Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

BBM Oktan Rendah Bikin Imun Tubuh Terganggu

Selasa, 6 Juli 2021 21:39 WIB
Ilustrasi BBM. (Foto: ist)
Ilustrasi BBM. (Foto: ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemerintah diminta mengeluarkan kebijakan yang dapat mendorong masyarakat menggunakan Bahan Bakar Minyak (BBM) dengan nilai oktan alias Research Octane Number (RON) tinggi. Penggunaan oktan rendah berdampak pada daya tahan tubuh.

Direktur Eksekutif Energy Watch, Mamit Setiawan mengatakan, untuk membuat udara sehat, pemerintah perlu segera mengambil langkah-langkah seperti peralihan penggunaan BBM oktan rendah ke oktan tingkat.

"Meskipun PPKM Darurat saat ini sudah diterapkan, tapi mobilitas masyarakat masih cukup tinggi. Hal ini  menyebabkan udara ibu kota masih kotor,” ujarnya, saat dihubungi wartawan, Selasa (6/7).

Baca juga : Bantu UMKM Naik Kelas, Danone Bikin Inkubator Bisnis

Begitu juga mobilitas masyarakat di daerah penyangga Jakarta juga masih cukup tinggi. Ia menilai, dengan adanya kebijakan PPKM Darurat ini, pemerintah seharusnya bisa segera mendorong masyarakat untuk beralih ke penggunaan BBM dengan kualitas baik.

"Ini saat yang tepat agar masyarakat lebih peduli lagi terhadap kondisi udara dan pentingnya menggunakan BBM dengan RON lebih tinggi. Makanya perlu terus diedukasi," kata dia. 

Selain itu, hal ini juga akan mengurangi emisi rumah kaca mengingat pemerintah mempunyai komitmen dalam perjanjian Paris mengurangi emisi buang. Tak hanya itu, masyarakat juga bisa berhemat dalam membeli BBM serta berhemat dari sisi perawatan mesin karena tidak sering-sering pergi ke bengkel. 

Baca juga : Penggunaan BBM Oktan Tinggi Bikin Kesehatan Warga Terjaga

"Program langit biru yang pernah dilakukan Pertamina perlu dihidupkan kembali dalam rangka mengurangi polusi udara," imbaunya. 

Berdasarkan data IQAir.com pada Senin 5 Juli 2021 pukul 06.20 WIB, Jakarta kembali masuk dalam daftar sebagai kota besar dengan kondisi udara paling buruk di dunia. Sebab, indeks kualitas udara Jakarta tercatat mencapai 168 dalam katagori tidak sehat yakni dengan konsentrasi polusi PM 2.5 (partikulat) atau mencapai 88 mikrogram per meter kubik (µg/m³).

Menurut Guru Besar Ilmu Kesehatan Lingkungan FKM UI, Prof Budi Haryanto, buruknya kualitas udara Jakarta ini dikhawatirkan berdampak pada daya tahan pasien yang terpapar Covid-19. Mengingat, penyakit kronis akibat polusi udara berkontribusi pada penurunan sistem imunitas tubuh. Bahkan, bisa memperparah gangguan kesehatan jika terpapar virus Covid-19.

Baca juga : Bos Kadin Baru Diyakini Mampu Bikin Sejuk Hubungan Buruh Dan Pengusaha

Bahkan, World Health Organization (WHO) menyarankan negara-negara dengan polusi udara yang tinggi seperti Indonesia perlu mempertimbangkan risiko kematian para pasien Covid-19. "Penyakit kronis akibat polusi udara berkontribusi terhadap penurunan sistem imunitas tubuh," katanya. 

Berdasarkan Studi Harvard, sambung dia, risiko kematian pasien Covid-19 4,5 kali lebih banyak di wilayah polusi PM 2,5. Karenanya, warga yang terpapar PM 2,5 jangka panjang lebih mungkin meninggal karena Covid-19.

Untuk diketahui, saat ini Pertamina memberikan potongan harga sebesar Rp 300 per liter bagi para pembeli BBM Pertamax RON-92, Pertamax RON-98, Dexlite CN-51 maupun Pertamina Dex CN-53. Di mana, potongan harga tersebut berlaku hingga 31 Juli 2021 bagi pengguna aplikasi MyPertamina. [IMA]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.