Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Perubahan Iklim Hingga Digitalisasi Jadi Isu Dalam Pertemuan IMF-World Bank 2021

Sabtu, 16 Oktober 2021 00:19 WIB
Gedung Bank Indonesia. (Foto: Ist)
Gedung Bank Indonesia. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Di tengah pemulihan perekonomian global terus berlanjut, masih terdapat kesenjangan antar negara akibat perbedaan akses terhadap vaksin dan ruang untuk dukungan kebijakan.

Menurut Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo, secara global pemulihan menghadapi berbagai faktor risiko, terutama kekhawatiran cepatnya penyebaran varian delta, dan kekhawatiran munculnya varian virus baru yang lebih agresif sehingga ketidakpastian outlook perekonomian meningkat.

Selain itu, perubahan iklim dan reformasi digital juga muncul sebagai tantangan besar secara global. IMF sendiri berkomiten untuk terus mendukung negara-negara anggotanya, untuk menghadapi tantangan yang berkembang.

Baca juga : Perhutani Jadi BUMN Corporate Brand Awards 2021

“Untuk itu, pentingnya pelaksanaan exit strategy yang well calibrated, well planned, dan well communicated untuk memastikan seluruh negara dapat pulih secara bersama-sama,” jelas Perry dalam rangkaian Pertemuan Tahunan International Monetary Fund dan World Bank (IMF-World Bank), yang dikutip dalam keterangan resmi BI, Jumat (15/10).

Dalam pertemuan tersebut, termasuk pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral negara G20 yang diselenggarakan secara hybrid pada tanggal 11-15 Oktober 2021, juga dihadiri oleh Gubernur BI dan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.

Sementara, IMF memproyeksikan perekonomian global tumbuh sebesar 5,9 persen pada 2021, kemudian mengalami moderasi pertumbuhan ke 4,9 persen pada tahun 2022.

Baca juga : Warga Afghanistan Pakai Bitcoin Atasi Masalah Keuangan

Revisi ke bawah pertumbuhan 2021 mencerminkan penurunan pertumbuhan di negara maju, karena adanya disrupsi pasokan, dan di negara low-income developing, karena memburuknya dinamika pandemi.

Sementara, proyeksi pertumbuhan akan ditopang oleh menguatnya prospek jangka pendek negara eksportir komoditas dari kelompok negara berkembang.

Selanjutnya dalam pertemuan tersebut, delegasi BI dipimpin oleh Menkeu Sri Mulyani Indrawati dan Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo. Dody menuturkan, pentingnya menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan di tengah ketidakpastian perkembangan pandemi, serta kenaikan inflasi di negara maju yang berpotensi menimbulkan efek rambatan kepada negara berkembang.

Baca juga : Deklarasi Di Malang, Puan Maharani for Presiden 2024

“Maka diperlukan koordinasi dan komunikasi kebijakan pada tataran global untuk memberikan gambaran yang jelas terhadap perkembangan dan kebijakan yang diimplementasikan,” imbuhnya.

Selain itu, melanjutkan upaya bersama dalam meningkatkan efisiensi cross border payment dan melanjutkan diskusi mengenai dimensi makrofinansial dan aspek interoperability dari Central Bank Digital Currency.

“Indonesia juga menyampaikan dukungan terhadap program IMF guna membantu negara miskin dan rentan dalam mengatasi pandemi dan mengatasi permasalahan ekonomi yang dihadapi,” terangnya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.