Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Sinergi KBRI Bandar Seri Begawan dan BPJS Ketenagakerjaan, Beri Perlindungan PMI
- Ini Penjelasan Pelita Air, Soal Ancaman Bom Dalam Penerbangan Surabaya-Jakarta
- Mikel Arteta Belum Siap Ditinggal Aaron Ramsdale
- Ngopi Bareng, Gen Z Balikpapan Sebut Pemikiran Ganjar Sejalan Dengan Kaum Muda
- Sah Jadi WNI, Justin Tak Sabar Bela Timnas Di Piala Asia

RM.id Rakyat Merdeka - Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo bersama Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati hadir pada Pertemuan ke-24 Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral ASEAN+3 yang digelar secara virtual, Senin (3/5).
Dalam pertemuan tersebut, Perry menggarisbawahi, adanya kesepakatan terkait pentingnya peningkatan kerja sama keuangan regional, untuk memperkuat ketahanan ekonomi dan keuangan di kawasan dalam menghadapi Covid-19. Pertemuan juga sepakat meningkatkan kesiapan memasuki masa pascapandemi (post-pandemic era).
“BI telah melakukan berbagai kebijakan yang diperlukan untuk mendorong pemulihan ekonomi. Antara lain, melalui penurunan suku bunga kebijakan menjadi 3,5 persen yang merupakan tingkat suku bunga terendah sepanjang sejarah,” ucap Perry dalam keterangan, Selasa (4/5).
Baca juga : Menaker Ida : Program Vaksinasi Perkuat Kesehatan Dan Melindungi Pekerja
Selain itu, Bank Sentral juga melakukan quantitative easing untuk memastikan kecukupan likuiditas di pasar. Serta melakukan stabilisasi nilai tukar sesuai dengan fundamental dan mekanisme pasar.
Dalam mendukung pemulihan ekonomi domestik, BI juga menerapkan kebijakan makroprudensial yang akomodatif, dan mendorong percepatan digitalisasi ekonomi dan keuangan.
Diketahui, pertemuan tersebut menyambut baik penguatan kerja sama keuangan yang dituangkan dalam Amandemen Chiang Mai Initiative Multilateralisation (CMIM) yang mulai berlaku sejak 31 Maret 2021.
Baca juga : Menko PMK Berharap Zakat Bisa Bantu Pemulihan Ekonomi
Penguatan kerja sama CMIM mencakup peningkatan porsi fasilitas CMIM IMF De-Linked Portion (IDLP) dari 30 persen menjadi 40 persen. Dan pemberian fleksibilitas dalam pemanfaatan kerja sama CMIM dalam mata uang lokal.
Penggunaan mata uang lokal ini dilakukan dengan prinsip voluntary and demand driven. Selain itu, negara-negara anggota juga menyambut baik ditandatanganinya Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) Agreement sebagai milestone pendorong perdagangan dan investasi di kawasan.
Negara-negara anggota mengharapkan agar, perjanjian tersebut dapat segera berlaku efektif, guna semakin mendukung integrasi ekonomi kawasan.
Baca juga : ABM Investama Perkuat Penerapan ESG Perusahaan
Pertemuan tersebut juga dihadiri oleh beberapa lembaga internasional, yaitu ASEAN+3 Macroeconomic Research Office (AMRO), Asian Development Bank (ADB), dan International Monetary Fund (IMF), sebagai mitra ASEAN+3.
Kehadiran lembaga-lembaga tersebut dimaksudkan untuk memberikan pandangan mengenai kondisi ekonomi dan keuangan terkini, baik regional maupun global, serta memberikan rekomendasi kebijakan yang dapat diambil untuk mengatasi dampak dari pandemi Covid-19. [DWI]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya