Dark/Light Mode

Muda Mapan Dan Tua Sejahtera, Bisa Kok Lewat Dana Pensiun

Senin, 19 April 2021 15:48 WIB
Nasabah menunjukkan aplikasi BNI Simponi (Foto: Dok. BNI)
Nasabah menunjukkan aplikasi BNI Simponi (Foto: Dok. BNI)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pandemi Covid-19 berdampak besar terhadap psikologi bagi generasi muda, khususnya kaum milenial. Salah satu yang signifikan adalah kesadaran pentingnya akan investasi. Lewat pandemi, generasi milenial jadi belajar pentingnya investasi di masa sulit, terutama bagaimana menghadapi ketidakpastian di masa depan. Investasi dapat mulai dilakukan salah satunya melalui investasi dana pensiun. 

Sebagai lembaga keuangan yang unggul dalam layanan dan kinerja, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) menawarkan Program Pensiun Iuran Pasti Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) BNI dengan produknya yang bernama BNI Simponi. Berdasarkan Perkumpulan Dana Pensiun Lembaga Keuangan (PDPLK), saat ini, DPLK BNI menjadi market leader di industri DPLK dengan Dana Kelolaan per 31 Desember 2020 sebesar Rp 22,26 triliun atau market share sebesar 20,66 persen dari 24 penyelenggara. 

Direktur Treasury dan International BNI Henry Panjaitan mengatakan, dengan BNI Simponi, milenial bisa setor dana suka-suka. Punya uang lebih, tinggal setor. Nggak punya uang, kumpulkan dulu dari uang jajan. Jadi, sangat simpel.

“Kunci keberhasilan berinvestasi adalah momentum. Semakin dini mengikuti BNI Simponi, maka dengan iuran semakin kecil akan terkumpul dana yang lebih besar. Hal ini dikarenakan imbal hasil BNI Simponi lebih optimal dari produk lainnya,” terangnya. 

Baca juga : Snack Video Berdonasi Lewat Tagar Pengguna

Cocok untuk Milenial
Mengapa BNI Simponi sangat bagus untuk kaum milenial? Di samping aman, kaum milenial dapat memilih usia pensiun normal sekurang-kurangnya di usia 40 tahun. Artinya jika kaum milenial membutuhkan tambahan dana modal usaha di masa depan, BNI Simponi adalah solusinya. 

Karena dapat dicairkan dananya pada usia pensiun normal yaitu usia 40 tahun atau pada usia pensiun dipercepat yaitu 10 tahun lebih cepat dari pensiun normal. Sehingga kaum milenial dapat memanfaatkan dana tersebut di masa yang sangat produktif untuk usaha atau meneruskan investasi masa depan untuk bahagia di hari tua.

Senior Pension Program Specialist BNI Alif Pasaleori menjelaskan, kaum milenial yang kini memiliki usia produktif atau 20-30 tahun sudah harus menyiapkan dana pensiun. “Tidak perlu besar yang penting ada karena jika kita tahu iuran itu akan lebih kecil dibandingkan kita berpikir pensiun itu di usia 40 tahun pasti iuran akan besar," ujarnya.

Waktunya Investasi Dana Pensiun
Senior Pension Program Specialist BNI Dian Dinarwati menyebutkan, terdapat 4 hal yang perlu diperhatikan saat menyiapkan investasi dana pensiun. Pertama, momentum waktu. Semakin panjang periode persiapan cicilan, maka semakin kecil nominalnya.

Baca juga : Diduga Pakai Narkoba, Artis Jeff Smith Ditangkap Polisi

Kedua, nominal iuran, yakni berhubungan dengan penetapan target dan kebutuhan dana yang disiapkan untuk pensiun. "Kunci utama dari iuran ini adalah disiplin karena akan berubah menjadi mindset. Apabila sudah jadi mindset, tidak akan dipakai dulu tapi dipakai untuk cover kebutuhan jangka panjang, ditempatkan ke pos investasi dana pensiun," lanjutnya.

Ketiga, bagaimana pengelolaan dana pensiun tersebut. "Dalam hal ini saya sampaikan bahwa DLPK BNI sudah established dari tahun 1994, yang artinya sudah lebih dari 25 tahun beroperasi di industri DPLK. Kita juga memiliki experienced dalam mengelola dana peserta di nasabah DPLK BNI," jelasnya.

Keempat, investasi dana pensiun tidak semata-mata ditargetkan untuk memperoleh imbal hasil yang tinggi. Karena jika hal ini dilakukan, saat mengejar imbal hasil tinggi, yang terjadi adalah memiliki risiko yang juga tinggi. Untuk mengetahui berapa kebutuhan dana pensiun, bisa dilakukan pengecekan di dplk.bni.co.id ada menu simulasi yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat.

Paket Sesuai Kebutuhan
BNI Simponi menyiapkan paket investasi sesuai dengan kebutuhan kamu, yakni terdiri dari 7 pilihan paket investasi, termasuk paket investasi syariah. Pertama, ada paket investasi Simponi Likuid, yaitu 100 persen Deposito dan/atau Pasar Uang dengan imbal hasil 6,51 persen di tahun lalu. Kedua, paket investasi Simponi Likuid Plus, yaitu 75 persen Deposito dan/atau Pasar Uang, dengan 25 persen Obligasi. Adapun imbal hasil sebesar 7,03 persen di tahun lalu. 

Baca juga : Jangan Kepedean, Kekebalan Spesifik Cuma Bisa Dibentuk Lewat Vaksinasi

Ketiga, paket investasi Simponi Likuid Syariah, 50 persen Deposito dan/atau Pasar Uang, dengan 50 persen Obligasi. Adapun imbal hasil sebesar 7,18 persen di tahun lalu. Lalu keempat, paket investasi Simponi Moderat, 50 persen Deposito dan/atau Pasar Uang, dengan 50 persen Obligasi. Adapun imbal hasil sebesar 7,54 persen di tahun lalu. Kelima, paket investasi Simponi Berimbang, 50 persen Deposito dan/atau Pasar Uang, dengan 50 persen Reksadana. Adapun imbal hasil sebesar -1,52 persen di tahun lalu. 

Keenam, untuk paket investasi Simponi Berimbang Syariah, 50 persen Deposito dan/atau Pasar Uang dan/atau Obligasi Syariah dengan 50 persen Reksadana Syariah. Adapun imbal hasil sebesar 3,55 persen di tahun lalu. Ketujuh, untuk paket investasi Simponi Progresif, 50 persen Obligasi dengan 50 persen lagi Reksadana. Adapun imbal hasil sebesar 2,55 persen di tahun lalu. [USU]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.