Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Menuju Kemandirian Industri Baja Nasional

Erick Optimis, Pabrik HSM 2 Krakatau Steel Bisa Irit Devisa Hingga Rp 29 T

Selasa, 18 Mei 2021 14:52 WIB
Menteri BUMN Erick Thohir (Foto: Rizky Syahputra/RM)
Menteri BUMN Erick Thohir (Foto: Rizky Syahputra/RM)

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri BUMN Erick Thohir mengapresiasi beroperasinya pabrik Hot Strip Mill (HSM) 2 PT Krakatau Steel (Persero) Tbk.

Erick berharap, pabrik tersebut mampu memenuhi kemandirian industri baja nasional.

“Semoga, beroperasinya pabrik HSM 2 Krakatau Steel mampu memenuhi kebutuhan baja dalam negeri. Sehingga, dapat mewujudkan kemandirian industri baja nasional. Hal ini akan berkontribusi terhadap penghematan cadangan devisa negara, hingga Rp 29 triliun,” ujar Menteri BUMN Erick Thohir dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (18/5).

Baca juga : Kenaikan Cukai Industri Hasil Tembakau Saat Pandemi Bisa Tambah Pengangguran

Krakatau Steel pada Senin malam (17/5), berhasil memproduksi perdana Hot Rolled Coil (HRC) dari pabrik HSM 2 yang berkapasitas 1,5 juta ton per tahun.

Pabrik dengan nilai investasi 521 juta dolar AS ini mampu memproduksi HRC dengan spesifikasi tertentu, antara lain untuk kebutuhan otomotif.

Pabrik tersebut bisa menghasilkan ketebalan HRC 1,4- 16 mm dengan lebar mulai dari 600-1.650 mm.

Baca juga : Bangun Kemandirian Industri Baja Nasional, HIPMI dan Krakatau Steel Teken Kerja Sama

“Pabrik ini adalah pabrik dengan teknologi dan sistem terbaru yang memiliki tingkat efisiensi lebih tinggi. Total penghematan biaya operasionalnya, bisa mencapai 25 persen dari pabrik HSM pada umumnya. Karena ada penurunan konsumsi energi dan penggunaan tenaga kerja yang lebih optimal,” jelas Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim.

Pabrik HSM 2 ini dapat meningkatkan kapasitas produksi HRC Krakatau Steel menjadi 3,9 juta ton per tahun. Sehingga, dapat menekan impor HRC hingga 0,9 - 1,9 juta ton per tahun.

Sedangkan kebutuhan baja HRC nasional mencapai 4,8 - 5,3 juta ton per tahun.

Baca juga : Kerek Industri Baja Nasional, Pemerintah Pangkas Impor

“Atas dasar data tersebut, artinya kebutuhan HRC sudah dapat dipenuhi oleh pabrikan dalam negeri,” ujar Silmy. 

Pabrik baru itu disiapkan untuk mengantisipasi peningkatan kapasitas produksi sampai 4 juta ton per tahun.

“Kita bersyukur, proyek HSM 2 ini bisa selesai. Beroperasinya pabrik ini akan semakin memperbaiki kinerja Krakatau Steel. Terlebih, saat ini terjadi peningkatan harga baja dunia pada 6 bulan terakhir,” pungkas Silmy. [HES]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.