Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

RI Diguyur Dana Segar Rp 90 T Dari IMF

Kata BI Bukan Utang, Tapi….

Kamis, 9 September 2021 08:51 WIB
Direktur Eksekutif, Kepala Departemen Internasional BI Doddy Zulverdi (Foto: Istimewa)
Direktur Eksekutif, Kepala Departemen Internasional BI Doddy Zulverdi (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Indonesia mendapat guyuran dana sebesar Rp 90 triliun dari International Monetary Fund alias IMF. Bantuan tersebut membuat cadangan devisa Indonesia meningkat drastis ke level tertinggi sepanjang sejarah. Bank Indonesia (BI) menegaskan, bantuan tersebut bukan utang.

Bantuan dari IMF itu cair awal Agustus lalu. Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva menyatakan, bantuan itu ditujukan untuk membantu negara-negara yang paling rentan atau yang paling berjuang mengatasi dampak krisis akibat pandemi Covid-19.

Bantuan ini merupakan fasilitas Hak Penarikan Khusus atau Special Drawing Rights (SDR). Jumlahnya sebesar 4,46 miliar SDR atau setara 6,31 miliar dolar AS atau Rp 90,2  triliun. Bantuan tersebut membuat cadangan devisa Indonesia meningkat ke posisi 144,8 miliar dolar AS.

Besar cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 9,1 bulan impor atau 8,7 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Cadangan devisa itu berada di atas standar kecukupan internasional, sekitar 3 bulan impor. BI menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.

Kabar bantuan dari IMF ini sempat bikin heboh dunia maya. Maklum, sebagian orang sensitif mendengar kata IMF. Apalagi diketahui bukan kali ini Indonesia mendapat bantuan SDR dari IMF. Pada saat krisis ekonomi 1997-1998, IMF juga memberikan bantuan SDR sebesar 9,1 miliar dolar AS, yang baru bisa dilunasi di era Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Menanggapi kekhawatiran itu, BI buru-buru memberikan klarifikasi. Direktur Eksekutif, Kepala Departemen Internasional BI Doddy Zulverdi memastikan, dana dari IMF itu bukan termasuk ke dalam utang luar negeri negara. Sebab, dana itu merupakan instrumen khusus yang dikeluarkan IMF untuk menjaga cadangan devisa negara anggotanya.

"Ini bukan utang luar negeri. Karena tidak ada batas waktu (pengembalian), tidak ada jangka waktu, tidak ada kewajiban membayar pada batas waktu tertentu," kata dia, kemarin.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.