Dark/Light Mode

Israel Negara Teraman Dari Covid-19 Dalam Amukan Delta, Kok Bisa?

Selasa, 6 Juli 2021 01:00 WIB
Remaja Israel menerima vaksinasi di Magen David Adom, Tel Aviv, 4 Juli 2021. (Foto Flash90/Tomer Neuberg)
Remaja Israel menerima vaksinasi di Magen David Adom, Tel Aviv, 4 Juli 2021. (Foto Flash90/Tomer Neuberg)

RM.id  Rakyat Merdeka - Jangankan Indonesia, Israel yang disebut negara teraman dari infeksi Covid-19, kini juga ketar-ketir menghadapi amukan virus Corona varian Delta. Kasus infeksi virus Covid-19 di Israel mengalami peningkatan, meski sebagian besar penduduk sudah mendapatkan vaksin buatan Pfizer-BioNTech.

Kementerian Kesehatan Israel merilis data, Senin (5/7/2021), bahwa vaksin Covid Pfizer-BioNTech telah efektif mencegah kasus serius dan rawat inap bagi pasien terinfeksi Covid-19. Namun, vaksin tersebut kurang efektif mencegah penyebaran varian Delta.

Baca juga : Legislator PDIP Ajak Penyintas Covid-19 Donor Plasma Konvalesen

Menurut kementerian, efektivitas vaksin Pfizer dalam mencegah gejala Covid-19 turun sekitar 30 persen menjadi 64%, pada varian Delta. Padahal, data menunjukkan selama Mei, ketika jenis virus tersebut belum muncul, vaksin tersebut efektif 94,3% mencegah Covid-19.

Varian Delta, yang diyakini dua kali lebih menular daripada jenis awal Covid-19, dinilai menjadi penyebab penularan 90% kasus baru di Israel selama dua pekan terakhir. Namun, data juga menunjukkan bahwa vaksin tersebut masih sangat efektif untuk mencegah gejala serius dan rawat inap. Selama Mei, angka itu mencapai 98,2%, dan selama Juni mencapai 93%.

Baca juga : Tanpa PPKM Darurat, Kasus Aktif Covid-19 Di Jakarta Bisa Tembus 100 Ribu

Pada Senin malam, Kementerian Kesehatan mengatakan, 369 orang telah didiagnosis terinfeksi virus Corona sejak tengah malam. Sehingga, jumlah total kasus aktif di negara itu menjadi 2.766. Ada 70 orang dirawat di rumah sakit dan 35 dalam kondisi serius. Sepekan lalu ada 22 orang dalam kondisi serius.

Di tengah meningkatnya kasus Covid-19 di seluruh negeri, Perdana Menteri (PM) Naftali Bennett bersama dengan Menteri Kesehatan Nitzan Horowtiz menginstruksikan Kementerian Kesehatan untuk melakukan penelitian perlunya meluncurkan vaksin ketia sebagai penguat atau booster.

Baca juga : Pertahanan Covid-19 Dijebol Varian Delta, Australia Lockdown Lebih Dari 12 Juta Warganya

Sebelumnya, Kementerian Kesehatan merekomendasikan warga yang mengalami gangguan kekebalan tubuh untuk mengambil dosis ketiga vaksin Pfizer-BioNTech, meskipun belum ada persetujuan suntikan booster.

Pemimpin oposisi Benjamin Netanyahu mendesak pemerintah melakukan vaksinasi booster pada Agustus mendatang untukk warga berusia di atas 50 tahun. 
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.