Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Cari Terobosan, IKDKI Kaji Rumah Panggung Woloan

Sabtu, 30 Oktober 2021 13:20 WIB
Contoh Rumah Panggung Woloan yang tengah dikaji Ikatan Dosen Katolik Indonesia (IKDKI). (Foto: Ist)
Contoh Rumah Panggung Woloan yang tengah dikaji Ikatan Dosen Katolik Indonesia (IKDKI). (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Rumah adat Minahasa yakni rumah panggung woloan menjadi bahan kajian para dosen yang tergabung Ikatan Dosen Katolik Indonesia (IKDKI). Kajian ini untuk mencari terobosan pada pembangunan rumah panggung ke depan.

Rumah yang bermula dari rumah yang menempel pada pohon, kemudian berubah menjadi rumah panjang, dan yang bertahan hingga kini berbentuk panggung.

Ketua Umum IKDKI Agustinus Purna Irawan meyakini,.dengan mempelajari rumah adat Minahasa ini akan menghasilkan terobosan baru ke depannya untuk pengembangan Rumah Panggung Woloan. Sehingga bisa memberikan dampak baik untuk ekonomi dan sosial budaya terutama bagi masyarakat lokal.

"Di tengah arus modernisasi ini, kearifan lokal dan budaya nasional, perlu terus dilestarikan, dipelajari dan dikembangkan menjadi keunggulan nasional," kata Agustinus Purna Irawan dalam keterangannya, Sabtu (30/10).

Banyak filosofi yang terkandung di dalam budaya nasional. IKDKI, lanjut Agustinus, akan berkontribusi dalam pengembangan budaya nasional dan kearifan lokal, melalui berbagai kegiatan akademik, penelitian, publikasi dan pengabdian kepada masyarakat.

Baca juga : Awal Pekan, Rupiah Kurang Tenaga Lawan Dolar

"Maka penting bagi kami berkolaborasi dengan berbagai institusi dan organisasi di masyarakat," katanya.

Dijelaskan bahwa rumah adat Minahasa ini ada dalam penelitian Dr. WR Van Hoevell pada penelitiannya di tahun 1850.

Rumah adat Minahasa berbentuk panggung terdiri dari dua jenis, yaitu berpilar batu (Wale Weiwangin) dan berpilar balok kayu (Wale Meito’tol). Jenis kedua inilah yang menjadi model rumah minahasa yang diperjual-belikan di Desa Woloan.

Rumah adat Minahasa memiliki makna yang mendalam bagi masyarakat Minahasa. Kearifan lokal juga melekat di rumah ini.

Pembicara lain, Dr. Krismanto Kusbiantoro, melihat rumah panggung woloan dalam perspektif penguatan Arsitektur tradisional nusantara. Dari sisi arsitektur, rumah bisa dilihat dari dua dimensi yakni rumah sebagai tempat bernaung dan rumah sebagai tempat berlindung. 

Baca juga : Menteri Siti Nobatkan Tiga Kota Ramah Lingkungan Di ASEAN

Dalam kasus Arsitektur vernakular Asia Tenggara, yang memiliki iklim panas disertai dengan curah hujan dan kelembaban yang tinggi (Sekitar 70-100 persen memiliki kelembaban tinggi dan suhu sekitar 30 derajat Celsius).

Maka pola yang logis adalah pola shelter/bernaung yang artinya memiliki bukan yang besar untuk udara mengalir. "Lalu cahaya matahari masuk ke dalam ruang dan atap yang lebar dan besar untuk menahan curah hujan yang tinggi," kata Krismanto.

Tujuh (7) fitur umum hunian tradisional di Asia Tenggara yakni hunian tripartite, berlantai dengan berbagai ketinggian, atap yang condong keluar, hiasan pada wuwung, atap yang melengkung seperti sadel kuda dan treatment berbeda kayu antara akar dan pucuk.

Untuk arsitek rumah panggung Woloan merupakan Huniatan Tirpartite karena ada kaki berupa tiang panggung dengan kolongnya, badan rumah berupa dinding dengan jendela dan pintu serta kepala berupa atap pelana.

Krismanto juga menambahkan bahwa rumah panggung Woloan berlantai dengan berbagai ketinggian. Beda ketinggian pada area tertentu seperti teras kamar mandi lebih rendah. 

Baca juga : Chrissy Teigen, Lebih Tangguh Usai Keguguran

Pembicara lain, pengurus APINDO Anton J Supit memandang dari sisi ekonomi dan bisnis. Dia melihat seberapa besar pengaruh industri Rumah Panggung Woloan ini terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat lokal.

"Sebagai pengusaha, saya melihat bahwa untuk menaikkan nilai jual ataupun nilai wisata maka dibutuhkan sentuhan-sentuhan arsitektur modern tanpa harus meninggalkan unsur local wisdom," katanya.

Adapun diskusi ini digelar Dosen Katolik Indonesia (IKDKI), Kawanua Katolik (Kawkat) dan Pemerintah Kota Tomohon Sulawesi Utara. Inti dari webinar series pertama ini yang diselenggarakan oleh Ikatan Dosen Katolik Indonesia (IKDKI), Kawanua Katolik (Kawkat) dan Pemerintah Kota Tomohon Sulawesi Utara adalah penyatuan dari berbagai sudut pandang. [JAR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.