Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
RM.id Rakyat Merdeka - Rencana kenaikan cukai hasil tembakau (CHT) di tengah pandemi Covid-19 bikin cemas pekerja tani di bidang tersebut. Mereka khawatir, hidupnya tambah susah.
Ketua Aliansi Masyarakat Tembakau Indonesia (AMTI) Budidoyo menyatakan, industri ini dimanfaatkan kontribusinya untuk negara. Tapi, kebijakannya dinilai memberatkan para petani.
Baca juga : Industri Hasil Tembakau Harus Merdeka Dari Intervensi Asing
"Ini membuat kita prihatin karena sektor tenaga kerja petani itu yang paling rentan terdampak ketika ada kenaikan harga rokok," ujar Budidoyo dalam diskusi virtual dikutip Jumat (10/9).
Saat tidak pandemi saja, kenaikan CHT sudah memberikan dampak buruk. Apalagi, ketika dalam masa pandemi Covid-19.
Baca juga : Dubes Heri Harap Prestasi Indonesia Di Paralimpiade Bisa Dipertahankan
Kenaikan CHT yang mempengaruhi harga rokok akan mendorong perokok untuk membeli rokok alternatif atau yang ilegal. Bisa jadi juga impor tembakau akan meningkat.
"Ketika harga tembakau di nasional tinggi maka akan ada korelasi. Akan ada kenaikan impor tembakau," tuturnya.
Baca juga : Pertani Bidik Potensi Pendapatan Rp 504 M
Menurutnya ini seperti buah simalakama. Di satu sisi, negara berusaha mendorong untuk pengurangan impor. Tapi di sisi lain, kenaikan CHT bisa mendorong kenaikan impor. AMTI pun menyarankan adanya kemitraan agar nilai tambah petani semakin besar.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya