Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Menkes: Kesehatan Salah Satu Modal Utama Capai Target Indonesia Emas 2045
- Jangan Sampai Kehabisan, Tiket Proliga Bisa Dibeli di PLN Mobile
- Temui Cak Imin, Prabowo Ingin Terus Bekerjasama Dengan PKB
- Jaga Rupiah, BI Naikkan Suku Bunga 25 Bps Jadi 6,25 Persen
- Buntut Pungli Rutan, KPK Pecat 66 Pegawainya
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
RM.id Rakyat Merdeka - Ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Fadhil Hasan optimis industri sawit tahun ini akan tumbuh tinggi. Kenaikan industri sawit ini akan berdampak pada peningkatan pertumbuhan ekonomi.
Hal tersebut dikatakan Fadhil saat menjadi pembicara pada acara diskusi Industri Hilir Sawit Nasional dan Tantangan Keberlanjutan yang dilakukan secara online, Rabu (4/8).
Hadir dalam acara itu RGE Indonesia Palm Business and Sustainability Director, Bernard A. Riedo dan Sustainability Director of Apical Group, Bremen Young.
Baca juga : Industri Sawit RGE-Apical Fokus Perkuat Keberlanjutan
“Kalau kita lihat pengalaman di 2020, saya memperkirakan pada 2021 industri sawit akan mengalami peningkatan. Apalagi tadi harga mengalami peningkatan yang cukup signifikan,” ujarnya.
Bahkan, kata dia, memasuki semester II-2021, harga sawit masih tetep bertahan tinggi. Dengan melihat kondisi ini dan masuknya panen serta naiknya volume produksi, dia optimis kinerja industri sawit tahun ini lebih baik dibanding tahun lalu.
Selain itu, kata dia, permintaan minyak sawit dadi pasar ekspor tradisional juga meningkat. India juga baru saja merevisi pajak impor lebih rendah dan ini memberikan pelung ekspor sawit Indonesia akan meningkat.
Baca juga : Pembatasan Datang, Istri Malah Senang
Negara Eropa, China dan Amerika juga ekonomi mulai tumbuh. Pemulihan ekonomi China yang relatif baik meningkatkan permintaan minyak sawit.
Menurut Fadhil, permintaan minyak sawit selama ini memang berhubungan dengan pertumbuhan negara tujuan ekspor. “Over all saya kiri kinerja itu akan meningkat,” tukasnya.
RGE Indonesia Palm Business and Sustainability Director, Bernard A. Riedo mengatakan, selama pandemi Covid-19, kinerja industri sawit malah makin moncer. “Harganya kemarin tembus 1.100 dolar AS per ton. Kemudian sekarang berada diangka 900 dolar AS,” ujarnya. [DIT]
Baca juga : Keseruan Idul Adha Di Roma, WNI Nikmati Sate Dan Gulai Kambing
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya