Dark/Light Mode

Pelindo 1 Dorong Potensi Pelabuhan Jadi Gerbang Utama Logistik Global

Rabu, 18 Agustus 2021 08:14 WIB
Pelabuhan Terminal Petikemas Belawan yang merupakan terminal petikemas terbesar di Sumatera. (Foto: Dok. Pelindo I)
Pelabuhan Terminal Petikemas Belawan yang merupakan terminal petikemas terbesar di Sumatera. (Foto: Dok. Pelindo I)

RM.id  Rakyat Merdeka - Arus kapal, barang, dan petikemas Pelindo 1 mengalami kenaikan selama semester I tahun 2021.

Pelindo 1 yang mengelola 15 cabang pelabuhan di 4 wilayah operasional di bagian barat Indonesia yang meliputi: Aceh, Sumatra Utara, Riau, dan Kepulauan Riau. Sebagian besar pelabuhan yang dikelola Pelindo 1 memiliki posisi yang sangat strategis dengan menghadap langsung ke Selat Malaka. Selat Malaka merupakan jalur yang menghubungkan Benua Eropa dan Asia yang rata-rata dilewati sekitar 12.000 kapal tiap tahunnya. Hal ini menjadi potensi yang sangat besar bagi Pelindo 1 untuk mengoptimalisasi kinerja korporasi.

Selama semester I-2021, Pelindo 1 mampu menorehkan pertumbuhan yang positif dengan mencatatkan bongkar muat peti kemas sebanyak 717.030 TEUs (twenty-foot equivalent unit), tumbuh 10,79 persen dibandingkan dengan capaian semester I tahun 2020 yang sebesar 647.172 TEUs.

“Di tengah pandemi Covid-19 yang belum usai, Pelindo 1 tetap mampu mencatatkan kinerja positif pada semester satu 2021. Arus peti kemas di Pelindo 1 meningkat karena didorong oleh distribusi logistik di terminal-terminal peti kemas milik Pelindo 1 yaitu: Terminal Peti Kemas (TPK) Belawan dan Pelabuhan Kuala Tanjung. Pelabuhan Kuala Tanjung yang baru beroperasi pada pertengahan 2019, juga mengalami pertumbuhan signifikan hingga pada semester satu 2021 juga terus menunjukkan tren kinerja yang positif,” jelas Direktur Utama Pelindo 1, Prasetyo.

Senada dengan pertumbuhan arus peti kemas yang meningkat, arus kapal dan barang di pelabuhan-pelabuhan milik Pelindo 1 juga menunjukkan pertumbuhan yang positif. Kunjungan kapal sepanjang semester I 2021 sebanyak 29.392 call, tumbuh 7,25 persen dari capaian pada periode yang sama tahun 2020 sebanyak 27.404 call. Hal tersebut setara Pelindo 1 melayani kunjungan kapal dengan total volume angkutan sebesar 105.593.658 Gross Tonnage (GT), naik 36,41 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 77.406.756 GT.

Arus barang selama semester I-2021 sebesar 10.572.958 Ton, meningkat 13,38 persen dari arus barang pada capaian semester I 2020 yang sebesar 9.325.105 Ton. Hal ini disebabkan oleh kenaikan jumlah barang ekspor-impor dan bongkar muat barang antar pulau di sejumlah pelabuhan Pelindo 1. Kenaikan arus barang disebabkan oleh naiknya jumlah barang ekspor untuk sejumlah komoditas seperti: cangkang di Pekanbaru, crude palm oil (CPO) di Lhokseumawe, karet di Belawan, serta palm kernel expeller (PKE) di Dumai dan Belawan. Jumlah barang impor di Cabang Belawan juga mengalami peningkatan, seperti: komoditas metal coil, gula pasir, equipment material, dan pupuk. Bongkar muat antar pulau juga mengalami peningkatan seperti peningkatan komoditas aspal curah di Lhokseumawe; batubara, kayu, dan CPO turunannya di Belawan, serta batu granit di Tembilahan.

Prasetyo menerangkan bahwa Pelindo 1 memiliki tiga pelabuhan yang berpotensi besar untuk menyerap pasar pelayaran di Selat Malaka, yaitu Kuala Tanjung, Belawan, dan Dumai. Ketiga pelabuhan ini sudah memenuhi standar internasional terkait lokasi, kedalaman kolam pelabuhan, serta fasilitas infrastruktur pokok lainnya. Ketiga pelabuhan ini memiliki potensi besar untuk mewujudkan visi Pelindo 1 untuk menjadi gerbang utama Indonesia ke jaringan Logistik Global. Kuala Tanjung sendiri dalam pengembangannya ke depan akan menjadi salah satu future port dari Pelindo 1.

Ketiga pelabuhan tersebut melayani berbagai rute pelayaran domestik dan internasional. Rute domestiknya sebagian besar menuju Surabaya, Makassar, dan beberapa ke Jakarta. Untuk rute internasional, Pelabuhan Belawan melayani kapal tujuan Singapura, Malaysia, Jepang, Pakistan, India, Belanda, dan Belgia. Adapun Pelabuhan Kuala Tanjung melayani angkutan crude palm oil (CPO) ke India, Bangladesh, dan Pakistan.

 

Animasi Kuala Tanjung Port and Industrial Estate (KTPIE)  yang merupakan integrasi Kawasan Pelabuhan dan Kawasan Industri yang merupakan pintu gerbang logistik global

Baca juga : Bikin Malu, 5 Anggota DPRD Labura Jadi Tersangka Kasus Narkoba

Kuala Tanjung Port and Industrial Estate (PIE)
Pelindo 1 terus mengakselerasi pengembangan Kuala Tanjung Port and Indsutrial Estate (PIE) yang memiliki potensi besar untuk tumbuh dan berkembang secara cepat. Kuala Tanjung PIE terdiri dari dua bagian yang saling terintegrasi, yaitu kawasan pelabuhan dan kawasan industri.

Pengembangan Kuala Tanjung PIE ditandai dengan telah beroperasinya kawasan pelabuhan Kuala Tanjung Multipurpose Terminal (KTMT) yang memiliki kedalaman kolam -17 meter LWS dengan dermaga seluas 500 x 60 meter, trestle sepanjang 2,8 km, dan lapangan penumpukan seluas 14 hektar. Pelabuhan ini didesain untuk mengakomodasi kapal-kapal berukuran besar dengan bobot 50.000 DWT (dead weight tonnage) serta berbagai jenis muatan dari peti kemas, curah cair, hingga general cargo.

“Pelabuhan Kuala Tanjung akan semakin diminati oleh pemilik barang dengan adanya jaminan kargo yang diangkung dari dan ke kawasan industri Kuala Tanjung. selain itu, terdapat kawasan industri lainnya yang juga mendukung keberadaan pelabuhan ini yaitu Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei yang berjarak 40 km dari Pelabuhan Kuala Tanjung,” terang Prasetyo.

Kuala Tanjung PIE direncanakan akan menjadi Indonesia’s Logistic and Supply Chain Hub, artinya bahwa logistic and supply chain business yang dari dan menuju Indonesia harapannya terpusat di Kuala Tanjung terlebih dahulu. Kawasan pelabuhan ini rencananya dikembangkan hingga 58 hektar, yang terintegrasi dengan kawasan industri dimana dalam rencana ultimate memiliki total luasan pengembangan mencapai 3.400 hektar.

 

Pelabuhan Kuala Tanjung Multipurpose Terminal yang merupakan salah satu kawasan pelabuhan di KTPIE. KTMT mencatat  kinerja operasional positif dan terus meningkat sejak beroperasional di 2019 yang lalu.

Baca juga : Kemnaker Ingatkan Potensi BBPLK Semarang di Masa Depan

Terminal Peti Kemas (TPK) Belawan dan Pelabuhan Dumai
Prasetyo menjelaskan bahwa Pelindo 1 juga tengah melakukan rekonfigurasi TPK Belawan, rata-rata TPK Belawan melayani bongkar muat peti kemas 1,15 juta TEUs per tahun. Padahal kapasitasnya sekitar 1 juta TEUs. Untuk mengoptimalkan pelayanan korporasi, Pelindo 1 telah menyelesaikan pembangunan TPK Belawan Fase 2 yang memiliki panjang dermaga 350 meter dengan container yard seluas 350 x 306 meter.

“Belawan akan menjadi sister port Pelabuhan Kuala Tanjung, yang akan mendukung Pelabuhan Kuala Tanjung sebagai logistic and supply chain hub,” lanjut Prasetyo.

Sedangkan untuk Pelabuhan Dumai yang berada di Provinsi Riau akan dioptimalkan layanan terminal curah cairnya karena didorong potensi komoditas CPO yang terus meningkat. Bongkar muat CPO untuk ekspor sudah cukup besar, sehingga potensial untuk dikembangkan lebih lanjut.

Integrasi BUMN Pelabuhan
Pemerintah berencana melakukan integrasi BUMN Pelabuhan yakni Pelindo 1, 2, 3, dan 4 dalam satu entitas tunggal pada tahun ini. Integrasi ini akan menciptakan sinergi BUMN Pelabuhan dengan standarisasi operasional untuk meningkatkan efisiensi logistik nasional.

“Sinergi dan Integrasi Pelindo ini diharapkan dapat memiliki kendali strategis yang lebih baik serta sistem operasional pelabuhan yang terstandar. Standarisasi pelayanan akan berdampak pada efisiensi biaya logistik dan peningkatan kepuasa pengguna jasa,” terang Prasetyo.

Pengamat Ekonomi Sumatra Utara, Wahyu Ario Pratomo menuturkan penyatuan seluruh badan usaha pengelola pelabuhan menjadi penting dalam upaya meningkatkan kapasitas perusahaan, standarisasi layanan pelabuhan, dan sumber daya manusia yang kuat sehingga mendorong perusahaan holding meningkatkan target efisiensinya dan pada akhirnya, biaya logistik dapat lebih ditekan.

“Pebaikan sistem logistik juga diarahkan untuk meningkatkan efisiensi perdagangan internasional melalui percepatan arus barang ekspor dan impor dengan penerapan integrasi proses bisnis melalui sistem Indonesia National Single Window (INSW),” ujar Wahyu. [USU]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.