Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Menteri Bahlil Berupaya Pernuhi Target Investasi Rp 900 Triliun Tahun Ini

Jumat, 29 Oktober 2021 00:08 WIB
Menteri Investasi/Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia
Menteri Investasi/Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia

RM.id  Rakyat Merdeka - Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BPKM) mencatat realisasi investasi sepanjang  Triwulan III-2021 mencapai Rp 216,7 triliun, atau naik 3,7 persen dibandingkan periode  sebelumnya yang tercatat Rp 209 triliun. 

Dengan membaiknya investasi ini, Menteri Investasi/Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia optimistis target investasi tahun ini sebesar Rp 900 triliun bakal tercapai.

“Pada pertengahan Agustus, pergerakan ekonomi riil terus membaik, sehingga para pelaku usaha dapat melakukan percepatan konstruksi atau pembangunan proyeknya,” jelas Menteri Investasi/Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia, dikutip dari laman resmi Kementerian Investasi, Kamis (28/10). 

BKPM mencatat, realisasi investasi Penanaman Modal Dalam Negeri  (PMDN) pada Triwulan III-2021 sebesar Rp 113,5 triliun, atau 52,4 persen dari total capaian realisasi investasi, dengan penyerapan tenaga kerja Indonesia sebanyak 133.972 orang. 

Jumlah ini terjadi kenaikan realisasi investasi PMDN pada Triwulan III-2021 jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2020, yaitu sebesar 10,3 persen dari Rp 102,9 triliun. 

Sektor penyumbang terbesar PMDN berasal dari perumahan, kawasan industri, dan perkantoran sebesar Rp 20,6 triliun atau 18,2 persen. Sedangkan untuk lokasi proyek, realisasi investasi terbesar berada di Jawa Barat dengan angka investasi Rp17,1 triliun atau 15,1 persen. 

Baca juga : Bahlil: Serapan Kredit Masih Minim, Izin UMKM Harus Dikebut

Sementara itu, realisasi investasi Penanaman Modal Asing (PMA) pada Triwulan III-2021 mencapai Rp103,2 triliun atau 47,6 persen dari total capaian realisasi investasi, dengan penyerapan tenaga kerja Indonesia sebanyak 154.715 orang. 

Jika dibandingkan dengan periode yang sama pada 2020, terjadi sedikit perlambatan sebesar 2,7 persen, dari Rp 106,1 triliun menjadi Rp 103,2 triliun. 

Sektor penyumbang realisasi PMA terbesar berasal dari industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya sebesar Rp 21,5 triliun, atau 20,9 persen. 

Untuk lokasi proyek, realisasi investasi terbesar berada di Jawa Barat dengan nilai Rp 17,7 triliun atau 17,1 persen. 

PMA yang menyumbangkan realisasi terbesar berasal dari negara Singapura di angka Rp 37,4 triliun atau 36,2 persen. 

Berdasarkan persebaran, realisasi investasi di Pulau Jawa mencapai Rp 104,2 triliun (48,1 persen), sedangkan di luar Pulau Jawa sebesar Rp 112,5 triliun (51,9 persen). 

Baca juga : Mentan Beri Bantuan Rp 120 Miliar Untuk Petani NTB

Kinerja realisasi investasi di luar Pulau Jawa lebih tinggi dibandingkan dengan Pulau Jawa karena diberlakukannya PPKM Level 3 dan Level 4 di Pulau Jawa dan Bali, sementara realisasi investasi di luar Pulau Jawa dan Bali, tetap berjalan dengan sebagian PPKM level 1 dan 2. 

Pada periode Triwulan III-2021 ini terdapat beberapa pelaku usaha yang mulai konstruksi, antara lain di bidang usaha aktivitas data centre, industri baterai litium, otomotif dan komponennya, serta makanan dan minuman di Jawa Barat; industri alas kaki di Jawa Tengah; serta bidang usaha lainnya yang menjanjikan menjadi basis industri pengolahan dan penunjang sektor jasa. 

Untuk itu, Kementerian Investasi/BKPM akan mewujudkan Indonesia maju di tahun 2045 dengan memastikan investasi-investasi yang menjadi tulang punggung kemandirian (backbone) industri dalam negeri dan transformasi ekonomi dapat diwujudkan. 

“Pembangunan pabrik baterai litium 10 GWh mulai konstruksi dan produksi mobil listrik akan dimulai akhir tahun 2022 atau awal tahun 2023 yang memastikan Indonesia akan menjadi hub industri baterai dan mobil listrik di kawasan Asia Tenggara, sehingga pada akhirnya akan mengubah paradigma lama ‘mengekspor tanah, air, dan komoditas’ menjadi ekspor produk yang bernilai tambah tinggi,” ujar Bahlil. 

Secara kumulatif, sepanjang Januari-September tahun 2021, kinerja realisasi investasi Indonesia tercatat mencapai Rp 659,4 triliun, atau 73,3 persen dari target Rp 900 triliun. 

Capaian ini terdiri atas PMA sebesar Rp 331,7 triliun (50,3 persen) dan PMDN sebesar Rp 327,7 triliun (49,7 persen), dengan penyerapan tenaga kerja Indonesia sebanyak 912.402 orang yang berasal dari PMA sebanyak 447.116 orang dan PMDN sebanyak 465.286 orang. 

Baca juga : Gaet Investasi, Bahlil Pakai Gaya Juventus

Sektor penyumbang terbesar PMA berasal dari industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya Rp 72,3 triliun  atau 21,8 persen dan PMDN berasal dari perumahan, kawasan industri, dan perkantoran Rp 62,8 triliun  atau 19,2 persen. 

Lokasi proyek dengan realisasi investasi terbesar di Jawa Barat dengan PMA Rp 61,9 triliun atau 18,7 persen dan PMDN Rp 45,3 triliun  atau 13,8 persen. 

Adapun negara asal investasi terbesar adalah Singapura Rp 106,2 triliun  atau 32,0 persen. 

“Saya optimis di akhir tahun 2021, ekonomi dan investasi akan rebound. Target yang dibebankan Presiden Jokowi kepada Kementerian Investasi/BKPM sebesar Rp 900 triliun dapat dicapai,” pungkas Bahlil. [MFA]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.