Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
RM.id Rakyat Merdeka - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menargetkan 70 persen pelajar di Indonesia memiliki rekening tabungan di tahun ini. Hingga triwulan II -2021, tercatat sebanyak 40,8 juta atau 63,14 persen pelajar di Indonesia telah memiliki rekening tabungan, dengan total nominal sebesar Rp 26,30 triliun.
Anggota Dewan Komisioner OJK Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen, Tirta Segara mengatakan, gerakan menabung untuk pelajar merupakan hal yang sangat krusial mengingat jumlahnya yang besar. Yaitu sekitar 65 juta pelajar, atau 25 persen dari total penduduk dan termasuk kategori critical economic players (pelaku ekonomi yang sangat strategis) yang perlu dibekali pemahaman keuangan yang memadai.
Selain itu, dari survei OJK 2019 menunjukkan, para pelajar umumnya memiliki tingkat literasi dan inklusi keuangan yang relatif rendah. Tingkat literasi keuangan penduduk berusia 15-17 tahun hanya 16 persen, atau jauh di bawah tingkat literasi keuangan nasional sebesar 38 persen.
"Tingkat inklusi keuangan penduduk berusia 15-17 tahun tersebut juga relatif rendah, yaitu 58 persen, atau jauh di bawah tingkat inklusi keuangan nasional sebesar 76 persen," imbuh Tirta dalam acara puncak Program Satu Rekening Satu Pelajar (KEJAR), sekaligus rangkaian kegiatan KEJAR Prestasi Anak Indonesia (KREASI) secara virtual, Selasa (24/8).
Baca juga : Pemerintah Pulangkan 129 PMI Yang Telantar Di Taiwan
Tirta bilang, para pelajar juga lebih rentan dari sisi keuangan karena belum memahami pentingnya menabung atau berinvestasi, termasuk menyiapkan dana darurat serta mudah dipengaruhi tawaran influencer di media sosial.
Untuk itu, OJK bersama pemerintah juga telah mencanangkan program Aksi Indonesia Menabung melalui Dewan Nasional Keuangan Inklusif, sebagai langkah strategis yang memberikan manfaat yang besar dan mendorong masyarakat untuk menabung di lembaga jasa keuangan formal.
OJK bersama Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek), Kementerian Agama (Kemenag) dan industri perbankan terus mendorong program peningkatan literasi dan inklusi keuangan bagi kelompok pelajar, yang diikuti 1.000 pelajar dari sejumlah sekolah yang berada di beberapa daerah.
"Penyediaan akses keuangan untuk masyarakat termasuk untuk pelajar merupakan tanggung jawab semua pihak, karena inklusi keuangan merupakan bagian penting dalam upaya pemulihan ekonomi dan pemerataan pendapatan," tegas Tirta.
Baca juga : Kemenperin Targetkan RI Jadi Produsen Utama Produk Halal Dunia
Tema perluasan akses keuangan untuk pelajar, yang dibarengi dengan upaya literasi keuangan dan perlindungan konsumen, sangatlah strategis. Hal ini ucap Tirta, sejalan dengan upaya pemerintah untuk mencapai tingkat inklusi keuangan sebesar 90 persen pada 2024.
Dirjen Pendidikan Islam Kementerian Agama, Muhammad Ali Ramdhani mengatakan, peningkatan literasi dan inklusi keuangan sangat dibutuhkan mengingat peserta didik yang jumlahnya besar, dan cakupan wilayah yang sangat luas.
“Melalui program KEJAR ini kami berharap kekuatan literasi finansial di setiap insan pembelajar menjadi lebih kokoh dan memiliki pengalaman langsung dalam pengelolaan keuangan yang terhubung dengan lembaga jasa keuangan,” kata Ali.
Dirjen PAUD, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah Kemendikbud Ristek, Jumeri mengatakan, sistem pendidikan Indonesia saat ini diarahkan juga untuk peningkatan literasi keuangan. Pihaknya menyambut baik inisiatif OJK dalam program KEJAR, yang merupakan bentuk Aksi Indonesia Menabung dalam rangka menumbuhkan budaya menabung sejak dini dan terwujudnya kepemilikan rekening bagi seluruh pelajar di Indonesia.
Baca juga : Tingkatkan Literasi Menuju Merdeka Belajar di Era Digital
"Kemendikbud Ristek berharap program ini dapat diwujudkan dalam digitalisasi tabungan pelajar guna pemanfaatan tabungan yang lebih mudah dan optimal,” tuturnya.
Program KEJAR ini merupakan salah satu bentuk implementasi Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 26 Tahun 2019 tentang Hari Indonesia Menabung, yang memiliki tujuan agar setiap pelajar di Indonesia memiliki rekening sehingga budaya menabung di Lembaga Jasa Keuangan (LJK) formal dapat dilakukan sejak dini. [DWI]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya