Dark/Light Mode

Pasarnya Tembus Rp 3 Ribu T, Bisnis Tanaman Hias Digenjot

Selasa, 19 Oktober 2021 18:38 WIB
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki melihat tanaman hias. (Foto: ist)
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki melihat tanaman hias. (Foto: ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Potensi tanaman hias dalam pasar global ditaksir mencapai Rp 3.000 triliun, lebih tinggi dibandingkan kopi dan teh. Namun, sayangnya, Indonesia baru memenuhi ceruk pasar dunia untuk tanaman hias sebesar 0,01 persen.

Salah satu UKM pelaku usaha tanaman hias Minaqu Home Nature (Minaqu Indonesia), saat ini telah memenuhi florikultura berstandar global. Minaqu Home Nature telah memiliki cabang di beberapa daerah di Indonesia mulai dari Merauke, Makassar, Tomohon, Solok, Padang Panjang, Ungaran, Banyuwangi, Bali, dan masih banyak lagi kota lainnya.

Sebelum kerja sama dengan Koperasi Agro Tora Wajasakti, Minaqu Indonesia sudah bermitra dengan koperasi lainnya yaitu Koperasi Pelita Desa (Ciseeng, Bogor), Koperasi Kowinas (Karawang, Subang, Cianjur, Bali, Lombok, Bangka Belitung, Batam, Yogyakarta, dan Solo), serta Koperasi Produsen Maja Flora (Mojokerto, Jawa Timur).

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengapresiasi langkah Minaqu Indonesia sebagai offtaker produk tanaman hias, dan telah menggandeng kurang lebih 1.000 petani di Jawa Barat dan telah bermitra dengan empat koperasi.

Para petani, lanjut Teten, harus dikonsolidasi, jangan biarkan mereka hanya menggarap di lahan yang sempit. Lebih baik terkonsolidasi melalui koperasi. “Kalau sudah ada koperasi, para petani dapat fokus untuk berproduksi di lahan yang juga dikonsolidasikan menjadi skala ekonomi," katanya dalam keterangannya, Selasa (19/10).

Baca juga : Ekspornya Tembus Rp 7,5 T, Batik RI Diburu Di Luar Negeri

Menurut Menteri Teten, yang berperan menjadi offtaker pertama adalah koperasi sebagai agregator, melakukan pengolahan hasil panen, dan berhadapan dengan pembeli sehingga harga tidak dipermainkan buyer.

Koperasi sebagai badan usaha yang berbadan hukum juga dapat melakukan kerja sama dengan berbagai pihak. Mulai dari akses terhadap sumber-sumber pembiayaan dan kerja sama dengan Perguruan Tinggi untuk teknologi tepat guna, sampai pada hilirisasi produk (pemasaran) baik secara offline dan online.

Bagi Teten, apa yang dilakukan Minaqu telah mencerminkan terjadinya proses inclusive close loop, di mana telah tercipta sebuah ekosistem terintegrasi dari hulu hingga hilir.

"Minaqu tidak hanya bertindak sebagai offtaker dari hasil produksi petani, namun juga memberikan pendampingan mulai dari pembibitan, proses produksi, hingga pemasarannya untuk pasar ekspor," tukas Teten.

Mengingat masih sangat besarnya peluang permintaan tanaman hias dari mitra luar negeri yang telah bekerja sama dengan Minaqu, Teten berharap koperasi-koperasi lainnya yang telah mengkonsolidasikan lahan anggotanya, juga dapat memanfaatkan peluang ini dan menjalin kemitraan.

Baca juga : BI: Uang Beredar Tembus Rp 7.198,9 T Sepanjang Agustus

Selain itu, Teten juga mendukung pemanfaatan teknologi informasi melalui web based sistem e-commerce platform  minaquindonesia.com untuk akselerasi menuju go digital dan go global.

Dalam kesempatan yang sama, CEO Minaqu Indonesia Ade Wardhana Adinata, menjelaskan, Minaqu telah membangun kampung-kampung flori berbasis ekspor dengan menggaet petani milenial yang memiliki ketertarikan pasar florikultura. 

“Kami bekerja sama dengan Provinsi Jawa Barat dengan program Petani Milenial Jabar Juara, ada 580 petani milenial di bisnis florikultura dan Minaqu menjadi offtaker dan pembina dan tenaga ahli,” jelas Ade.

Dalam pemasaran produk florikultura, Minaqu mengoptimalkan pasar global secara melalui pemasaran digital. Di antaranya menggunakan sarana media sosial Facebook, Instagram, Linkedin, dan WhatsApp Bussiness.

Lebih dari itu, Minaqu membuat platform digital untuk petani mitra. Sehingga, mereka bisa mengunggah sendiri tanaman hias yang dimiliki dan diakses secara real time oleh 7 distributor Minaqu Home Nature yang ada di 6 negara yang telah bermitra.

Baca juga : Utang Luar Negeri Tembus Rp 5,922 T, BI: Masih Aman

Untuk lebih agresif menggarap pasar nasional dan ekspor, Minaqu pada 28 Oktober 2021 bertepatan dengan peringatan Hari Sumpah Pemuda nanti, akan meluncurkan laman e-commerce Minaqu Indonesia. Minaqu juga telah bekerja sama dengan IPC Logistics untuk membantu logistik ekspor produk tersebut bertajuk Minaquindonesia.com.

"Upaya ini adalah bagian dari strategi pemasaran yang ditujukan untuk menyampaikan peluang besar bagi petani. Terutama dalam meraih potensi pasar global dan peluang membawa produk pertanian Indonesia go global," ungkapnya.

Ade mengungkapkan, fokus pasar ekspor potted plant dari Minaqu Home Nature antara lain Jerman, Belanda, Inggris, Korea Selatan, Kanada, Polandia, Florida, Seattle, California (Amerika Serikat), Belgia, Norwegia, Perancis, Nigeria, Hongkong, Malaysia, Singapura, dan Australia. 

"Kami juga sudah mengakuisisi 3 green house di Cyprus menjadi hub Minaqu untuk membanjiri Benua Afrika, Timur Tengah dan Turki,” jelas Ade.

Minaqu pun terus mengembangkan pasar ke wilayah Timur Tengah, Afrika, Kuwait, yang selama ini mereka datangkan tanaman tropis dari Belanda karena Belanda menguasai 40 persen pasar tanaman global. [DWI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.