Dark/Light Mode

Dari Co-firing 18 PLTU, PLN Berhasil Produksi Listrik 85.015 MWh

Selasa, 7 September 2021 16:22 WIB
Petugas PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB) menunjukkan pelet sampah sebagai subtitusi sebagian bahan bakar batu bara di PLTU.  (Dok. PLN)
Petugas PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB) menunjukkan pelet sampah sebagai subtitusi sebagian bahan bakar batu bara di PLTU. (Dok. PLN)

RM.id  Rakyat Merdeka - PT PLN (Persero) telah memproduksi energi listrik sebesar 85.015 megawatt per hours (MWh) atau setara 291,1 MW dari mengimplementasikan Co-firing di 18 lokasi PLTU hingga Juli 2021.

Program Co-firing merupakan salah satu program strategis PLN dalam meningkatkan bauran energi baru terbarukan 23 persen pada 2025. Melalui pemanfaatan biomassa hutan tanaman energi, pelet sampah, dan limbah perkebunan atau pertanian sebagai subtitusi sebagian bahan bakar batu bara di PLTU.

Implementasi Co-firing_ juga menjadi upaya PLN melakukan transformasi dengan mendorong penggunaan energi rendah karbon yang ramah lingkungan.

Executive Vice President Komunikasi Korporat dan CSR PLN Agung Murdifi mengatakan, PLN serius mendukung program pemerintah dalam percepatan pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) menuju target 23 persen pada 2025.

Baca juga : Di Tengah Pandemi, PLN Berhasil Percepat Konstruksi 3 Proyek Infrastruktur

"Sejak 2020 sudah dilakukan implementasi di 18 lokasi PLTU di mana 6 lokasi sudah diimplementasikan sejak 2020 dan tambahan 12 lokasi sudah dilakukan pada tahun ini. Produksi energi biomassa hingga Juli 2021 sebesar 85.015 MWh dan pemakaian biomassa sebanyak 95.589 ton," ujarnya.

Implementasi Co-firing, lanjut Agung, akan dilakukan di pembangkit listrik tenaga batu bara (PLTU) tidak hanya mengurangi emisi karbon, tetapi juga mendorong efisiensi dari operasional pembangkit.

Adapun, daya pembangkit Co-firing di 52 lokasi PLTU setara dengan 2.000 megawatt (MW).

Agung pun mencontohkan, implementasi Co-firing di beberapa pembangkit sudah tampak mereduksi emisi karbon di pembangkit batu bara.

Baca juga : Kurang Dari 2 Jam, PLN Berhasil Pulihkan Listrik Malang

Misalnya, PLTU Sanggau, mereduksi emisi karbon sebesar 9,5 persen dari yang sebelumnya 10,2 persen.

Selain itu, PLTU Belitung yang sebelumnya mereduksi emisi karbon sebesar 19,1 persen menjadi 17,9 persen. Selain dua PLTU tersebut, PLN juga mengembangkan Co-firing di beberapa PLTU. 

Seperti PLTU Paiton berkapasitas 2×400 MW menggunakan olahan serbuk kayu, PLTU Ketapang berkapasitas 2×10 MW dan PLTU Tembilahan berkapasitas 2×7 MW menggunakan olahan cangkang sawit.

Untuk menyukseskan co-firing, PLN memerlukan sinergi dengan BUMN (Badan Usaha Milik Negara) dan pemasok lainnya.

Baca juga : 50 Tahun Di Indonesia, Toyota Siap Produksi Mobil Listrik

Saat ini, perseroan telah bersinergi dengan Perum Perhutani,PT Perkebunan Nusantara, dan PT Sang Hyang Seri (Persero).

Kerja sama dengan perusahaan-perusahaan tersebut meliputi kolaborasi dalam rangka penyedia biomassa baik hutan tanaman energi maupun pelet sampah, guna menjamin kesiapan rantai pasok serta kesediaan biomassa jangka panjang.

Selain itu, PLN juga mendorong kemungkinan berdirinya industri biomassa melalui pengembangan hutan tanaman energi termasuk pemanfaatan lahan kering, serta pemanfaatan sampah.

"Untuk memenuhi pasokan biomassa, PLN telah berkoordinasi dengan BUMN, Pemda, dan swasta untuk memastikan kesiapan rantai pasokan biomassa dan kesiapan terkain volume dan harga," ujarnya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.