dividen

“Kalau ikan tidak terserap, bisa simpan di cold storage. Nanti, bisa dijual lagi dengan harga normal. Nah, resi gudang kan bisa diagunkan ke bank. Ini yang belum ada di sektor perikanan,” sarannya. 

Ketua Harian Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI), Dani Setiawan juga menilai, positif rencana merger kedua BUMN itu. Dia menjelaskan, potensi sektor perikanan Indonesia sangat besar. 

Indonesia merupakan produsen nomor dua perikanan tangkap, dan posisi keempat perikanan budidaya di dunia. Sayangnya, sebagian besar hasil tangkapan nelayan masih sedikit yang diserap pasar domestik, serta belum mendapatkan keuntungan yang optimal. 

“BUMN perikanan bisa mengambil peran ini, membeli ikan langsung dari nelayan atau koperasi perikanan yang beranggotakan nelayan. Sekaligus, BUMN menjadi mitra bagi koperasi nelayan,” pintanya, kemarin. [IMA]
 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.